Biden perketat aturan main AI, Trump malah ingin mempermudah

Perintah tersebut menyerukan peninjauan segera terhadap apa yang disebutnya sebagai "peraturan yang tidak perlu dan memberatkan" pada pengembangan AI.

Dharma Putra
A- A+
Trump vs Biden. | foto: cover
Sekutu mantan Presiden Donald Trump dilaporkan telah menyusun perintah eksekutif artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang bertujuan untuk meningkatkan teknologi militer dan mengurangi regulasi pada pengembangan AI.

Melansir dari laman The Washington Post, Jumat (19/7/2024) media berbasis di Amerika Serikat (AS) itu melaporkan rencana tersebut, yang mencakup bagian berjudul "Make America First in AI," menandakan potensi perubahan dramatis dalam kebijakan AI jika Trump kembali ke Gedung Putih pada tahun 2025.

Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang menyentuh risiko AI, deepfake, dan privasi, Draf perintah tersebut, dalam laporan itu menguraikan serangkaian "Proyek Manhattan" untuk memajukan kemampuan AI militer.
"Kerangka kerja tersebut juga akan menciptakan badan-badan yang “dipimpin oleh industri” untuk mengevaluasi model-model AI dan mengamankan sistem dari musuh asing, menurut salinan dokumen yang dilihat secara eksklusif oleh The Washington Post. Kerangka kerja tersebut — yang mencakup bagian berjudul “Make America First in AI” — menyajikan strategi yang sangat berbeda untuk sektor yang sedang berkembang pesat tersebut dibandingkan dengan strategi pemerintahan Biden, yang tahun lalu mengeluarkan perintah eksekutif yang luas yang memanfaatkan kewenangan darurat untuk menguji keamanan sistem AI generasi berikutnya," tulis laporan tersebut.
Perintah tersebut menyerukan peninjauan segera terhadap apa yang disebutnya sebagai "peraturan yang tidak perlu dan memberatkan" pada pengembangan AI. 

Pendekatan tersebut menandai kontras dengan perintah eksekutif pemerintahan Biden dari Oktober lalu tahun lalu, yang memberlakukan persyaratan pengujian keamanan baru pada sistem AI tingkat lanjut.

Terpisah, sebelumnya Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Joe Biden-Kamala Harris terus melangkah kedepan untuk membuat regulasi dan kesepakatan atas penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasaan buatan.

Sejak menjabat, Presiden Biden, Wakil Presiden Harris, dan seluruh Administrasi Biden-Harris telah bergerak dengan urgensi untuk meraih janji yang luar biasa dan mengelola risiko yang ditimbulkan oleh Kecerdasan Buatan dan untuk melindungi hak dan keselamatan orang Amerika. 

Sebagai bagian dari komitmen ini, Presiden Biden mengumpulkan tujuh perusahaan AI terkemuka di Gedung Putih diantaranya Amazon, Anthropic, Google, Inflection, Meta, Microsoft, dan OpenAI. 

Seperti penelusuran topik.id, Senin (24/7/2023) dari laman resmi whitehouse.gov mengumumkan bahwa Administrasi Biden-Harris telah mendapatkan komitmen sukarela dari perusahaan-perusahaan ini untuk membantu bergerak menuju pengembangan teknologi AI yang aman, terjamin, dan transparan .   

"Perusahaan yang mengembangkan teknologi baru ini memiliki tanggung jawab untuk memastikan produk mereka aman. Untuk memaksimalkan potensi AI, Administrasi Biden-Harris mendorong industri ini untuk menegakkan standar tertinggi guna memastikan bahwa inovasi tidak mengorbankan hak dan keselamatan orang Amerika," keterangan resmi yang tertulis dari laman whitehouse.gov.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks