Kemenperin kebut transformasi industri, peserta minta ada pelatihan AI

Berbagai program peningkatan kompetensi yang difokuskan pada penguasaan teknologi industri 4.0 serta sertifikasi kompetensi yang terstandar.

author photo
A- A+
Kontor Kementerian Perindustrian, Jl. Gatot Subroto No.Kav. 52-53, RT.1/RW.4, Kuningan Tim., Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950 | dok: Norman
Kontor Kementerian Perindustrian, Jl. Gatot Subroto No.Kav. 52-53, RT.1/RW.4, Kuningan Tim., Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950 | dok: Norman

Dalam upaya mempercepat modernisasi sektor manufaktur dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin agresif mendorong digitalisasi di berbagai lini industri. Transformasi menuju era industri 4.0 kini menjadi fokus utama, tidak hanya melalui penerapan teknologi mutakhir, melainkan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). 

Melalui berbagai program strategis, pemerintah berupaya memastikan pelaku industri siap menghadapi tantangan baru yang menuntut keahlian digital tingkat lanjut. Dengan langkah yang lebih terarah, Kemenperin menegaskan bahwa daya saing nasional harus dibangun di atas fondasi talenta industri yang adaptif dan kompeten. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa teknologi digital memegang peranan penting dalam modernisasi proses industri serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia, Kemenperin terus mengakselerasi transformasi menuju industri 4.0 melalui inisiatif Making Indonesia 4.0 yang telah dijalankan sejak 2018.

"Transformasi digital yang sejalan dengan Making Indonesia 4.0 tidak hanya memperkuat struktur industri dalam negeri, tetapi juga memacu kompetensi tenaga kerja agar semakin kompetitif di pasar global," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi di Jakarta, seperti dilansir topik.id, Senin (24/11/2025).

Berdasarkan survei self-assessment INDI 4.0 terhadap 1.661 perusahaan industri, implementasi teknologi masih menjadi tantangan utama. Kajian McKinsey (2019) juga menunjukkan bahwa adopsi industri 4.0 di Indonesia baru mencapai 21%, dengan 79% perusahaan masih berada pada tahap pilot trap.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus memperkuat penyiapan SDM kompeten, khususnya dalam bidang elektronika, otomasi, dan teknologi industri 4.0.

Beberapa waktu lalu, BPSDMI sukses menyelenggarakan Pelatihan Perancangan Embedded System Mikrokontroler Berbasis Internet of Things (IoT) yang bekerja sama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur. Pelatihan ini dilaksanakan di Kadin Institute, Surabaya.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menegaskan, PIDI 4.0 merupakan salah satu motor percepatan transformasi digital di sektor industri. Menurutnya, transformasi digital harus dipandang sebagai investasi strategis agar industri mampu bertahan dan unggul dalam persaingan global yang semakin ketat.

"PIDI 4.0 memiliki visi menjadi solusi satu atap bagi akselerasi transformasi digital, melalui pendampingan, konsultasi, pemecahan masalah industri, dan pelatihan bagi pelaku industri," jelas Doddy.

Peserta minta ada pelatihan AI.

Pelatihan Perancangan Embedded System Berbasis IoT | dok: @kemenperin

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan langkah penting untuk memperkuat kapasitas tenaga kerja industri. 

Pelatihan ini diikuti 30 tenaga kerja industri dan berlangsung selama lima hari, yang meliputi empat hari pelatihan dan satu hari uji kompetensi. Peserta yang lulus memperoleh Sertifikasi Klaster Perancangan Embedded System Berbasis IoT dari BNSP.

"Pelatihan Perancangan Embedded System Berbasis IoT ini adalah katalisator yang mempercepat transformasi Industri 4.0 melalui pengembangan SDM yang kompeten," ujar Sidik.

Sementara itu, Naufal, salah satu peserta pelatihan, menyampaikan bahwa materi yang diberikan sangat relevan untuk kebutuhan industri. 

"Pelatihannya sangat bermanfaat dan dapat langsung diterapkan di tempat kerja. Ke depan, kami berharap ada pelatihan lanjutan yang berfokus pada artificial intelligence," ungkap Naufal.

Sejak tahun 2022 hingga 2025, PIDI 4.0 telah melatih 1.856 tenaga kerja industri melalui berbagai program peningkatan kompetensi yang difokuskan pada penguasaan teknologi industri 4.0 serta sertifikasi kompetensi yang terstandar.

Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen Kemenperin dalam memastikan sektor industri memiliki talenta digital yang kuat, sehingga mampu mengakselerasi transformasi industri sekaligus mendukung target peningkatan daya saing nasional.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks