Jaga data privasi, begini batasi jejak digital di internet

Maraknyanya scam online atau penipuan online skala global, termasuk di Indonesia.

Tamara
A- A+
#JagaData | cover: topik.id
Menjaga data privasi merupakan hal yang wajib di tengah derasnya pencurian data dan dijual di dark web atau forum gelap. Setiap kali menggunakan internet, jejak digital yang dapat dilacak oleh pihak-pihak tertentu akan tertinggal. 

Jejak digital ini bisa berupa aktivitas online, data pribadi, hingga informasi sensitif. Untuk melindungi privasi dan mengurangi jejak digital, ada beberapa langkah yang bisa diambil. 

Maraknyanya scam online atau penipuan online skala global, termasuk di Indonesia. Hal ini dibuktikan pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang berhasil mengungkap dan menangkap jaringan pelaku online scam jaringan internasional telah merugikan korbannya hingga mencapai Rp 1,5 triliun, dari empat negara. 

Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengungkap kasus online scam jaringan internasional berkedok lowongan kerja paruh waktu. Kasus tersebut merugikan 4 negara, termasuk Indonesia.
"Keberhasilan pengungkapan ini tidak terlepas dari proses investigasi yang mendalam oleh tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dan kerjasama dengan pihak terkait," ungkap Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji dalam konferensi pers di Aula Bareskrim Polri, Selasa (16/7/2024).
Himawan mengatakan, lowongan kerja dini ditawarkan melalui Telegram dan Whatsapp yang berisikan tautan login website. Empat negara dirugikan dengan adanya kasus ini, yakni Indonesia, Thailand, India, dan China.

Untuk Indonesia total kerugian mencapai sekitar Rp 59.000.000.000, India jumlah kerugian Rp 1.077.204.000.000, China sekitar Rp 91.207.000.000, lalu Thailand sekitar Rp 288.300.000.000. Adapun total kerugian keempat negara mencapai Rp 1.500.000.0000.000.

"Total korban di indonesia mencapai 823 korban sejak tahun 2022 sampai dengan tahun 2024, dan kemungkinan masih dapat bertambah hingga saat ini," katanya.

Lantas, bagaimana menjaga data privasi di internet agar tidak bocor ke pihak yang tidak bertannggung jawab? Berikut beberapa cara efektif untuk membatasi jejak digital di internet:

1. Gunakan Browser yang Mengutamakan Privasi.

Pilihlah browser yang memiliki fitur perlindungan privasi, seperti Mozilla Firefox atau Brave. Kedua browser ini menawarkan berbagai alat untuk memblokir pelacak dan mengelola cookie dengan lebih baik dibandingkan browser lain.

2. Aktifkan Mode Penyamaran.

Mode penyamaran atau "incognito mode" pada browser memungkinkan menjelajahi internet tanpa menyimpan riwayat penelusuran, cookie, dan data situs. Meskipun ini tidak sepenuhnya menghilangkan jejak digital, ini dapat mengurangi data yang tersimpan di perangkat.

3. Gunakan VPN (Virtual Private Network).

VPN dapat menyembunyikan alamat IP dan mengenkripsi koneksi internet, membuat aktivitas online lebih sulit untuk dilacak. Ada banyak layanan VPN yang tersedia, baik yang gratis maupun berbayar. Pilihlah layanan VPN yang memiliki reputasi baik dan kebijakan tanpa log yang ketat.

4. Batasi Informasi Pribadi di Media Sosial.

Media sosial adalah sumber utama pengumpulan data pribadi, temasuk nomor telepon. Pastikan untuk mengatur privasi akun media sosial dan batasi informasi pribadi yang dibagikan. Hati-hati juga dengan aplikasi pihak ketiga yang meminta akses ke akun media sosial.

5. Gunakan Password yang Kuat dan Unik.

Gunakan password yang kuat dan unik untuk setiap akun online. Kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol dapat meningkatkan keamanan password. Pertimbangkan untuk menggunakan manajer kata sandi untuk membantu mengelola password.

6. Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala.

Pastikan untuk selalu memperbarui perangkat lunak, termasuk sistem operasi, browser, dan aplikasi lainnya. Pembaruan perangkat lunak sering kali mencakup perbaikan keamanan yang dapat melindungi dari ancaman baru.

7. Nonaktifkan Pelacakan Lokasi.

Nonaktifkan fitur pelacakan lokasi di perangkat kecuali benar-benar diperlukan. Banyak aplikasi yang mengumpulkan data lokasi secara terus-menerus, yang dapat mengungkapkan kebiasaan dan lokasi.

8. Gunakan Alat Perlindungan Privasi.

Ada banyak alat perlindungan privasi yang tersedia, seperti pemblokir iklan (ad blocker), pelindung pelacakan (tracker blocker), dan ekstensi browser yang meningkatkan privasi. Alat-alat ini dapat membantu mengurangi jejak digital.

9. Berhati-hati dengan Email dan Phishing.

Waspadai email dan tautan yang mencurigakan. Phishing adalah metode umum untuk mencuri informasi pribadi. Jangan klik tautan atau unduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal.

10. Review dan Hapus Akun Lama.

Periksa akun online lama yang sudah tidak digunakan dan hapus akun tersebut. Akun-akun ini bisa menjadi titik lemah dalam keamanan privasi jika tidak dikelola dengan baik.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah pencegahan, risiko menjadi korban penipuan online dapat dikurangi secara signifikan. 
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

Digilife Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks