Meta AI tidak diminati, ChatGPT kuasai market GenAI Indonesia

cover | topik.id

Selama 90 hari terakhir, data Google Trends menunjukkan dominasi yang sangat kuat dari ChatGPT dibandingkan Meta AI di wilayah Indonesia. Dalam grafik minat seiring waktu, ChatGPT konsisten mencatat angka tinggi dengan fluktuasi yang relatif stabil, sementara Meta AI hampir tidak terlihat dalam grafik pencarian. Hal ini menandakan bahwa tingkat ketertarikan warganet Indonesia terhadap layanan AI besutan OpenAI sangat tingggi melampaui produk sejenis dari Meta.

Dari penelusuran topik.id, Sabtu (25/10/2025), melihat lebih detail pada tanggal 24 Oktober 2025, ChatGPT mencatat angka 76 poin, sedangkan Meta AI hanya 1 poin. Perbedaan mencolok ini menggambarkan kesenjangan minat yang ekstrem antara kedua platform AI tersebut. ChatGPT tetap menjadi pilihan utama pengguna internet Indonesia, baik untuk keperluan produktivitas, penulisan, maupun eksplorasi ide berbasis kecerdasan buatan.

Google Trends menjelaskan bahwa nilai 100 menandakan puncak popularitas untuk istilah tertentu, sedangkan 50 berarti separuh dari tingkat pencarian maksimum. Dalam konteks ini, ChatGPT secara konsisten berada di kisaran 50–100 poin sepanjang periode 90 hari, yang menunjukkan stabilitas tinggi dalam volume pencarian. Sementara itu, Meta AI sering kali berada di nilai 0, menandakan bahwa minat pencarian terhadapnya hampir tidak terdeteksi secara signifikan.

Data Google Trends selama 90 hari terakhir.

"Angka mewakili minat penelusuran berdasarkan poin tertinggi pada diagram untuk wilayah dan waktu tertentu. Nilai 100 menunjukkan istilah berada di puncak popularitas. Nilai 50 menunjukkan istilah dengan popularitas separuhnya. Nilai 0 menunjukkan tidak tersedia cukup data untuk istilah tersebut," tulis Google Trends dalam laporan yang dapat diakses publik secara real-time, Sabtu (25/10/2025).

Dari segi distribusi geografis, peta minat subwilayah Indonesia juga memperlihatkan dominasi ChatGPT di hampir seluruh provinsi. Warna merah tua yang menyebar dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur menandakan penetrasi ChatGPT yang luas di berbagai wilayah Indonesia. Meta AI, sebaliknya, nyaris tidak muncul dalam data pencarian per wilayah, menandakan rendahnya awareness publik terhadap produk AI dari Meta.

Lima wilayah dengan minat tertinggi terhadap ChatGPT adalah Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, dan Sulawesi Tenggara. Fakta ini menarik karena memperlihatkan bahwa ketertarikan terhadap teknologi AI bukan hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, melainkan di daerah-daerah dengan perkembangan digital yang sedang tumbuh. Ini bisa menunjukkan bahwa ChatGPT telah menjadi alat bantu yang relevan lintas wilayah dan kebutuhan.

Data sub wilayah berdasarkan provinsi: 

Dominasi ChatGPT juga bisa dikaitkan dengan faktor ekosistem pengguna dan integrasi produk yang lebih matang. OpenAI telah bekerja sama dengan berbagai platform dan menghadirkan pembaruan fitur seperti integrasi data real-time, mode visual, serta kemudahan akses melalui browser dan aplikasi mobile. 

Sementara Meta AI masih terfokus pada ekosistem internal Meta seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook, yang belum banyak dimanfaatkan pengguna Indonesia sebagai alat produktivitas AI.

Secara keseluruhan, data 90 hari terakhir dari Google Trends menunjukan bahwa ChatGPT bukan hanya memimpin, melainkan benar-benar mendominasi pangsa minat AI di Indonesia. Dengan popularitas yang merata di seluruh wilayah dan konsistensi pencarian tertinggi.

ChatGPT besutan OpenAI itu telah menjadi representasi utama dari 'GenAI' di warganet Indonesia, sementara Meta AI masih perlu membangun basis pengguna dan kepercayaan publik yang lebih kuat untuk dapat bersaing di pasar ini. Jika merujuk berdasarkan data tersebut, kata kunci atau kueri ChatGPT juga lebih unggul dari Meta AI.

"Kueri penelusuran yang paling populer. Penilaian menggunakan skala relatif dengan nilai 100 berarti kueri yang paling sering ditelusuri, 50 berarti topik dengan frekuensi penelusuran separuh dari penelusuran terpopuler, dan seterusnya," terang Google Trends dalam laporan real-time.