Ciri-ciri mengalami brain rot, susah tidur hingga sakit kepala

Ketika kesenangan instan menjadi prioritas, kemampuan otak untuk berpikir kritis dan mendalam perlahan-lahan terkikis.

Hendrik Syahputra
A- A+
cover
Seiring dengan meningkatnya konsumsi media sosial, istilah "brain rot" kembali mencuat sebagai ancaman nyata bagi kesehatan mental. 

Banyak dari pengguna tidak menyadari bahwa aktivitas sehari-hari seperti scrolling media sosial secara berlebihan bisa menjadi awal dari brain rot. 

Ketika kesenangan instan menjadi prioritas, kemampuan otak untuk berpikir kritis dan mendalam perlahan-lahan terkikis. Akibatnya, berbagai gangguan fisik dan mental mulai muncul tanpa disadari.

Lantas apa ciri-ciri yang mengalami brain rot? Melanisr dari laman resmi alodokter.com yang ditinjau oleh dr. Gracia Fensynthia merincikan istilah brain rot sebenarnya sudah tercatat jauh sebelum ditemukannya internet, yakni pada tahun 1854 dalam buku karya Henry David Thoreau. 

Thoreau mengkritik bahwa konten tidak berbobot cenderung lebih disukai dan ini merupakan tanda dari penurunan kondisi mental serta intelektual seseorang. 
"Ratusan tahun berlalu, nyatanya istilah brain rot masih relevan dengan kondisi saat ini. Seseorang yang sering menonton konten-konten receh bisa mengalami penurunan kemampuan otak karena terpapar begitu banyak informasi yang kurang berbobot. Lama-kelamaan, brain rot dapat menyebabkan kecemasan dan depresi," keterangan di laman resmi alodokter.com, dikutip Rabu (1/1/2025).
Di laman alodokter.com juga menjelaskan siapa pun yang mengakses internet secara aktif bisa jadi mengalami brain rot, tidak terkecuali anak-anak dan remaja. Untuk mengenali apakah seseorang mengalami brain rot. Berikut ini adalah tanda-tandanya:
  • Lebih tertarik scrolling media sosial saat sedang bersama teman, keluarga, atau kolega
  • Sulit untuk melepaskan diri dari gadget, bahkan saat bekerja 
  • Terlalu sering memeriksa notifikasi ponsel 
  • Terlalu banyak menerima informasi yang kurang penting 
  • Susah tidur (insomnia)
  • Mengalami mata lelah atau sakit kepala setiap selesai memainkan gadget 
Sebelumnya, brain rot menjadi perbincangan publik, istilah 'brain rot' telah diadopsi oleh Gen Z dan Gen Alpha, komunitas yang sebagian besar bertanggung jawab atas penggunaan dan pembuatan konten digital yang dimaksud dalam istilah tersebut. 

Komunitas-komunitas ini telah memperkuat ekspresi tersebut melalui saluran media sosial, tempat yang disebut-sebut sebagai penyebab 'brain rot'. 
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
PRO
Berbasis data.
Paling diminati.

Digilife Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun PRO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks