![]() |
| cover | topik.id |
Bibit siklon tropis 97S kembali menjadi perhatian setelah mulai terdeteksi pada 14 November 2025 pukul 00.00 UTC atau 07.00 WIB. Sistem cuaca ini terbentuk di Samudera Hindia, tepatnya di barat daya Nusa Tenggara Barat, dan berada dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta. Kemunculannya menandai peningkatan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya kawasan timur.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per Senin (17/11/2025), bibit siklon ini telah memicu kondisi atmosfer yang tidak stabil. Dampak awal yang terlihat mencakup potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di beberapa wilayah, terutama Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Peringatan dini dikeluarkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
"Bibit Siklon Tropis 97S mulai terbentuk pada 14 November 2025 pukul 00.00 UTC (07.00 WIB) di wilayah Samudera Hindia Barat Daya Nusa Tenggara Barat di dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta," tulis BMKG di laman real-time untuk memantau siklon tropis 97S, Senin (17/11/2025).
Selain cuaca ekstrem, bibit siklon tropis 97S juga meningkatkan risiko gelombang tinggi di banyak perairan strategis. Sejumlah wilayah seperti Laut Sawu, Selat Sumba, Selat Ombai, hingga Samudera Hindia selatan Sumba–Rote masuk dalam daftar area yang berpotensi terdampak.
Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas pelayaran, perikanan, dan transportasi laut yang bergantung pada stabilitas cuaca. Pada saat yang sama, BMKG juga mencatat adanya potensi angin kencang yang terutama dirasakan di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Kombinasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, dan angin kencang menjadikan perkembangan 97S perlu terus dipantau.
![]() |
| dok: @bmkg |
Berikut wilayah terdampak bibit siklon tropis 97S, berdasarkan data real-time BMKG, Senin (17/11/2025):
Cuaca Ekstrem
- Maluku
- Nusa Tenggara Timur
Gelombang Tinggi
- Maluku
- Nusa Tenggara Timur
- Selat Sumba bagian barat
- Laut Sawu bagian selatan
- Samudera Hindia selatan P. Sumba - P. Sabu
- Samudera Hindia selatan Kupang - P. Rote
- Perairan selatan Kupang - P. Rote
- Selat Sumba bagian timur
- Laut Sawu bagian utara
- Selat Ombai
- Perairan utara Kupang - P. Rote
- Selat Alor - Pantar
- Selat Flores - Lamakera
- Laut Arafuru bagian barat
- Perairan Kep. Sermata - Kep. Leti
- Perairan Kep. Tanimbar
- Selat Wetar
- Perairan Kep. Babar
Angin Kencang
- Nusa Tenggara Timur
![]() |
| dok: @bmkg |
Terpisah, sebelumnya Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, bibit siklon 97S berada pada posisi sekitar 11.8°LS dan 120.8°BT.
Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot (sekitar 46 km/jam) dan tekanan minimum 1009 hPa. Meskipun terklasifikasi sebagai bibit berintensitas rendah, 97S telah cukup memengaruhi kondisi atmosfer di wilayah timur Indonesia.
"Namun demikian, bibit 97S berpotensi memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan gelombang di perairan Indonesia," kata Guswanto dalam siaran persnya, seperti dilansir topik.id, Minggu (16/11/2025).
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menegaskan bahwa pemantauan intensif terhadap kedua bibit siklon terus dilakukan untuk memastikan setiap perubahan atmosfer dapat segera diinformasikan.
BMKG meminta masyarakat dan pelaku sektor kelautan untuk rutin memantau informasi resmi melalui situs BMKG, akun @infoBMKG, dan aplikasi InfoBMKG sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem.
"BMKG melalui TCWC Jakarta terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan kedua bibit siklon tersebut. Pemantauan ini dilakukan secara berkesinambungan untuk memastikan setiap perubahan signifikan dapat segera diinformasikan kepada publik dan instansi terkait guna mendukung tindakan mitigasi yang lebih cepat dan tepat," ungkap Andri.
.png.webp)

