Badan teknologi PBB raih $50,96 miliar untuk konektivitas global

International Telecommunication Union (ITU) merupakan badan khusus PBB untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

M. Ihsan
A- A+
Sekretaris Jenderal ITU Doreen Bogdan-Martin | foto: @itupp
International Telecommunication Union (ITU) merupakan badan khusus PBB untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang mendorong inovasi di bidang TIK bersama dengan 193 Negara Anggota dan keanggotaan lebih dari 1.000 perusahaan, universitas, serta organisasi internasional dan regional.

ITU, Badan Teknologi Digital PBB, mengumumkan komitmen investasi senilai USD 4,8 miliar untuk konektivitas global. Pengumuman ini menjadikan total janji yang bertujuan untuk menutup kesenjangan digital melalui Partner2Connect Digital Coalition (P2C) ITU mencapai USD 50,96 miliar, lebih dari setengah target USD 100 miliar yang ditetapkan pada tahun 2026.

Seperti diketahui Partner2Connect, platform ITU untuk memajukan konektivitas universal yang diumumkan pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Masyarakat Informasi (WSIS)+20 di Jenewa, Swiss.

Di antara komitmen baru yang diumumkan pada acara Forum WSIS adalah janji yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan akses, adopsi, dan inklusi digital.
"Mengatasi kesenjangan digital memerlukan upaya tim, dan hari ini kami meraih kemenangan besar dalam konektivitas global," keterangan resmi Sekretaris Jenderal ITU Doreen Bogdan-Martin yang diterima topik.id melalui email, Rabu (29/5/2024).
Lanjut Doreen Bogdan-Martin menyatukan P2C dan WSIS untuk mencapai separuh tujuan dalam membantu memberikan manfaat konektivitas digital kepada semua orang.

"Saya sangat gembira melihat komitmen-komitmen baru yang luar biasa ini dan kami telah menyatukan P2C dan WSIS untuk mencapai separuh tujuan kami dalam membantu memberikan manfaat konektivitas digital kepada semua orang, di mana pun," jelasnya kembali.

Berikut komitmen baru yang diumumkan meliputi:

AT&T : Membantu 25 juta orang di wilayah yang paling sulit terhubung di Amerika Serikat untuk mendapatkan dan tetap terhubung pada tahun 2030 melalui komitmen sebesar USD 3 miliar. Jumlah ini menjadikan total komitmen AT&T sebesar USD 5 miliar sejak saat itu pada tahun 2021 untuk mempersempit kesenjangan digital. Komitmen tambahan sebesar USD 3 miliar ini akan mengatasi hambatan utama terhadap konektivitas – keterjangkauan dan adopsi – bagi mereka yang paling membutuhkan.

Pemerintah Kanada: Investasi dalam infrastruktur komputasi untuk mendukung bisnis dan peneliti AI di Kanada melalui Dana Akses Komputasi AI sebesar CAD 2 miliar (USD 1,46 miliar). Juga, komitmen tambahan untuk berinvestasi sebesar CAD 400 juta (USD 292 juta) dalam penerapan AI di seluruh perekonomian Kanada; membantu usaha kecil dan menengah memperkenalkan AI ke dalam bisnis mereka; melindungi pekerja dengan pengembangan keterampilan; dan untuk membentuk Institut Aman AI Kanada yang baru untuk membantu Kanada lebih memahami dan melindungi terhadap risiko sistem AI yang canggih.

Elle International: Perusahaan Elle memberikan kesepakatan senilai USD 106 juta untuk meningkatkan kualitas hidup 20 juta perempuan dan anak perempuan di Afrika Selatan melalui penyediaan platform digital, solusi cerdas, data, dan model AI yang mendorong konektivitas, transformasi digital, dan ilmu pengetahuan terbuka di kesehatan perempuan.

Microsoft: Mendukung proyek dan memprioritaskan kemitraan untuk mempercepat pelibatan dan representasi penyandang disabilitas dalam sistem, desain, dan fitur teknologi, termasuk AI. Hal ini meningkatkan jumlah total komitmen P2C dari Microsoft menjadi lima.

Bogdan-Martin merincikan berkat kepemimpinan, visi dan ambisi para pendukung P2C, jutaan orang akan diberi kesempatan untuk memiliki teknologi digital yang lebih mudah diakses dan terjangkau untuk pertumbuhan sosio-ekonomi, peningkatan kesehatan dan segala hal yang menjadikan konektivitas bermakna.

"Sangat menarik melihat janji-janji baru mulai memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan untuk mentransformasi masyarakat digital inklusif yang ingin kita bangun," ungkapnya.

Sebelumnya, ITU memberikan dukungan penuh atas upaya Indonesia membangun dan mengembangkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penerapan SPBE merupakan instruksi Presiden Joko Widodo agar masyarakat mendapatkan kemudahan dengan layanan digital pemerintah. 

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan dukungan ITU disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal ITU Doreen Bogdan-Martin.

"Sekjen ITU menyatakan dukungan insiatif yang tengah dikembangkan Indonesia. Bahkan menurutnya akan segera dilakuan tindak lanjut antara Kementerian Kominfo dan ITU," jelas Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam siaran persnya setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Sekjen ITU dalam rangkaian acara Internet Governance Forum (IGF) 2023 di Kyoto, Jepang.

Menurut Wamen Nezar Patria, Indonesia tengah mempercepat pembangunan SPBE agar layanan publik di Indonesia dapat terintegrasi dengan baik serta berjalan efektif dan efisien.

"Salah satu manfaat SPBE akan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat mengakses layanan kesehatan terdekat yang baik dan sesuai kebutuhan. Layanan itu juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia," jelasnya.

Saat ini, dalam pengembangan SPBE, terdapat sembilan aplikasi yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia, yaitu layanan penerbitan SIM, izin keramaian daring, bantuan sosial, layanan kesehatan, layanan pendidikan, identitas digital berbasis data kependudukan, layanan satu data Indonesia, transaksi keuangan, integrasi portal service, dan layanan aparatur negara. 
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks