iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Ambisi chip AI Malaysia, Indonesia kalah cepat

Pendekatan Malaysia memanfaatkan sumber daya Arm, alih-alih membangun teknologi chip dari awal untuk percepat keunggulan persaingan di Asia Tenggara.

author photo
A- A+
cover
Pemerintah Malaysia bertaruh besar pada bidang semikonduktor dengan berinvestasi sebesar $250 juta dalam teknologi chip Arm Holdings. Kesepakatan selama satu dekade yang memberikan akses kepada Malaysia ke tujuh subsistem komputasi Arm dan hak kekayaan intelektual terkait, yang secara historis berfokus pada perakitan dan pengemasan chip artificial intelligence (AI).
"Kolaborasi ini akan mendorong ambisi chip AI Malaysia, pengembangan bakat, dan inovasi semikonduktor, dengan dampak ekosistem yang diproyeksikan sebesar RM133 miliar ($30 miliar)," tulis Kementerian Ekonomi Malaysia dalam pengumuman pada 5 Maret 20225, dikutip topik.id dalam pernyataan resminya, Jumat (14/3/2025).
Malaysia akan membayar Arm $250 juta selama 10 tahun untuk akses desain chip, dengan tujuan memproduksi semikonduktornya sendiri pada tahun 2030 sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Arm akan melatih 10.000 insinyur Malaysia dan mendirikan kantor ASEAN pertamanya di negara tersebut.

"Di inti inisiatif ini adalah visi pemerintah untuk membangun cip AI pertama Malaysia di industri maju, dengan pendekatan yang mengutamakan sumber daya lokal di setiap bagian rantai pasokan. Arm juga berencana membuka kantor di Malaysia untuk mendukung misi GOM dalam memperluas jangkauan ke pasar ASEAN, serta Australia dan Selandia Baru," terangnya.

Kesepakatan ini juga memajukan strategi Silicon Vision Malaysia, sebuah inisiatif nasional untuk memperkuat sektor semikonduktor lokal. 

Sementara itu, Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli menekankan bahwa langkah ini bertujuan untuk mengamankan posisi negara dalam rantai pasokan AI global, bukan sekadar menanggapi ketegangan geopolitik antara AS dan China. 

"Hal ini mencerminkan pergeseran strategis dari ketergantungan pada insentif uang tunai dan pembebasan pajak untuk perusahaan asing, menuju pendekatan berbasis kekayaan intelektual sebagai daya tarik utama. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong inovasi lokal dalam teknologi frontier seperti pusat data AI, kendaraan otonom, dan robotika," ungkapnya.

Implikasi yang lebih luas dari kesepakatan ini sangat signifikan. Malaysia, yang saat ini menguasai sekitar 13% perakitan dan pengujian chip dunia, kini ingin bersaing dalam desain semikonduktor, domain yang selama ini didominasi oleh AS, Taiwan, dan Korea Selatan. Pemerintah berharap inisiatif ini dapat menghasilkan dampak ekonomi sebesar $30 miliar melalui inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekspor.


"Dampak ekosistem yang diproyeksikan dari satu siklus hidup penuh Arm CSS diperkirakan mencapai RM 133 miliar (USD 30 miliar), dengan dampak ekonomi berupa inovasi, penciptaan lapangan kerja, peningkatan upah, ekspor, dan investasi," jelasnya.

Perubahan Malaysia terjadi pada saat negara-negara di seluruh dunia berlomba-lomba mengamankan produksi chip domestik di tengah gangguan rantai pasokan dan meningkatnya permintaan perangkat keras bertenaga AI. Negara-negara seperti AS, Jepang, dan China telah meluncurkan inisiatif semikonduktor bernilai miliaran dolar. 

Dengan target ekspor semikonduktor mencapai $270 miliar pada tahun 2030, Malaysia memposisikan dirinya sebagai pemain yang sedang naik daun dalam industri chip berbasis AI. Apakah investasi berani ini akan membuahkan hasil bergantung pada seberapa cepat negara tersebut dapat mengubah kekayaan intelektual barunya menjadi produk yang layak dan siap dipasarkan.

"Dengan memanfaatkan infrastruktur AI Malaysia, pasokan energi terbarukan, dan ekosistem chip backend yang kuat, kemitraan ini bukan hanya soal mengejar ketertinggalan, tetapi melompati ke masa depan teknologi canggih," terangnya.

Pendekatan Malaysia, memanfaatkan IP Arm yang ada alih-alih membangun teknologi chip dari awal dapat memungkinkannya memperoleh keunggulan kompetitif lebih cepat. Lantas bagaimana dengan manuver Indonesia di bidang chip? 

Indonesia kalah cepat.


Ketua Dewan Ekonomi dan Penasihat Presiden, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebutkan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi "perang chip", sebuah kompetisi sengit dalam penguasaan teknologi semikonduktor skala global.

"Oktober 2023, Amerika Serikat memperketat aturan ekspor semikonduktor ke China untuk membatasi akses terhadap teknologi canggih. Langkah ini menunjukkan bagaimana perang modern bergeser dari artileri ke teknologi, dengan dampak besar pada rantai pasokan global. Di sisi lain, China mempercepat investasi untuk membangun kemampuan teknologinya sendiri, mengurangi ketergantungan pada teknologi asing," tulis Luhut di fanspage resminya, dikutip Sabtu (18/1/2025).

Lanjut Luhut, di tengah dinamika ini, Indonesia menghadapi tantangan besar. Teknologi chip adalah kunci bagi industri masa depan, dari kecerdasan buatan hingga kendaraan listrik. Dalam diskusi bersama Ray Dalio, salah satu anggota Global Advisory Board Dewan Ekonomi Nasional beberapa hari lalu, ia menekankan bahwa negara yang menguasai teknologi chip akan memimpin masa depan. 

"Kita tidak bisa terus menjadi penonton, apalagi saat negara tetangga mulai memberikan insentif besar untuk menarik investasi teknologi," ungkapnya.

"Pernyataan Ray ini mengingatkan saya pada pengalaman bersama Alm. Sehat Sutardja, diaspora Indonesia yang sukses di Silicon Valley sebagai CEO Marvell Technology. Sehat pernah mengutarakan niatnya kepada saya untuk membangun industri semikonduktor di Indonesia. Namun, karena kurangnya respons cepat, peluang itu hilang. Saat ini, meskipun terlambat, kita harus bergerak lebih agresif. Kita bisa mulai dengan menjadikan kampus seperti ITB sebagai special economic zone untuk semikonduktor," tambahnya.

Luhut juga merincikan Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di industri chip global. Namun, konsistensi regulasi menjadi tantangan yang harus segera dibereskan. 

"Ketika saya melaporkan hal ini kepada Presiden Prabowo, saya sampaikan pentingnya menjaga kepercayaan dengan kebijakan yang jelas dan janji yang ditepati. Kepastian hukum dan regulasi yang konsisten adalah kunci untuk menarik investasi strategis," tegasnya.

Luhut menekankan, sebagai negara yang berdaulat, Indonesia harus berani mengambil langkah besar untuk mengamankan masa depan. Tidak ada negara maju yang ingin negara berkembang setara dengan mereka. 

"Oleh karena itu, kita harus tetap kompak dalam menghadapi situasi global yang semakin kompleks. Dengan kebijakan yang transparan, akuntabel, dan efisien, saya yakin Indonesia dapat menjadi pemain utama di industri teknologi global," harapnya.

Kolaborasi kembangkang chip.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyaksikan penandatanganan kerja sama RI dan Purdue University.
Republik Indonesia (RI) menjalin kolaborasi strategis dengan Purdue University, salah satu institusi terkemuka di dunia dalam penelitian teknologi, untuk memperkuat sektor semikonduktor. Kerja sama ini bertujuan untuk mendorong pengembangan teknologi tinggi di Tanah Air, termasuk transfer pengetahuan, peningkatan sumber daya manusia, dan penguatan infrastruktur industri. 

Sebagai langkah konkret dari implementasi peta jalan (roadmap) pengembangan ekosistem industri semikonduktor Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyaksikan penandatanganan kerja sama keilmuan dan pendidikan antara Satuan Tugas Penyiapan Ekosistem Semikonduktor Indonesia (Satgas Semikonduktor Indonesia) dengan Purdue University melalui Memorandum of Understanding (MoU) di KBRI Washington, DC, Amerika Serikat, Kamis (21/11/2024) waktu setempat. 

Penandatanganan ini dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional selaku Ketua Tim Pelaksana Satgas Semikonduktor Indonesia dengan Senior Vice President for Partnership and Online dari Purdue University.

"Penandatangan MoU ini menjadi momentum bersejarah dalam kerja sama pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Indonesia di sektor semikonduktor, terutama pengembangan pendidikan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)," jelas Menko Airlangga. 

Menko Airlangga optimis MoU ini dapat menjadi  landasan yang kuat bagi upaya bersama untuk meningkatkan keahlian semikonduktor, pendidikan, penelitian dan inovasi, serta mendorong pertumbuhan dan ketahanan sektor teknologi Indonesia.

"MoU diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan ketahanan rantai pasokan strategis, dan sektor lainnya, terutama di sektor semikonduktor yang penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia," terang Menko Airlangga. 

Menko Airlangga juga menekankan bahwa saat ini semikonduktor menjadi industri paling strategis di banyak negara dengan kompetisi yang sangat ketat sejalan dengan pesatnya perkembangan ekonomi digital.

Mewakili Purdue University, Dimitrios Peroulis, Senior Vice President for Partnerships and Online mengungkapkan apresiasi atas kepercayaan Indonesia untuk bekerja sama dengan Purdue University.  

Sebagai catatan, Purdue University telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara lainnya di sektor Pendidikan Tinggi Semikonduktor diantaranya dengan Pemerintah Panama, India, dan Republik Dominika.

Sebagai tindak lanjut, Satgas Semikonduktor Indonesia bersama Purdue University akan membentuk tim untuk menyusun rencana aksi (Plan of Action) sebagai bentuk implementasi MoU.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks