Scroll untuk melanjutkan membaca.

Menko Airlangga: AI dan SDM itu ekonomi berbasis masa depan

Pentingnya sektor digital sebagai pilar ekonomi masa depan, dengan pengembangan AI, semikonduktor, dan microelectronic menjadi prioritas.

author photo
A- A+
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Grafika Talkshow: Peran dan Peluang Kampus dalam Agenda Hilirisasi dan Mewujudkan Ketahanan Energi di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta | @ekon
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pentingnya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah komoditas dan daya saing ekonomi Indonesia. Dalam acara di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Menko Airlangga menjelaskan bahwa hilirisasi telah menjadi fokus pemerintah sejak 2009, khususnya pada sektor pertambangan dan pertanian, seperti bauksit, nikel, dan sawit. 

Selain itu, ia menyoroti peran perguruan tinggi dalam mendorong inovasi melalui R&D dan kerja sama internasional untuk pengembangan SDM. 

Menko Airlangga juga menekankan pentingnya sektor digital sebagai pilar ekonomi masa depan, dengan pengembangan artificial intelligence (AI), semikonduktor, dan microelectronic menjadi prioritas agar Indonesia tidak tertinggal di era ekonomi berbasis SDM dan teknologi.
"Kita lihat hari ini Indonesia berpengalaman untuk menggunakan komoditas sebagai keunggulan pertumbuhan. Kalau kita ingat dari zamannya Presiden Soeharto, kita unggul di sawit, kita unggul di migas. Migas itu kita berproduksinya pada waktu itu 1,6 juta barrel oil per day dan dengan itu kita bisa menjadi negara yang pertumbuhannya 7%," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Grafika Talkshow: Peran dan Peluang Kampus dalam Agenda Hilirisasi dan Mewujudkan Ketahanan Energi di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (4/2/2025).
Lanjut Menko Airlangga menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi agar dapat mencapai angka 8%, diiringi dengan inflasi yang relatif lebih terkendali. Hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi rata-rata masih berada pada angka 5% (yoy) dan inflasi rata-rata dapat dijaga pada angka 1,5%. Inflasi tersebut dapat dikendalikan berkat kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memantau fluktuasi inflasi secara rutin.

Selanjutnya, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa dengan potensi komoditas Indonesia yang tinggi perlu untuk dimanfaatkan secara tepat melalui hilirisasi. Potensi sumber daya alam yang tinggi pada suatu negara apabila tidak dimanfaatkan dengan baik justru akan menimbulkan permasalahan. Melalui upaya hilirisasi juga diharapkan dapat meningkatkan Manufacturing Value Added.

Terkait dengan upaya hilirisasi tersebut, Menko Airlangga menuturkan bahwa Pemerintah sejatinya telah mulai menerapkan hilirisasi sejak 2009 lalu dengan adanya undang-undang yang mengatur tentang pertambangan mineral dan batubara, dimana Pemerintah memutuskan tidak mengekspor bahan mentah. 

Hal ini didasarkan diantaranya karena komoditas bauksit yang diekspor oleh Indonesia ke negara lain diproses untuk menjadi blok mesin yang dimanfaatkan oleh Indonesia bagi sektor otomotif. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah melihat peluang dalam pemanfaatan komoditas dengan lebih baik melalui hilirisasi.

Selain melakukan hilisasi pada sektor sumber daya alam, Menko Airlangga menyebutkan bahwa Pemerintah juga melakukan hilirisasi pada sektor pertanian dimana salah satu komoditas unggulan ekspornya yakni sawit. 

Pada tahun 2024 sendiri, Indonesia telah memproduksi CPO hampir 50 juta ton dan saat ini Indonesia telah menggunakan Biodiesel B40. Dengan adanya biofuel tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya tahan energi di dalam negeri.

"Kita perlu perguruan tinggi untuk terus melakukan R&D sehingga cost kita bisa lebih turun," pungkas Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menerangkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan ketersediaan cadangan nikel terbesar pertama di dunia dan terbesar kedua untuk komoditas timah. Selain itu, komoditas tembaga, bauksit, dan emas perak juga memiliki cadangan yang besar. Meski demikian pemanfaatan sejumlah komiditas masih belum optimal seperti pada pasir silika yang juga mempunyai potensi unggul.

Digital dan Sumber Daya Manusia.

Dengan berbagai potensi hilirisasi tersebut, perguruan tinggi diharapkan dapat mengambil peran dalam mendorong inovasi di berbagai komoditas unggulan, terlebih untuk dapat melakukan Research and Development (R&D). 

Selain itu, perguruan tinggi diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan lembaga internasional atau perusahaan swasta untuk pengembangan SDM agar dapat lebih terbuka dengan berbagai negara.

Ke depan, Menko Airlangga menuturkan bahwa pengembangan industri berbasis digital akan menjadi fokus Pemerintah selanjutnya. Sektor digital diproyeksikan mampu menjadi penggerak ekonomi ke depan, dimana tidak berbasis sumber daya alam tetapi sumber daya manusia. Dalam bidang digitalisasi tersebut, semikonduktor menjadi salah satu aspek yang akan dikejar Pemerintah untuk dikembangkan.

"The next game itu disana, saya minta teman-teman disini yang engineering, microelectronic untuk terus kita kejar. Kalau kita gak bisa kejar ini, kita akan ketinggalan karena digital ini akan tumbuh cepat, digital AI dan SDM itu ekonomi berbasis masa depan," jelas Menko Airlangga.
Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks