 |
| cover: topik.id |
Pelacakan online dan potensi serangan hacker atau peretas dapat berdampak serius pada privasi dan keamanan data pribadi. Baru-baru ini marak penipuan modus link dengan file APK yang dikirimkan melalui WhatsApp.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan studi kasus terkait APK undangan online, dikirimkan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Jika penerima pesan mengakses berkas APK tersebut maka penjahat akan mendapatkan akses terhadap SMS korban termasuk token SMS-banking.
"Jika diklik aplikasi tersebut akan meminta akses untuk melakukan aktivitas Baca SMS atau MMS. Jika diizinkan maka SMS yang tersimpan di HP atau kartu SIM akan dapat dibaca oleh aktor jahat. Akses selanjutnya yang diminta adalah untuk melakukan aktivitas Terima SMS juga akan diminta. Jika diizinkan maka aktor jahat dapat memonitor dan atau menghapus pesan tanpa sepengetahuan korban," himbauan BSSN dari laman resminya.
Sebelumnya, pengguna WordPress di Indonesia juga menjadi sasaran para peretas, fenomena ini semakin mengkhawatirkan karena menyerang sistem utama dari sebuah website.
Sumber topik.id yang tak ingin dipublikasikan namanya mengungkapkan para hacker berhasil menyusupi sistem control panel (cPanel) pada sistem yang berfungsi untuk pengelolaan hosting sistem manajemen konten (CMS) WordPress.
"Entah bagaimana cara mereka bisa masuk ke cPanel web saya. sejauh ini potongan kode dari error_log dapat ditemukan di file: wp-blog-header.php dan index.php (public_html)," ungkapnya kepada topik.id, Senin (7/8/2023) lalu.
Dari banyaknya kasus dan modus penipuan online. Sebab itu, membatasi jejak digital di internet adalah langkah penting untuk melindungi.
Lantas bagaimana membatasi jejak digital di internet? Berikut panduan praktis tentang bagaimana dapat meminimalkan jejak digital yang dirangkum topik.id:
Mode Incognito dan Pengaturan Privasi.
Mulailah dengan menggunakan mode incognito atau mode pribadi saat menjelajahi internet. Ini mencegah penyimpanan riwayat penelusuran, cookie, dan data lainnya pada perangkat. Selain itu, periksa dan sesuaikan pengaturan privasi pada peramban web, serta aplikasi yang digunakan, untuk mengontrol data yang dapat diakses oleh pihak ketiga.
Gunakan VPN (Virtual Private Network).
Pertimbangkan untuk menggunakan layanan VPN. VPN membantu menyembunyikan alamat IP dan mengenkripsi lalu lintas internet, membuatnya sulit bagi pihak luar untuk melacak aktivitas online.
Mengelola Informasi Pribadi.
Hindari membagikan informasi pribadi yang sensitif secara terbuka di platform online. Jangan memposting nomor telepon atau alamat rumah di tempat yang dapat diakses oleh siapa pun. Pastikan hanya membagikan informasi pribadi kepada pihak yang dapat dipercaya.
Penggunaan Email yang Bijak.
Pengaturan privasi email juga penting. Gunakan layanan yang mendukung enkripsi dan pertimbangkan untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk memperkuat keamanan akun.
Hapus Riwayat Penelusuran.
Selalu hapus riwayat penelusuran secara berkala. Ini tidak hanya membantu mengurangi data jejak digital, tetapi juga membantu melindungi privasi dari penyimpanan tidak sah.
Periksa Izin Aplikasi.
Penting untuk memeriksa izin yang diberikan kepada aplikasi di perangkat. Batasi akses mereka hanya pada informasi yang benar-benar diperlukan untuk fungsi aplikasi tersebut.
Literasi Digital.
Selalu tingkatkan pemahaman tentang ancaman keamanan online. Pahami risiko potensial dan pelajari cara mengenali upaya peretasan atau penipuan. Literasi digital dalam keamanan siber adalah kunci untuk melindungi.
Dengan mengikuti panduan di atas, semua orang dapat memiliki kendali lebih besar atas informasi pribadi dan merasa lebih aman dalam menjelajahi dunia digital yang kompleks ini.
