RI-Turki jajaki kolaborasi, industri halal miliki potensi besar

Keduanya merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim, merepresentasikan dunia Islam, dan merupakan ekonomi terbesar di wilayahnya masing-masing.

Hendrik Syahputra
A- A+
Menperin Agus Guniwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, H.E. Mehmet Fatih Kacir. | foto: @kemenperin
Republik Indonesia dan Turki (Turkiye), dua negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, tengah menjajaki kolaborasi strategis di berbagai sektor industri. Langkah ini diyakini memiliki potensial besar untuk memperkuat perekonomian kedua negara serta memenuhi permintaan global yang terus meningkat.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri halal. Begitu pula Turki, yang memiliki basis industri yang kuat dan posisi strategis di antara Eropa dan Asia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Sekretaris Jenderal, Direktur JenderalIndustri Agro, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Istanbul dan Ankara pada 4-5 Juni 2024. 

Selama kunjungan tersebut, Menperin bertemu dengan berapa pimpinan perusahaan industri serta Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, H.E. Mehmet Fatih Kacir. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan industri antara kedua negara.

Indonesia dan Turki memiliki hubungan yang sangat baik. Keduanya merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim, merepresentasikan dunia Islam, dan merupakan ekonomi terbesar di wilayahnya masing-masing.

Dalam pertemuan dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki di Ankara, Menperin menyoroti nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Turki yang saat ini masih sangat kecil, sehingga masih terdapat potensi yang besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama.
"Indonesia dan Turki memiliki sektor industri manufaktur yang berkembang pesat dan menawarkan banyak potensi untuk kerja sama. Kami harap melalui kolaborasi ini, industri manufaktur di kedua negara dapat tumbuh lebih kuat," jelas Menperin dalam keterangan persnya di Jakarta diterima, Sabtu (8/6/2024).
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri berpandangan bahwa masih banyak ruang dan peluang yang terbuka bagi kedua negara untuk bekerja sama yang saling menguntungkan. 

"Indonesia dan Turki perlu mengidentifikasi sektor-sektor prioritas yang dapat memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi kedua negara," jelas Agus.

Beberapa sektor prioritas yang potensial untuk dikembangkan bersama meliputi industri pertahanan, industri baterai untuk kendaraan listrik, industri halal, serta kerja sama antar kawasan industri. Dalam hal industri pertahanan, Turki menyampaikan kesediaan bersedia untuk memberikan bantuan dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia.

Kemudian, dalam kerja sama industri baterai berbahan baku nikel untuk kendaraan listrik (EV), Menperin mengundang produsen EV Turki untuk bermitra dan berinvestasi di Indonesia, dengan menawarkan berbagai insentif yang dapat diberikan pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. 

Saat ini, Indonesia, sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, memiliki PT Industri Baterai Indonesia/Indonesia Battery Corporation yang mendukung investasi di sektor EV.

Industri halal miliki potensi besar.

Sebagai dua negara yang mayoritas penduduknya adalah umat Muslim, kerja sama di bidang industri halal berpeluang besar untuk dikembangkan. 

"Turki memiliki kapabilitas industri makanan dan minuman yang cukup baik, dan dapat menjadi production hub bagi produk-produk halal ke seluruh dunia. Indonesia akan mendukung Turki untuk meningkatkan investasi di bidang industri halal," jelas Menperin.

Terkait kerja sama antar kawasan industri, Menperin menyampaikan telah ada Memorandum of Understanding (MoU) antara OrtadoÄŸu Sanayi ve Ticaret Merkezi (OSTÄ°M) dengan Kawasan Industri Batang dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Tanjung Pinang untuk pengimplementasian model pengembangan Kawasan OSTÄ°M di dua wilayah tersebut. 

"Kami mengharapkan penandatanganan MoU inimenjadi gerbang untuk lebih banyak lagi Kawasan Turki yang bekerja sama dengan Kawasan Industri di Indonesia," tambah Menperin.

Beberapa kerja sama yang akan ditindaklanjuti oleh Indonesia dan Turki di antaranya kerja sama standardisasi halal antara Badan Standarisasi Nasional dengan Turkish Standard Institute. Tujuannya, untuk menyelaraskan standarisasi dan saling pengakuan produk halal kedua negara masing-masing, untuk dapat meningkatkan akses pasar.

Kemudian, Kemenperin akan berkoordinasi dengan BUMN Mind ID untuk menindaklanjuti pembahasan mengenai kerangka investasi bersama di bidang baterai EV dan industri otomotif. 

"Di bidang industri aviasi, kerja sama akan diarahkan untuk tujuan-tujuan seperti pengangkutan barang dan logistik. Mengingat Indonesia dan Turki memiliki keunggulan industri aviasi masing-masing, kami yakin industri kedua negara akan saling melengkapi dan meningkatkan kapasitas," jelas Agus.

Dukungan bagi aksesi OECD.

Dalam pertemuan dengan Mehmet Fatih Kacir, Menperin juga mengajukan permintaan dukungan dari Turki untuk proses aksesi Indonesia ke organisasi internasional The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang dimulai sejak Mei 2024. 

Sebagai salah satu pendiri OECD, Turki memiliki pengaruh besar dalam organisasi tersebut. Menperin berharap dukungan ini akan membantu Indonesia mencapai target aksesi dalam waktu tiga tahun.

Menperin juga membahas penguatan kerja sama dalam kerangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Developing Eight (D-8), terutama dalam pengembangan akses pasar melalui implementasi Preferential Trade Agreement Among D-8 (D-8 PTA) dan keberlanjutan negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Turki.

"Terdapat banyak hal yang bisa dipelajari oleh Indonesia dari Turki, termasuk mengenai praktik baik dalam meng
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.


News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks