![]() |
cover | @gov.cn |
Hal ini menjadi sorotan utama dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (CIFTIS) 2025 yang sedang berlangsung di Beijing. Ajang ini menghadirkan forum tingkat tinggi di mana pejabat pemerintah, pemimpin industri, dan pakar internasional bertukar pandangan mengenai masa depan perdagangan jasa.
Marshall Mills, perwakilan senior Dana Moneter Internasional di Tiongkok, menekankan bahwa peluang pertumbuhan sektor jasa masih sangat besar. Meski kontribusi jasa di Tiongkok telah meningkat, skala industri dalam negeri masih relatif kecil dibandingkan negara-negara sejenis.
Menurutnya, pertumbuhan produktivitas faktor total di sektor jasa, terutama keuangan dan perdagangan, telah berkembang pesat dan menjadi motor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
"Jasa menghadirkan peluang pertumbuhan yang besar di Tiongkok karena skala industri dalam negeri relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara sejenis," ungkap Marshall Mills dalam pernyataan resminya, dilansir Jumat (12/9/2025).
Sementara itu, Tu Xinquan, dekan Institut Tiongkok untuk Studi WTO di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional, menyoroti kontribusi sektor jasa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok yang kini mencapai lebih dari 50 persen. Namun, angka itu masih di bawah standar negara maju yang biasanya berada di kisaran 70 hingga 80 persen. Tu menilai, seiring pertumbuhan sektor jasa, perdagangan jasa akan semakin menjadi bagian alami dari perkembangan ekonomi Tiongkok.
Tu juga menjelaskan bahwa perdagangan dan pembangunan industri saling menguatkan. Ekspansi perdagangan jasa dapat meningkatkan pasokan domestik dan merangsang konsumsi, sementara pertumbuhan industri menciptakan kebutuhan perdagangan baru. Pola sinergi ini diyakini akan menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke depan.
"Perdagangan berfungsi sebagai sarana untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa, sementara ekspansi industri mendorong permintaan perdagangan. Dengan demikian, pembangunan industri dan pembangunan perdagangan saling memperkuat," terang Tu Xinquan.
Laporan Kementerian Perdagangan Tiongkok yang dirilis pada CIFTIS 2025 mencatat, total volume perdagangan jasa Tiongkok pada 2024 untuk pertama kalinya menembus 1 triliun dolar AS. Angka ini menempatkan Tiongkok sebagai negara dengan perdagangan jasa terbesar kedua di dunia. Sejak 2012, perdagangan jasa Tiongkok tumbuh rata-rata 6,7 persen per tahun, 1,7 kali lipat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan perdagangan barang.
Transformasi digital juga mempercepat laju pertumbuhan ini. Long Guoqiang, Wakil Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara Tiongkok, menilai bahwa digitalisasi telah membuat banyak layanan yang sebelumnya sulit diperdagangkan lintas negara kini bisa lebih mudah dipasarkan. Hal ini membuka peluang besar baik bagi sektor jasa tradisional maupun sektor baru berbasis teknologi.
AI menjadi pendorong utama gelombang baru dalam perdagangan jasa. Di CIFTIS, berbagai solusi berbasis AI ditampilkan, mulai dari pendidikan, pariwisata, hingga layanan kesehatan dan olahraga. Robot humanoid buatan Tiongkok bahkan unjuk kemampuan seperti melayani makanan, membuat kopi, hingga bermain sepak bola dan tinju. Inovasi ini memperlihatkan dampak transformatif AI terhadap jasa lintas sektor.
"Secara khusus, perkembangan AI yang pesat siap membuka babak baru bagi perdagangan jasa, dan itu adalah area di mana Tiongkok mempertahankan keunggulan kompetitif," kata Long.
Tiongkok berkomitmen memperluas keterbukaan di sektor jasa. Wakil Menteri Perdagangan Sheng Qiuping menyatakan pemerintah akan memajukan program percontohan di bidang telekomunikasi, kedokteran, pendidikan, dan budaya.
Dengan strategi ini, Tiongkok berharap memperdalam integrasi dengan pasar global, memperkuat sinergi industri lintas negara, serta memberikan kontribusi besar bagi kemakmuran ekonomi dunia melalui perdagangan jasa.
"Kami akan memperdalam integrasi kami ke pasar dunia, meningkatkan sinergi industri dengan negara lain, dan menyuntikkan momentum yang lebih besar bagi kemakmuran ekonomi global melalui keterbukaan dan kerja sama dalam perdagangan jasa," bebernya.