Thailand kantongi investasi Amazon $5 miliar, Indonesia bakal gigit jari

AWS memperkirakan pembangunan dan pengoperasian wilayah AWS akan menambah sekitar $10 miliar pada produk domestik bruto (PDB) Thailand.

Ardi Nugraha
A- A+
Taman Lumphini, salah satu ruang hijau terbesar di pusat kota Bangkok dengan luas 142 hektar. Wilayah AWS Asia Pasifik (Thailand) merupakan Wilayah infrastruktur pertama di Thailand dan Wilayah keempat belas di Asia Pasifik, bergabung dengan Wilayah yang sudah ada di Hong Kong, Hyderabad, Jakarta, Malaysia, Melbourne, Mumbai, Osaka, Seoul, Singapura, Sydney, dan Tokyo, serta Wilayah Beijing dan Ningxia Tiongkok. | @awscloud
Investasi besar-besaran Amazon senilai $5 miliar di Thailand melalui Amazon Web Services (AWS) mencuri perhatian kawasan Asia Tenggara. Langkah ini menegaskan komitmen Amazon untuk memperkuat ekosistem digital di Thailand, sekaligus menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. 

Namun, keputusan ini juga memunculkan tanda tanya besar di Indonesia, mengingat potensi pasar digital Indonesia yang jauh lebih besar. Meskipun AWS telah menginvestasikan jumlah yang signifikan di Indonesia, pernyataan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menggarisbawahi keinginan agar porsi investasi yang lebih besar diarahkan ke Indonesia. 

Dengan proyeksi ekonomi digital senilai $130 miliar pada 2025, Indonesia diharapkan mampu memikat perhatian global dan mempertegas posisinya sebagai pusat transformasi digital di ASEAN.

Seperti diketahui, Amazon Web Services, Inc. (AWS), perusahaan Amazon.com, Inc. mengumumkan peluncuran AWS Asia Pacific (Thailand) Region. Kini, pengembang, perusahaan rintisan, wirausahawan, dan perusahaan, serta lembaga pemerintah, pendidikan, dan nirlaba, akan memiliki lebih banyak pilihan untuk menjalankan aplikasi dan melayani pengguna akhir dari pusat data AWS yang berlokasi di Thailand. 

"Sebagai bagian dari komitmen jangka panjangnya, AWS berencana untuk berinvestasi lebih dari $5 miliar di Thailand," tulis Amazon di laman resminya, dikutip Jumat (10/1/2025).

AWS memperkirakan pembangunan dan pengoperasian Wilayah AWS yang sedang berlangsung akan menambah sekitar $10 miliar pada produk domestik bruto (PDB) Thailand dan mendukung rata-rata lebih dari 11.000 pekerjaan setara penuh waktu di bisnis eksternal setiap tahunnya. Pekerjaan ini, termasuk konstruksi, pemeliharaan fasilitas, teknik, telekomunikasi, dan lainnya dalam ekonomi negara yang lebih luas, akan menjadi bagian dari rantai pasokan AWS di Thailand.

Perdana Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra menjelaskan bahwa potensi dan kesiapan Thailand telah diakui oleh salah satu perusahaan terkemuka di dunia.

"Saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Amazon Web Services atas investasinya dalam pengembangan pusat data di Thailand," kata Paetongtarn Shinawatra.

Lanjutnya, AWS dapat memainkan peran penting, dalam kemitraan dengan pemerintah, dalam memajukan Thailand menuju masyarakat digital yang lebih inklusif dan memperluas akses ke layanan digital.

"Saya senang bahwa potensi dan kesiapan Thailand telah diakui oleh salah satu perusahaan terkemuka di dunia. Saya berharap AWS dapat memainkan peran penting, dalam kemitraan dengan pemerintah, dalam memajukan Thailand menuju masyarakat digital yang lebih inklusif dan memperluas akses ke layanan digital bagi semua warga negara," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Layanan Infrastruktur AWS merincikan adopsi cloud yang pesat di seluruh Asia Pasifik karena semakin banyak pelanggan yang memanfaatkan potensi penuh cloud yang paling luas, andal, dan aman di dunia.

"Kami terus melihat adopsi cloud yang pesat di seluruh Asia Pasifik karena semakin banyak pelanggan yang memanfaatkan potensi penuh cloud yang paling luas, andal, dan aman di dunia," ungkap Prasad Kalyanaraman.

Selain itu, membantu pelanggan di semua industri menerapkan aplikasi canggih dengan serangkaian teknologi AWS yang luas yang menawarkan kapabilitas cloud inti, seperti komputasi, penyimpanan, analitik, dan jaringan, serta layanan yang memungkinkan pelanggan untuk berkembang pesat.

"Wilayah AWS baru di Thailand ini akan membantu pelanggan di semua industri menerapkan aplikasi canggih dengan serangkaian teknologi AWS yang luas yang menawarkan kapabilitas cloud inti, seperti komputasi, penyimpanan, analitik, dan jaringan, serta layanan yang memungkinkan pelanggan untuk berkembang pesat, seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin. Dengan peluncuran hari ini, AWS bangga mendukung transformasi digital Thailand dan membantu mempercepat perannya sebagai pusat regional untuk kecerdasan buatan," terang Prasad kembali.

Dengan peluncuran Region AWS Asia Pacific (Thailand), AWS memiliki 111 Availability Zone di 35 wilayah geografis, dengan rencana yang diumumkan untuk meluncurkan 15 Availability Zone lagi dan lima Region AWS lagi di Meksiko, Selandia Baru, Kerajaan Arab Saudi, Taiwan, dan AWS European Sovereign Cloud. 

Region AWS terdiri dari Availability Zone yang menempatkan infrastruktur di lokasi geografis yang terpisah dan berbeda. Region AWS Asia Pacific (Thailand) terdiri dari tiga Availability Zone yang terletak cukup jauh dari satu sama lain untuk mendukung kelangsungan bisnis pelanggan, tetapi cukup dekat untuk menyediakan latensi rendah untuk aplikasi ketersediaan tinggi yang menggunakan beberapa Availability Zone.

Komitmen investasi Amazon di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menerima kunjungan petinggi AWS Asia Pasifik di kantor Kemkomdigi | @komdigi
Terpisah, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem digital di ASEAN melalui perpanjangan kerja sama strategis dengan Amazon Web Services (AWS). 

Nota kesepahaman yang sebelumnya terjalin sejak 2022 hingga 2024 kini diperpanjang untuk menjawab tantangan transformasi digital dan kebutuhan pembangunan talenta digital nasional.  
"Kami tidak hanya mengapresiasi kontribusi AWS, tetapi juga menegaskan bahwa Indonesia adalah pasar yang strategis, dengan potensi yang jauh lebih besar dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Oleh karena itu, kami meminta AWS untuk menambah porsi investasinya di Indonesia guna memastikan pertumbuhan yang berimbang sesuai potensi kami," ujar Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, dalam pertemuan dengan petinggi AWS Asia Pasifik di kantor Kemkomdigi, Rabu (8/1/2025).  
Meutya Hafid secara tegas meminta AWS melihat proyeksi pertumbuhan kapasitas data center di Indonesia, yang diperkirakan melonjak hingga 260% dalam beberapa tahun ke depan, sebagai peluang besar untuk memperluas investasi. Saat ini, AWS telah menginvestasikan 5 miliar USD di Indonesia sejak 2021, angka yang diharapkan terus meningkat seiring dengan penguatan ekonomi digital.  

"Indonesia bukan hanya pasar yang besar, tetapi juga strategis. Potensi pasar kecerdasan buatan (AI) dan infrastruktur cloud kami tidak bisa diabaikan. Saya mendorong AWS untuk memberikan proporsi investasi yang lebih berimbang di kawasan ASEAN, dengan Indonesia sebagai prioritas utama,” tegas Meutya.  

Menanggapi hal ini, Head of Public Policy AWS Asia Pasifik & Jepang, Quint Simon, menyampaikan bahwa investasi 5 miliar USD di Indonesia adalah yang terbesar yang pernah dilakukan AWS secara global. 

"Kami membangun seluruh wilayah AWS di Indonesia dan berkomitmen untuk periode investasi 15 tahun, dari 2021 hingga 2036. Ini membuktikan bahwa Indonesia menjadi prioritas kami," ujar Quint.  

AWS juga berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan talenta digital Indonesia melalui pelatihan cloud computing dan program sertifikasi. Inisiatif ini bertujuan menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di era ekonomi digital global.  

Sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki proyeksi nilai ekonomi digital sebesar 130 miliar USD pada 2025. Menkomdigi menegaskan bahwa kolaborasi dengan AWS bukan hanya soal investasi, tetapi juga memastikan Indonesia menjadi pusat transformasi digital di ASEAN.  

"Ini adalah momen bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya. Kami tidak akan berhenti mendorong pihak-pihak global seperti AWS untuk mengoptimalkan kontribusinya demi memastikan Indonesia menjadi kekuatan digital terbesar di kawasan," tutup Meutya Hafid.  
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
PRO
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun PRO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks