![]() |
Kantor Google Seattle | @google |
Google, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, telah mengadopsi AI untuk meningkatkan keamanan platformnya dari penyalahgunaan yang terus berkembang. Dengan sistem AI yang semakin canggih, Google dapat mengidentifikasi dan menangani konten yang berpotensi merugikan dengan lebih efisien.
"Taktik yang digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab terus berkembang. Oleh karena itu, kami harus bekerja lebih keras untuk mendeteksi konten berbahaya yang muncul di produk kami," tulis Google di laman resminya, dikutip Minggu (2/2/2025).
Salah satu cara AI membantu Google dalam menjaga ekosistem digital yang aman adalah melalui sistem pengklasifikasi berbasis kecerdasan buatan. Sistem ini mampu menandai konten yang berpotensi berbahaya secara otomatis.
Setelah ditandai, konten tersebut dapat segera dihapus atau diteruskan kepada tim peninjau manusia untuk evaluasi lebih lanjut. Dengan cara ini, Google dapat bertindak cepat dalam menanggapi ancaman yang muncul.
"AI membantu kami meningkatkan skala deteksi penyalahgunaan di seluruh platform kami. Pengklasifikasi yang didukung AI membantu menandai konten yang berpotensi berbahaya dengan cepat, yang kemudian dihapus atau diteruskan ke petugas peninjau," ungkapnya.
Tidak hanya dalam mendeteksi konten berbahaya, Google juga mengembangkan Model Bahasa Besar (LLM) yang memiliki potensi untuk lebih meningkatkan efisiensi deteksi konten berbahaya.
Dengan teknologi ini, waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi materi berbahaya dapat dikurangi secara signifikan. Keunggulan ini sangat penting dalam menangani ancaman baru yang terus berkembang di dunia maya.
"Selain itu, Model Bahasa Besar (LLM) sebagai terobosan di bidang AI berpotensi mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendeteksi dan mengevaluasi materi berbahaya secara signifikan, terutama yang berkaitan dengan ancaman baru yang terus berkembang," jelasnya.
Penggunaan AI tidak hanya terbatas pada deteksi konten secara otomatis, namum dalam mendukung sistem peninjauan manual. Tim peninjau dapat memanfaatkan AI untuk menyaring informasi lebih cepat dan lebih akurat.
Dengan demikian, kombinasi antara teknologi AI dan pengawasan manusia menciptakan sistem yang lebih solid dalam menghadapi tantangan penyalahgunaan konten.
Selain mengandalkan teknologi internal, Google juga bekerja sama dengan organisasi eksternal yang memiliki keahlian dalam mendeteksi dan melaporkan konten berbahaya. Google dan YouTube menerima masukan dari ratusan Pelapor Prioritas di seluruh dunia.
Organisasi ini memiliki keahlian di bidang khusus dan budaya tertentu sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dalam mengidentifikasi materi yang melanggar kebijakan platform.
"Kami juga bekerja sama dengan organisasi eksternal yang mengevaluasi dan melaporkan konten yang berpotensi berbahaya. Google dan YouTube menerima masukan dari ratusan Pelapor Prioritas, yaitu organisasi di seluruh dunia dengan keahlian di bidang khusus dan budaya yang melaporkan konten tertentu kepada kami untuk ditinjau," terangnya.