Perjanjian IPEF, kawasan Indo-Pasifik wujudkan ekonomi bersih dan adil

Pilar III Ekonomi Bersih (Clean Economy) merupakan bagian perjanjian IPEF.

Ardi Nugraha
A- A+
 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama menteri-menteri negara mitra sukses menandatangani perjanjian IPEF untuk Pilar Ekonomi Bersih, Pilar Ekonomi Adil, dan Perjanjian Kelembagaan IPEF (Overaching Agreement). | foto: @ekon
Kawasan Indo-Pasifik menjadi pusat perhatian global, tidak hanya karena pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga karena potensi strategisnya yang signifikan. 

Sebagai wujud dari komitmen negara-negara mitra Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF), 14 Menteri negara mitra IPEF hadir dalam Pertemuan Tingkat Menteri IPEF pada hari Kamis (6/6/2024) di Sands Expo & Convention Centre, Singapura. 

Pada pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama menteri-menteri negara mitra sukses menandatangani perjanjian IPEF untuk Pilar Ekonomi Bersih, Pilar Ekonomi Adil, dan Perjanjian Kelembagaan IPEF (Overaching Agreement). 

Tercapainya kesepakatan pada perjanjian IPEF merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang menciptakan terobosan baru dalam upaya membangun kesejahteraan kolektif yang bersih dan adil melalui perjanjian kerja sama negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.

Pilar III Ekonomi Bersih (Clean Economy) merupakan bagian perjanjian IPEF untuk mewujudkan perekonomian global yang bersih dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. 

Pada pilar ini, negara-negara anggota IPEF saling berkomitmen untuk meningkatkan kegiatan perekonomian yang berorientasi ramah lingkungan melalui berbagi informasi dan praktik terbaik mengenai pelaksanaan kegiatan ekonomi bersih, penelusuran terhadap potensi masing-masing negara untuk turut berpartisipasi pada praktik ekonomi ramah lingkungan.

Selain itu, dibukanya kesempatan investasi yang luas bagi pihak swasta pada negara-negara anggota IPEF yang memiliki orientasi bisnis selaras dengan ekonomi hijau.

Beberapa inisiatif turunan dari Pilar III adalah Cooperative Work Program (CWP) serta Clean Economy Investor Forum (CEIF), yang di dalamnya juga dimuat IPEF Catalytic Capital Fund sebagai skema pendanaan bagi beberapa proyek infrastruktur keikliman yang berkualitas tinggi hingga sebesar USD 3,3 miliar.

Dalam rangka mendukung implementasi efektif dari komitmen di bawah Perjanjian Pilar IV (Fair Economy), para mitra IPEF menyambut baik pengumuman program Capacity Building and Technical Assistance (TACB) melalui Katalog Inisiatif TACB. 

Program-program ini dirancang untuk memperkuat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, termasuk pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta meningkatkan transparansi dan pertukaran informasi perpajakan.

Katalog Inisiatif TACB akan menyediakan berbagai kesempatan bagi mitra IPEF untuk mengembangkan kebijakan anti-korupsi dan administrasi pajak yang efektif, melalui pelatihan bagi pejabat pemerintah dalam investigasi dan penuntutan kasus korupsi, serta workshop untuk meningkatkan integritas dan sistem pelaporan online. 

Indonesia berharap bahwa ke depannya akan ada lebih banyak penawaran dari mitra IPEF terkait TACB, guna membantu mitra IPEF dalam mencapai komitmen tinggi Pilar IV.

Indonesia bersama negara mitra akan mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan, termasuk konsultasi domestik dan proses ratifikasi dari Perjanjian IPEF Pilar III dan IV yang memasuki masa entry into force pada 7 Juni 2024. 

Selain itu, negara mitra IPEF akan terus berkomitmen untuk berkolaborasi pada ekonomi bersih dan ekonomi adil dalam kerangka IPEF secara lebih luas. 

Sustainable.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto, secara terbuka memaparkan berbagai data dan pencapaian terbaru terkait investasi di Indonesia dalam forum investor yang digelar di Singapura.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga tidak hanya menyampaikan angka-angka investasi yang berhasil diraih, tetapi juga menjelaskan strategi dan kebijakan pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan investasi di tanah air.

Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia berhasil menarik investasi dalam jumlah yang signifikan pada tahun lalu, dengan berbagai sektor menunjukkan performa yang kuat. 

Miliki target investasi sebesar Rp1.650 triliun di 2024, Pemerintah Indonesia terus mendorong peningkatan investasi infrastruktur dan memanfaatkan berbagai momentum kerja sama kawasan dalam pembangunan berkelanjutan, termasuk hadir dalam ajang Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) Clean Economy Investor Forum 2024 yang berlangsung di Singapura, Kamis (6/6/2024). 

Forum investor ini merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri IPEF yang berlangsung dari tanggal 5 Juni hingga 6 Juni di Singapura.

Dibuka dengan sambutan dari Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, agenda IPEF CEIF 2024 juga merupakan platform yang mempertemukan para investor dari berbagai belahan dunia dengan proyek-proyek berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik dan berfokus pada proyek yang mendukung ekonomi bersih dan teknologi iklim. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai kesepakatan investasi sebagai manfaat nyata dari kerja sama IPEF.

Selain memberi sambutan hangat dan mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta forum, PM Lawrence Wong juga menyampaikan pentingnya pilar clean economy untuk mengakselerasi pembangunan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Investasi di sektor ini juga akan memberikan dukungan bagi energi bersih dan infrastruktur berkelanjutan.

Memberikan keynote speech dalam forum tersebut, US Secretary of Commerce Gina Raimondo menyampaikan bahwa Amerika Serikat akan mengucurkan dana sebesar USD25 miliar ke kawasan Indo-pasifik melalui para investor yang turut menghadiri forum untuk mencari peluang investasi. 

Selain itu, Secretary Gina Raimondo juga menyinggung dukungannya bagi berbagai proyek di sejumlah negara mitra IPEF termasuk pembangunan Data Center di Indonesia.

Dalam forum ini, Menko Airlangga menjadi Panelis yang membuka Panel Discussion dengan tema Building Tomorrow: Sustainable Infrastructure Investment for A Resilient Future, bersama dengan India Commerce Secretary Shri Sunil Barthwal, CEO Temasek Holdings (Private) Limited & Temasek International Pte. Ltd. Dilhan Pillay, serta Co-Chief Executive Officer, KKR & Co. Inc. Joseph Bae.
"Bagi Indonesia, target pendanaan investasi yang dibutuhkan bagi Enhanced Nationally Determined Contribution Indonesia mencapai sekitar USD281 miliar. Terkait dengan perncapaian net zero emission hingga tahun 2060, Indonesia membutuhkan sekitar USD1,1 triliun," ungkap Menko Airlangga.
Selain itu, Indonesia juga melakukan kerja sama melalui skema ASEAN Zero Emission Community (AZEC) dengan pendanaan sebesar USD500 miliar yang melibatkan proyek-proyek unggulan seperti proyek geothermal Muara Laboh dengan kapasitas 80MW dan Pembangkit Listrik Tenaga sampah di Legok Nangka dengan kapasitas 35MW-40MW.

"Indonesia juga memberikan dukungan kebijakan bagi Kawasan Ekonomi Khusus dan Undang-Undang Cipta Kerja," ujar Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia juga menawarkan 21 proyek infrastruktur hijau berkelanjutan sebagai peluang investasi yang potensial dalam rangkaian pertemuan IPEF kali ini, dimana19 diantaranya merupakan pipeline projects.

"Dua proyek sudah dalam kategori siap yakni Green Refinery Cilacap dengan nilai sebesar USD860 juta serta Green Refinery Plaju Sumatera Selatan yang juga bernilai USD860 juta," beber Menko Airlangga. 
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.


News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks