Proteksi remaja Indonesia, YouTube terapkan konsep safer by default

Perlindungan diperluas menjadi enam kategori konten yang diawasi lebih ketat.

author photo
A- A+
Proteksi remaja Indonesia, YouTube terapkan konsep Safer by Default
cover | topik.id

Generasi remaja Indonesia kini tumbuh dalam lingkungan digital yang semakin intens dan cepat berubah. Interaksi mereka dengan teknologi membentuk pola hidup baru yang memengaruhi cara belajar, bersosialisasi, dan mengonsumsi informasi. Melihat perubahan besar ini, YouTube memperkuat komitmennya untuk melindungi pengalaman digital remaja agar tetap aman dan sehat.

Upaya YouTube berpusat pada dua pondasi penting rancangan produk yang aman sejak awal (Safer by Default) serta kerja sama dengan otoritas kesehatan kredibel di tingkat nasional. Melalui pendekatan ini, YouTube menempatkan proteksi remaja sebagai prioritas inti, bukan sekadar fitur tambahan. Kolaborasi tersebut memperkuat kualitas kebijakan keselamatan yang diterapkan.

Konsep safer by default hadir melalui serangkaian fitur yang memudahkan remaja mengelola konsumsi konten. Pengingat otomatis seperti “Take a Break” dan “Bedtime” membantu mendorong rutinitas digital yang lebih terkendali. Fitur ini menjadi dasar pengaturan kebiasaan menonton yang lebih baik bagi pengguna muda.

"Cara baru untuk mengatur waktu di Shorts. Kami meluncurkan fitur yang memungkinkan pengguna, termasuk remaja, untuk menetapkan batas durasi harian untuk scroll feed Shorts di perangkat mobile. Pengguna dapat mengatur dan menyesuaikan batas harian ini melalui menu ‘Settings’. Setelah batas waktu tercapai, pengguna akan menerima notifikasi yang menandakan bahwa feed Shorts telah dihentikan sementara untuk hari itu," tulis YouTube dalam pengumuman resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (23/11/2025).

Langkah baru juga dilakukan melalui kontrol waktu khusus Shorts, di mana pengguna dapat menetapkan batas durasi harian untuk penggunaan feed pendek tersebut. Setelah mencapai batas, sistem akan menahan akses sementara agar konsumsi tidak berlebihan. Pengaturan ini memberi ruang bagi remaja untuk memiliki disiplin waktu saat menjelajahi konten cepat.

YouTube turut memperluas fitur kontrol orang tua agar pengawasan digital semakin efektif. Melalui supervised accounts, orang tua nantinya dapat mengatur batas waktu Shorts yang tidak dapat diabaikan oleh anak. Pendekatan ini mendorong peran keluarga dalam menciptakan pola penggunaan internet yang seimbang.

"Perluasan Kontrol Orang Tua: Pada akhir tahun ini, kami juga berencana memperluas fitur kontrol orang tua untuk mengintegrasikan batas waktu Shorts, sehingga orang tua yang menggunakan akun yang diawasi (supervised accounts) dapat secara proaktif menetapkan batas yang tidak bisa diabaikan," ungkap YouTube.

Selain pembatasan waktu, YouTube memperkuat sistem rekomendasi dengan fokus pada keamanan remaja. Algoritma kini lebih selektif dalam menampilkan konten yang mungkin tidak bermasalah ketika ditonton sesekali, tetapi dapat berdampak negatif jika dikonsumsi berulang. Pembaruan ini bertujuan mengurangi paparan konten yang memicu kebiasaan menonton berlebihan.

Setelah peninjauan internal dan masukan dari Youth and Families Advisory Committee, perlindungan diperluas menjadi enam kategori konten yang diawasi lebih ketat. Termasuk di dalamnya konten tentang perbandingan fisik, agresi sosial, serta saran keuangan yang tidak realistis. Dengan perluasan ini, YouTube ingin memastikan ruang digital yang lebih aman bagi remaja Indonesia.

"Kami juga memberikan perlindungan bagi remaja dan pra-remaja melalui sistem rekomendasi YouTube yang membantu mereka menemukan video sesuai minat dan yang menyenangkan untuk ditonton. Selain itu, kami menambahkan perlindungan ekstra pada urutan video bagi remaja untuk membatasi rekomendasi konten yang sekiranya aman jika ditonton sekali, tapi bisa jadi bermasalah jika ditonton berulang kali," terangnya.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks