Percepat misi sustainable PBB, Google turun tangan pakai AI

Misi PBB untuk mencapai SDGs telah menjadi fokus utama di seluruh negara.

Ardi Nugraha
A- A+
Memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) menuju mempercepat pengembangan dan penyebaran varietas padi yang berdaya hasil tinggi dan tahan iklim untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi beras dalam menghadapi perubahan iklim | foto: @google
Menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah lama menjadi garda terdepan dalam upaya menjaga perdamaian, mengatasi perubahan iklim, mengentaskan kemiskinan, dan mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). 

Misi PBB untuk mencapai SDGs telah menjadi fokus utama di seluruh negara. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dan tekanan pada sumber daya alam yang semakin besar, diperlukan inovasi teknologi untuk mempercepat pencapaian tujuan-tujuan berkelanjutan ini. 

Sebagai perusahaan teknologi raksasa, Google memberi bantuan untuk mendukung misi Keberlanjutan PBB dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Head of Product Impact, Google.org, Brigitte Hoyer Gosselink mengungkapkan tahun lalu Google membuat komitmen seluruh perusahaan untuk membantu mempercepat kemajuan menuju SDGs PBB. 
"Sebagai bagian dari hal tersebut, Google.org mengumumkan seruan terbuka untuk mendapatkan ide dari LSM, lembaga akademis, dan perusahaan sosial mengenai cara-cara menggunakan AI untuk memajukan SDGs," ungkap Brigitte Hoyer Gosselink dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/9/2023) waktu setempat.

Brigitte Hoyer Gosselink juga merincikan 15 proyek telah terpilih, yang dievaluasi oleh para ahli di Google terkait kelayakan, potensi dampak jangka panjang, dan keselarasan dengan Prinsip AI dan Praktik AI yang Bertanggung Jawab Google 

"Hari ini kami mengumumkan 15 proyek terpilih , yang dievaluasi oleh para ahli di Google terkait kelayakan, potensi dampak jangka panjang, dan keselarasan dengan Prinsip AI dan Praktik AI yang Bertanggung Jawab Google," jelasnya.

Proyek-proyek ini mengusulkan ide-ide berani untuk memajukan SDGs, termasuk mengembangkan perangkat pembelajaran mesin untuk membantu bidan di pedesaan mendeteksi komplikasi neonatal.

"Menggunakan citra satelit sumber terbuka dan pembelajaran mesin untuk memperluas pengetahuan kita tentang lahan basah di dunia, dan menciptakan pelatih AI untuk meningkatkan pembelajaran hasil untuk anak-anak di seluruh India," terangnya.

Google memberikan dukungan tunai, bantuan teknis, dan kredit Google Cloud hingga $3 juta kepada setiap proyek yang mempercepat misi SDGs PBB tersebut.

"Setiap proyek akan menerima dukungan tunai, bantuan teknis, dan kredit Google Cloud hingga $3 juta. Sejumlah kecil orang juga akan menerima Google.org Fellowships , yang memungkinkan tim Googler bekerja dengan organisasi secara penuh waktu, secara pro bono, hingga enam bulan," jelas Brigitte Hoyer Gosselink. 

Sementara itu, salah satu penerima dana hibah dari Google, International Rice Research Institute (IRRI) menerima dana hibah sebesar 2 juta USD dari badan filantropi Google, Google.org, untuk memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) menuju mempercepat pengembangan dan penyebaran varietas padi yang berdaya hasil tinggi dan tahan iklim untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi beras dalam menghadapi perubahan iklim.

Badan filantropi Google, Google.org, telah menyiapkan hibah kompetitif ini untuk memanfaatkan kekuatan Kecerdasan Buatan (AI) guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.

Melalui hibah ini, para peneliti dari unit Sumber Daya Genetik Fit-for-Future IRRI yang mengelola International Rice Genebank (IRG) bertujuan untuk menerapkan kombinasi metodologi AI dan fenotipe high-throughput untuk menilai toleransi koleksi padi IRG terhadap cekaman abiotik seperti banjir, kekeringan, dan salinitas serta membuat proses yang melelahkan, mahal, dan memakan waktu menjadi lebih efisien. Hal ini juga akan mendorong peningkatan pemanfaatan sumber daya bank gen.

“Bank gen IRRI adalah bank gen padi terbesar di dunia dan menyimpan lebih dari 132.000 varietas padi yang berasal dari 132 negara. Sumber daya yang kaya ini digunakan untuk pemuliaan guna mengembangkan varietas padi baru dan lebih baik. Saat ini, hanya lima persen dari sumber daya ini yang digunakan karena terbatasnya informasi mengenai koleksinya, karena kita tidak memiliki metodologi fenotip yang tepat, hemat biaya, dan menghasilkan hasil yang tinggi. AI tidak diragukan lagi akan memaksimalkan potensi bank gen dalam membantu mengatasi tantangan penting ketahanan pangan ini,” kata Kepala IRG, Dr. Venuprasad Ramaiah.

Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.


News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks