iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Membaca strategi Google demi energi bersih di banyak negara

Google menunjukkan pendekatan inovatif dan terukur di berbagai negara, mulai dari Amerika Serikat hingga Asia Pasifik.

author photo
A- A+
Fervo Energy disalurkan oleh NV Energy, daya bersih mendukung pusat data dan wilayah cloud Google di Nevada | @google
Dalam strategi globalnya membangun energi bersih, Google menunjukkan pendekatan inovatif dan terukur di berbagai negara, mulai dari Amerika Serikat hingga Asia Pasifik yang menjadikan investasi hijau untuk masa depan. 

Di Nevada, Google bekerja sama dengan NV Energy melalui skema Tarif Transisi Bersih (CTT) untuk menghadirkan 115 MW panas bumi baru demi mendukung pusat data, sekaligus menjadi model replikasi energi bersih di pasar lainnya. 

Kepala Inovasi Pasar Energi Google, Briana Kobor mengungkapkan Komisi Utilitas Publik Nevada telah menyetujui kemitraan pertama kami dengan NV Energy untuk menghadirkan kapasitas baru dan bersih ke Nevada di bawah Tarif Transisi Bersih (CTT).
"Jenis tarif utilitas baru ini menciptakan jalur yang dapat diskalakan bagi perusahaan utilitas dan pengguna energi besar untuk berinvestasi dalam listrik yang bersih dan andal serta mempercepat teknologi canggih. CTT dapat direplikasi di banyak pasar listrik AS, dan kami telah melihat adanya perbincangan di beberapa negara bagian lainnya," jelas Briana Kobor dalam tulisannya di website resmi Google, dikutip Kamis (14/5/2025).
Lanjutnya, projek itu diumumkan tahun lalu dan disetujui hari ini, perjanjian pasokan energi Google akan menambah 115 MW daya panas bumi baru yang ditingkatkan "sepanjang waktu" ke jaringan listrik Nevada. 

"Dikembangkan oleh Fervo Energy dan disalurkan oleh NV Energy, daya bersih ini akan mendukung pusat data dan wilayah cloud Google di Nevada, sekaligus membawa kita lebih dekat ke tujuan energi bebas karbon (CFE) 24/7 kami," ungkapnya.

Google beli ladang angin lepas pantai pertama di Belanda.

Shell NoordzeeWind merupakan ladang angin lepas pantai tertua dan pertama yang menjalani perpanjangan masa pakai di Belanda. © Shell/Henk Honing
Sebelumnya, Google juga mengumumkan langkah besar dalam transisi energi bersih dengan membeli ladang angin lepas pantai pertama di Belanda. Melalui perjanjian pembelian daya (Power Purchase Agreement/PPA) terbaru bersama Shell.

Google memperlihatkan pendekatan inovatif dalam menjaga keberlanjutan sumber daya energi terbarukan yang telah ada. Ini bukan hanya langkah bisnis, tapi juga bentuk komitmen terhadap masa depan energi rendah karbon.

Pimpinan Senior, Strategi Energi, EMEA, Enrique Frances mengungkapkan  Apa yang membuat perjanjian ini istimewa adalah bahwa ini merupakan pertama kalinya Google menggunakan skema PPA untuk memperpanjang umur operasional ladang angin. 

Biasanya, PPA dilakukan untuk proyek baru, namun dalam kasus ini, PPA justru dipakai untuk menyelamatkan ladang angin yang hampir pensiun. Langkah ini memungkinkan keberlanjutan pasokan energi hijau yang sudah ada tanpa harus membangun dari nol.

"Perjanjian pembelian daya (PPA) terbaru Google dengan Shell merupakan pertama kalinya PPA perusahaan memperpanjang umur ladang angin lepas pantai. Perjanjian ini akan memperpanjang umur ladang angin lepas pantai pertama di Belanda setidaknya empat tahun setelah tanggal penghentian operasional awalnya," jelas Enrique di laman resmi Google, dinukil Rabu (7/5/2025).

Perjanjian tersebut mencakup pembelian 100% dari kapasitas 108 megawatt yang dihasilkan ladang angin tersebut. Dengan komitmen penuh dari Google, Shell kini dapat memperpanjang izin operasional serta melakukan peningkatan penting pada infrastruktur. Ini akan memperpanjang umur ladang angin setidaknya empat tahun lebih lama dari rencana awal penghentian operasionalnya.

Peningkatan dan perpanjangan operasional ini mencegah hilangnya potensi energi bersih yang sangat dibutuhkan dalam transisi menuju sumber daya bebas karbon. Jika tidak diperpanjang, ladang angin ini bisa berhenti beroperasi, mengurangi pasokan listrik ramah lingkungan yang sudah tersedia di jaringan listrik Belanda.

Sejauh ini, Google telah mendukung lebih dari 1 gigawatt kapasitas pembangkit energi bersih di Belanda melalui berbagai PPA. Hal ini menunjukkan konsistensi perusahaan dalam berinvestasi pada proyek-proyek yang berdampak langsung pada pengurangan emisi karbon. Dukungan terhadap ladang angin ini hanyalah satu dari sekian banyak proyek ambisius yang telah dilakukan.

"Kami membeli 100% kapasitas 108 megawatt ladang angin, yang memungkinkan Shell untuk mendapatkan perpanjangan izin dan berinvestasi dalam peningkatan penting, mencegah hilangnya energi bersih yang berharga secara dini. Prakarsa ini membantu menjaga sumber daya energi bebas karbon yang ada di jaringan listrik yang jika tidak akan dihentikan," teranganya.

Investasi dalam energi angin lepas pantai, khususnya proyek ini yang merupakan proyek terbesar Google dalam kategori tersebut, menunjukkan skala dan keseriusan komitmen mereka terhadap energi terbarukan. Selain mendukung keberlanjutan, proyek ini juga membuka peluang bagi pembaruan teknologi dan peningkatan efisiensi di sektor energi angin.

Melalui langkah ini, Google berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk melakukan hal serupa: menghidupkan kembali aset energi bersih yang nyaris dihentikan. Kemitraan seperti ini dapat menjadi model masa depan dalam mengelola transisi energi, di mana inovasi tak hanya datang dari pembangunan baru, tapi juga dari perpanjangan nilai terhadap investasi yang sudah ada.

"Hingga saat ini, kami telah mendukung lebih dari 1 gigawatt kapasitas pembangkitan energi bersih 2 di Belanda melalui PPA. Investasi dalam angin lepas pantai ini, termasuk proyek angin lepas pantai terbesar kami yang pernah ada , mencerminkan komitmen kami yang lebih luas terhadap masa depan bebas karbon dan harapan kami untuk menginspirasi kemitraan serupa yang memberikan kehidupan baru bagi aset energi bersih yang menghadapi masa pensiun," ungkapnya.

Google beli energi terbarukan pertama di Asia Pasifik.

Google Taiwan | @google
Tidak itu saja, Google juga menandatangani perjanjian pembelian tenaga angin lepas pantai (Power Purchase Agreement/PPA) pertamanya di Asia Pasifik. 

Proyek ini menandai pencapaian penting bagi Google, yang terus memperluas portofolio energi terbarukannya ke berbagai wilayah di dunia, termasuk kawasan Asia yang sedang berkembang pesat dalam sektor teknologi dan energi.

Energi yang dibeli oleh Google akan berasal dari proyek angin lepas pantai Fengmiao I, yang dikembangkan oleh Copenhagen Infrastructure Partners. Proyek ini tidak hanya menjadi yang pertama bagi Google di kawasan ini, tetapi juga menjadi pelopor dalam pemanfaatan angin lepas pantai di Taiwan, sebuah negara yang mulai memperkuat komitmennya terhadap energi bersih dan berkelanjutan.

Proyek Fengmiao I merupakan proyek pertama dari program lelang Putaran 3.1 Taiwan yang berhasil mencapai penutupan finansial. Keberhasilan ini menandai langkah besar bagi sektor energi terbarukan di Taiwan dan menjadi katalis penting bagi pengembangan proyek-proyek serupa di masa depan. Ini menunjukkan bahwa Taiwan kini semakin serius dalam mengejar target energi bersihnya.

"Google membeli energi terbarukan dari proyek angin lepas pantai Fengmiao I, yang dikembangkan oleh Copenhagen Infrastructure Partners. Sebagai proyek pertama dari lelang Putaran 3.1 Taiwan yang mencapai penutupan finansial, proyek ini merupakan katalis penting bagi sektor angin lepas pantai setempat," tulis Google dalam pengumuman resminya, dikutip topik.id Selasa (22/4/2025).

Ketika mulai beroperasi pada tahun 2027, proyek ini akan menyediakan pasokan listrik yang andal untuk mendukung berbagai fasilitas Google di Taiwan. Termasuk di antaranya pusat data, wilayah cloud, dan kantor-kantor perusahaan yang membutuhkan pasokan energi besar dan stabil untuk operasional sehari-hari.

Langkah Google ini tidak hanya berdampak pada operasional internal, tapi memberikan sinyal kuat bagi industri teknologi global tentang pentingnya berinvestasi pada energi terbarukan. Melalui inisiatif seperti ini, Google berharap bisa menjadi pemimpin dalam peralihan menuju ekonomi rendah karbon, khususnya di sektor digital dan teknologi informasi.

"Setelah beroperasi pada tahun 2027, proyek ini akan menyediakan daya yang andal untuk mendukung pusat data, wilayah cloud, dan kantor Google di Taiwan," jelasnya.

Investasi ini juga memperkuat portofolio teknologi energi Google di Taiwan yang sebelumnya telah mencakup tenaga surya dan panas bumi. Kombinasi berbagai sumber energi terbarukan ini dirancang untuk memastikan stabilitas pasokan energi serta efisiensi biaya, sekaligus mendukung pertumbuhan bisnis Google yang terus meningkat di kawasan Asia Pasifik.

Selain memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan, proyek ini merupakan bagian dari upaya global Google dalam mencapai target pengoperasian bebas karbon (Carbon-Free Energy/CFE) selama 24 jam penuh setiap hari, di semua jaringan tempat beroperasi. Target ambisius ini menuntut investasi besar dan konsistensi dalam pemilihan sumber energi yang benar-benar bersih.

Secara keseluruhan, keputusan Google untuk membeli energi dari proyek Fengmiao I bukan hanya sekadar transaksi bisnis, melainkan bagian dari strategi jangka panjang yang memperkuat posisinya sebagai perusahaan teknologi yang peduli lingkungan. 

Google juga membuka peluang kerja sama baru antara sektor swasta dan pemerintah untuk mempercepat transisi energi bersih di Asia Pasifik.

"Tonggak sejarah ini dibangun berdasarkan portofolio teknologi energi kami yang ada di Taiwan, termasuk tenaga surya dan panas bumi, yang menyediakan energi yang andal dan hemat biaya untuk memenuhi permintaan yang meningkat dan membawa kami lebih dekat ke pengoperasian energi bebas karbon (CFE) 24/7 di setiap jaringan tempat kami beroperasi," terannya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks