iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Awal tahun 2025, trafik internet Indonesia 19% lebih didominasi bot

Bot, atau singkatan dari “robot”, sering kali merujuk pada program komputer yang mampu melakukan tugas tertentu secara otomatis.

author photo
A- A+

Berdasarkan data Radar Cloudflare, pada bulan Januari hingga awal Februari 2025 tercatat sekitar 19,54% lalu lintas internet di Indonesia didominasi oleh bot (automated traffic). Angka tersebut menunjukkan bagaimana peran bot dalam aktivitas daring semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Data tersebut memuat rangkaian waktu (time series) yang menunjukkan persentase distribusi trafik internet berdasarkan klasifikasi manusia (human) maupun bot (automated traffic). 

Dengan pemantauan komprehensif sepanjang bulan Januari hingga awal Februari 2025, Cloudflare menyajikan data real-time yang memetakan dinamika penggunaan internet di Indonesia.
"Rangkaian waktu kelas bot untuk Indonesia, Rangkaian waktu distribusi persentase lalu lintas yang diklasifikasikan sebagai lalu lintas otomatis atau manusia," keterangan laporan Radar Cloudflare, Kamis (6/2/2025).
Bot, atau singkatan dari “robot”, sering kali merujuk pada program komputer yang mampu melakukan tugas tertentu secara otomatis tanpa campur tangan manusia secara langsung. Beberapa bot diciptakan untuk tujuan produktif, seperti memindai situs web untuk kebutuhan indeksasi mesin pencari, mengelola data, dan membantu proses analitik. Namun, ada pula bot yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas merugikan, seperti spam, penipuan, atau serangan siber.

Dalam laporan Radar Cloudflare ini, penentuan kategori “bot” atau “human” ditentukan berdasarkan pola perilaku dan ciri teknis tertentu. Misalnya, bot biasanya melakukan permintaan (request) secara berulang dan teratur, memiliki user-agent yang khas.

Selain itu, bot terkadang menampilkan anomali perilaku yang tidak wajar bagi pengguna manusia. Dengan metodologi ini, Cloudflare mampu memetakan pergerakan bot di jaringan internet secara lebih akurat skala global, termasuk di Indonesia.

Sementara itu, aktivis digital Indonesia Heriyanto, S.Kom merincikan tingginya persentase bot dapat membawa konsekuensi serius bagi berbagai sektor, termasuk e-commerce, media sosial, hingga layanan digital pemerintah. 

"Bot jahat yang mendistribusikan spam dapat mengganggu kenyamanan pengguna, sementara bot berbahaya lain yang dirancang untuk pencurian data bisa merugikan konsumen maupun pelaku bisnis. Oleh sebab itu, penting bagi pemangku kepentingan untuk memahami tren ini dan mengambil langkah mitigasi yang tepat," jelas Heriyanto kepada topik.id, Kamis (6/5/2025).

Lanjutnya, di sisi lain, keberadaan bot juga bisa memberi manfaat, terutama untuk automasi proses bisnis. Misalnya, layanan chatbot yang mampu merespons pertanyaan pelanggan secara cepat dan efisien, atau bot yang memantau keamanan sistem secara terus-menerus. 

Karena itu, penggunaan bot tidak selalu identik dengan ancaman, melainkan dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan kinerja layanan digital juga.

"Perbedaan antara bot yang berguna dan bot yang merugikan kerap kali tidak mudah diidentifikasi. Pengguna internet pada umumnya mungkin tidak menyadari bahwa sebagian lalu lintas atau interaksi di dunia maya bisa saja bukan berasal dari manusia. Edukasi mengenai ciri-ciri bot serta pemahaman tentang cara kerja bot dapat membantu masyarakat mengenali ancaman sejak dini," ungkapnya.

Dari perspektif keamanan siber, penting bagi perusahaan maupun individu untuk menerapkan langkah-langkah proteksi yang lebih kuat. 

Menggunakan teknologi pemantauan trafik, sistem deteksi intrusi, serta pemutakhiran perangkat lunak secara berkala menjadi kunci untuk menekan dampak negatif bot. Dengan begitu, potensi gangguan dan kerugian finansial akibat serangan bot dapat diminimalisir.

"Dengan terus meningkatnya adopsi teknologi dan jumlah pengguna internet di Indonesia, persentase lalu lintas bot kemungkinan akan terus berubah dari waktu ke waktu," singkatnya.

Memahami data dan tren ini membantu semua pihak untuk bersiap menghadapi tantangan yang muncul. Laporan Radar Cloudflare di awal tahun 2025 ini menjadi peringatan sekaligus pengingat, bahwa di balik segala kemudahan digital, selalu ada risiko yang perlu diantisipasi secara bijak.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks