![]() |
JAL AI | @microsoft |
Aplikasi JAL-AI Report memungkinkan pramugari menyusun laporan hanya dengan mengetik kata kunci, memilih kategori melalui kotak centang, lalu sistem AI akan menyusun laporan lengkap. Keunggulannya, aplikasi ini dapat digunakan bahkan saat konektivitas internet terbatas di dalam pesawat. Dengan cara ini, waktu penyusunan laporan dapat dipangkas drastis, dari satu jam menjadi sekitar 20 menit saja, sehingga pramugari dapat lebih fokus memberikan layanan kepada penumpang.
Keisuke Suzuki, Wakil Presiden Senior Departemen Teknologi Digital JAL, menegaskan bahwa JAL-AI dirancang untuk meningkatkan produktivitas kru kabin. Teknologi ini dibangun menggunakan model bahasa kecil (SLM) Phi-4 dari Microsoft yang lebih hemat daya komputasi dibandingkan model bahasa besar (LLM). SLM juga memungkinkan aplikasi berjalan secara offline di perangkat tablet yang digunakan pramugari.
"Laporan JAL-AI membuat pekerjaan pramugari kami lebih produktif. Mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk layanan pelanggan daripada melakukan pekerjaan administratif," jelas Keisuke Suzuki, dalam pernyataan resminya, dilansir Rabu (10/9/2025).
Selain mempercepat pembuatan laporan, aplikasi ini juga memiliki fitur terjemahan instan dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris, yang sangat berguna dalam penerbangan internasional. Pramugari yang sudah menggunakannya mengaku pekerjaan administratif mereka kini jauh lebih ringan, sehingga gangguan dalam melayani penumpang bisa diminimalkan. Bahkan, sistem AI juga mampu memberikan pertanyaan tambahan untuk memastikan tidak ada detail penting yang terlewat.
Proyek ini dikembangkan dengan dukungan Microsoft Azure AI Foundry serta melibatkan integrator sistem seperti Headwaters dan Fujitsu. Aplikasi ini juga dirancang untuk tetap dapat berfungsi di area dengan koneksi Wi-Fi yang lemah, seperti saat pesawat berada di landasan pacu. Menurut Manabu Yamawaki, manajer perencanaan keamanan di JAL, pemilihan SLM sangat tepat karena sesuai dengan kebutuhan operasional penerbangan yang sering menghadapi keterbatasan konektivitas.
"Laporan JAL-AI dikembangkan menggunakan model bahasa kecil atau SLM Phi-4 milik Microsoft, yang memerlukan daya komputasi lebih sedikit daripada model bahasa besar atau LLM yang digunakan sebagian besar alat AI generatif, sehingga dapat digunakan secara offline pada perangkat untuk tugas tertentu," jelasnya.
Bagi JAL, kehadiran aplikasi ini bukan hanya soal efisiensi waktu, tetapi juga peningkatan kualitas laporan. Saat ini, beberapa pramugari menulis laporan terlalu panjang atau terlalu singkat, sehingga sulit bagi staf darat untuk menindaklanjuti secara konsisten. Dengan JAL-AI, laporan dapat dibuat lebih terstruktur dan seragam. Ke depan, JAL bahkan berencana mengintegrasikan fitur pengolahan suara, sehingga pramugari atau penumpang bisa menyampaikan keterangan secara lisan yang kemudian diringkas oleh AI menjadi laporan resmi.
Peluncuran JAL-AI Report merupakan bagian dari strategi transformasi digital lebih luas yang dimulai sejak pertengahan 2023. Saat ini, seluruh 36.500 karyawan JAL sudah memiliki akses ke perangkat AI di bawah platform JAL-AI Home berbasis Microsoft Azure OpenAI, untuk membantu berbagai tugas administratif. Dengan visi menempatkan AI generatif di pusat bisnis, JAL berharap teknologi ini dapat menghadirkan layanan pelanggan yang lebih unggul sekaligus memperkuat daya saing maskapai di kancah global.
"Pramugari yang telah mencobanya mengatakan alat ini dapat memangkas waktu penulisan laporan operasi hingga dua pertiga, misalnya, dari satu jam menjadi 20 menit, atau dari 30 menit menjadi 10 menit untuk kasus yang lebih sederhana," ungkapnya.