4 Pesawat terbang buatan Indonesia, versi sipil dan militer

Hendrik Syahputra

Salah satu titik awal kebangkitan dirgantara Indonesia adalah saat PTDI bekerja sama dengan LAPAN telah berhasil mengembangkan pesawat N219.

cover topik.id | foto @PTDI


PTDI singkatan dari PT Dirgantara Indonesia (Persero), merupakan salah satu perusahaan dirgantara asli Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.

PTDI berkompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, manufaktur struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil maupun militer pesawat ringan serta menengah.

Seperti diketahui, sejak didirikan pada tahun 1976, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Bandung, Indonesia, PTDI telah berhasil mengembangkan dan menumbuhkan kapabilitasnya sebagai industri dirgantara.

Di bidang manufaktur pesawat, PTDI telah memproduksi berbagai jenis pesawat dan dalam bisnis aerostruktur, serta memproduksi komponen, peralatan, dan perlengkapan pesawat.

Salah satu titik awal kebangkitan dirgantara Indonesia adalah saat PTDI bekerja sama dengan LAPAN telah berhasil mengembangkan pesawat N219 dan melakukan penerbangan perdana pada 16 Agustus 2017 lalu. 

Pesawat N219 Nurtanio juga merupakan salah satu pesawat penumpang yang mampu mengangkut 19 penumpang, dengan dua mesin turboprop yang mengacu pada CASR Part 23. 

Pesawat ini memiliki kemampuan lepas landas pada landasan yang pendek dan tidak beraspal, sehingga dapat menjadi konektivitas antar pulau khususnya di daerah Pioneer.

Lantas ada berapa pesawat buatan asli Indonesia? 

Berikut ulasan empat pesawat terbang buatan Indonesia, versi sipil dan militer yang dirangkum TOPIK.ID dari halaman resmi PTDI Senin (31/10/2022).
[cut]
N219 Nurtanio | @PTDI

1. N219 Nurtanio


N219 Nurtanio adalah moda transportasi yang cocok untuk membuka, meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, dan untuk menjaga pertahanan dan keamanan di daerah terpencil.

N219 Nurtanio adalah pesawat multiguna generasi baru, yang dirancang untuk mengangkut 19 penumpang dengan penampang kabin terbesar di kelasnya.

Mesin yang terbukti dan efisien dengan sistem avionik canggih, roda pendaratan roda tiga tetap, dan pintu kargo lebar untuk membuat lebih mudah untuk mengubah konfigurasi pesawat.

Dengan demikian, N219 Nurtanio dirancang untuk memberikan keuntungan bagi operator dari aspek teknis dan ekonomis.

Selain konfigurasi angkutan penumpang, N219 Nurtanio juga dapat dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk memenuhi berbagai kebutuhan misi seperti Transportasi Pasukan, Evakuasi Medis, Transportasi Kargo, Pengawasan dan Pencarian dan Penyelamatan (SAR).
[cut]
NC212 Family | @PTDI

2. NC212 Family


Program utama PTDI pada tahun 1976 adalah pembuatan under license NC212-200 dari CASA, Spanyol. Sebanyak 103 NC212-200 versi sipil dan militer telah diproduksi oleh PTDI.

Antara 2004-2008, semua jig dan perlengkapan yang diperlukan untuk NC212-400 telah dipindahkan ke Bandung dari San Pablo, Spanyol. 

PTDI menjadi produsen sumber tunggal keluarga NC212. Sejak tahun 2014, PTDI tidak lagi memproduksi NC212-200 dan NC212-400, dan juga PTDI telah mengupgrade pesawat menjadi versi NC212i yang lebih canggih.
[cut]
CN235 Family | @PTDI

3. CN235 Family


Pada 17 Oktober 1979, IPTN dan CASA (sekarang Airbus Defence & Space) mendirikan perusahaan joint-venture baru, Aircraft Technology (Airtech) untuk merancang CN235. 

Pesawat multiguna baru ini memiliki kemampuan Short Take-Off and Landing (STOL) di landasan yang kokoh sepanjang 800 meter, pintu ramp untuk barang keluar/masuk dengan mudah, dan karakteristik perawatan berbiaya rendah.

Prototipe pertama “Elena” produksi CASA melakukan penerbangan perdana pada 11 November 1983 dan prototipe kedua “Tetuko” produksi IPTN (sekarang PTDI) terbang pertama kali pada Desember 1983. Produksi serial dimulai pada 1986 untuk 10 dan 100 versi

Kemudian PTDI mengembangkan versi perbaikan seperti versi 110 dan 220; sedangkan Airbus Defence & Space dengan versi 200 dan 300. 

Saat ini, lebih dari 300 CN235 telah diproduksi dalam banyak versi dengan dua mesin General Electric CT7-9C terbaru (masing-masing memiliki 1.750 SHP).

Dalam kerjasama untuk tujuan ekspor, PTDI memproduksi sayap luar, stabilizer horizontal, sirip vertikal dan pintu untuk Airbus Defence & Space. 

Sedangkan Airbus Defence & Space memproduksi hidung yang dibongkar, kokpit yang dibongkar, dan sayap tengah untuk PTDI.
[cut]
CN295 | @PTDI

4. CN295


CN295 adalah mitra terpercaya untuk operasi militer di daerah terpencil dan pesawat respon cepat untuk misi kemanusiaan. Lebih dari 95 pesawat dalam pelayanan dengan 130.000 jam terbang di seluruh dunia.

CN295 menyediakan ketersediaan yang lebih tinggi, karena keandalannya yang tinggi dan kemudahan perawatannya.

Airbus Defence & Space dan PTDI menawarkan Full In-Service Support dengan ketersediaan yang dijamin oleh kontrak dengan Angkatan Udara Indonesia.
Share:
Baca berita berbasis data.

Kategori konten paling banyak dibaca.
News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks