Ciptakan internet aman, Indonesia kecipratan dana hibah Google

M. Ihsan

Pihak Google mengumumkan hibah sebesar US$15 juta.

Jakarta, Indonesia
Internet menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia, memainkan peran krusial dalam membentuk cara berinteraksi, belajar, hingga berbisnis. 

Namun, dengan pertumbuhan yang pesat ini, tantangan keamanan online juga semakin meningkat. Di Indonesia, di mana pengguna internet terus berkembang dengan cepat, keamanan digital menjadi semakin penting untuk ditekankan.

Wakil Presiden dan Kepala, Kepercayaan dan Keamanan, Google Asia-Pasifik, Saikat Mitra mengungkapkan seperti negara-negara lain di dunia, kawasan Asia-Pasifik mengalami peningkatan penipuan dan penipuan online dalam beberapa tahun terakhir. 
"Untungnya, kesadaran masyarakat terhadap penipuan juga meningkat. Dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat 90% lebih banyak penelusuran terkait penipuan di Google pada tahun 2023," jelas Saikat Mitra dalam keterangan tertulisnya di laman resmi Google, Selasa (6/2/2024).
Lanjutnya, seiring dengan terintegrasinya internet dan ponsel pintar ke dalam kehidupan sehari-hari, keduanya juga menjadi pintu gerbang penting menuju data pribadi, baik itu informasi perbankan, rekening belanja, atau statistik kesehatan. 

"Penipu menerapkan berbagai taktik penipuan di berbagai saluran yang terus berkembang seperti pesan penipuan, penawaran menarik, peniruan identitas, dan banyak lagi," jelasnya.

Saikat juga merincikan, Google fokus pada teknologi dengan langkah-langkah keamanan bawaan, pendekatan aman secara default. 

"Misalnya, filter spam dan penyalahgunaan kami yang didukung AI di Gmail dan Google Penelusuran membantu memblokir sebagian besar email dan situs spam yang mencurigakan sebelum sampai ke Anda," terangnya.

Selain merancang produk untuk melawan penipuan, Google menyadari bahwa menciptakan Internet yang lebih aman bagi semua orang adalah upaya kolektif. 

"Meningkatnya insiden penipuan menunjukkan bahwa kita perlu memperkuat literasi digital, khususnya di kalangan kelompok paling rentan," ungkapnya.

Dana hibah untuk kelompok yang paling rentan.

Selama lima tahun terakhir, Google.org telah mendukung 26 organisasi dampak sosial di Asia-Pasifik dengan hibah lebih dari US$35 juta. Hibah ini telah membantu melatih kelompok rentan agar tetap aman saat online, mengatasi misinformasi, dan meningkatkan ketahanan dunia maya bagi organisasi.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, pihak Google mengumumkan hibah sebesar US$15 juta pada bulan Oktober lalu untuk mendukung The Asia Foundation dalam meluncurkan Dana Keamanan Siber APAC dalam kemitraan dengan CyberPeace Institute dan Global Cyber ​​Alliance . 

Dana ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siber bagi 300.000 usaha mikro dan kecil, organisasi nirlaba, dan usaha sosial yang kurang terlayani di 13 lokasi di wilayah tersebut termasuk Indonesia.

"Mulai bulan Februari ini, The Asia Foundation juga akan bekerja sama dengan Asosiasi PPSW , Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) dan Dewan Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah se-Indonesia dengan tujuan menjangkau 70.000 usaha mikro dan kecil," ungkap Saikat. 

Lebih lanjut, Di India, banyak mitra (seperti Foundation for MSME Clusters ) akan mendukung 45.000 organisasi yang kurang terlayani, 50% di antaranya dimiliki oleh perempuan, untuk menerima pelatihan tentang pemahaman risiko dunia maya dan perlindungan data bisnis. 

"Di Pakistan, Beaconhouse National University akan merintis klinik siber untuk melatih mahasiswa yang kemudian akan membantu 250 organisasi berisiko untuk lebih mempertahankan diri dari serangan siber. Kami menantikan kolaborasi lebih lanjut di seluruh Asia-Pasifik untuk membangun internet yang lebih aman bagi semua orang. Kunjungi Pusat Keamanan Google untuk mendapatkan tips praktis lainnya di safety.google," tutupnya.
Share:
Baca berita berbasis data.

Kategori konten paling banyak dibaca.
News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks