Google, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar skala global, berkomitmen untuk menjaga keamanan pengguna dengan menghadirkan perlindungan berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di setiap produknya, termasuk di Indonesia.
Salah satu bentuk perlindungan yang telah diterapkan Google adalah filter spam di Gmail, yang secara proaktif menghalau email mencurigakan dan situs web berbahaya. Selain itu, Google Safe Browsing juga terus beroperasi di berbagai platform untuk melindungi pengguna dari ancaman phishing, malware, dan penipuan online.
Dalam upaya memerangi perjudian online di Indonesia, Google secara aktif memblokir situs-situs ilegal yang tidak sesuai dengan kebijakan. Setiap minggu, setidaknya 100.000 situs perjudian yang berisi spam berhasil diblokir, termasuk situs yang dibajak. Tahun lalu, lebih dari 1,5 juta iklan terkait perjudian juga dihentikan, yang berkontribusi pada penurunan laporan pengguna hingga 75%.
Ancaman keamanan digital tidak hanya berasal dari situs web berbahaya, tapi dari aplikasi yang diunduh di luar toko aplikasi resmi atau yang disebut sideloading juga. Google telah berinvestasi dalam sistem pertahanan berbasis AI untuk melindungi pengguna dari aplikasi berbahaya yang dapat mengancam keamanan data dan perangkat.
Google Play Protect berperan sebagai perlindungan utama terhadap malware dan software berbahaya. Dengan memindai lebih dari 200 miliar aplikasi setiap hari, sistem ini mampu mendeteksi ancaman tersembunyi, termasuk malware polimorfik. Pada tahun 2024, Play Protect berhasil mengidentifikasi lebih dari 13 juta aplikasi berbahaya di luar ekosistem Google Play.
Sebagai langkah tambahan, Google meningkatkan perlindungan dengan menghadirkan Enhanced Fraud Protection bagi aplikasi yang diunduh melalui sideloading. Fitur ini memungkinkan analisis dan pemblokiran otomatis terhadap aplikasi yang mencoba mengeksploitasi izin sensitif, khususnya yang berisiko menimbulkan penipuan keuangan.
Perlindungan yang ditingkatkan ini telah berhasil memblokir 36 juta instalasi aplikasi berisiko dan melindungi 10 juta perangkat di sepuluh negara pada tahun 2024. Google, bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) segera meluncurkan fitur ini di Indonesia guna meningkatkan keamanan pengguna dengan perlindungan yang ditingkatkan.
"Fitur perlindungan penipuan yang ditingkatkan pada Google Play Protect telah memblokir 36 juta instalasi aplikasi berisiko, melindungi 10 juta perangkat di sepuluh negara pada tahun 2024. Bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, kami akan meluncurkan fitur ini di Indonesia mulai bulan ini," ungkap Google Indonesia di laman resminya, dikutip Selasa (18/2/2025).
Selain keamanan bagi pengguna umum, Google juga berfokus pada pengalaman digital yang aman bagi anak-anak dan remaja. Berbagai langkah telah diambil, seperti menjadikan Filter SafeSearch sebagai default, membatasi konten yang tidak sesuai usia di YouTube dan Google Play, serta memperkenalkan fitur kesejahteraan digital bagi remaja.
Untuk meningkatkan efektivitas proteksi ini, Google tengah mengembangkan model estimasi usia berbasis pembelajaran mesin. Teknologi ini akan membantu dalam mengidentifikasi usia pengguna, sehingga sistem dapat menerapkan perlindungan yang sesuai. Uji coba pertama akan dilakukan di Amerika Serikat sebelum diterapkan ke lebih banyak negara.
Bagi keluarga, Google menyediakan Google Family Link yang memungkinkan orang tua mengelola pengalaman digital anak-anak mereka. Dengan fitur terbaru, Family Link kini semakin memudahkan pengaturan waktu layar dan pengelolaan aktivitas online anak-anak di perangkat Android dan Chrome.
"Memahami bahwa keamanan online tidak bisa disamaratakan untuk semua orang, Google menyadari pentingnya menyediakan pengalaman online yang sesuai dengan usia, terutama untuk anak-anak dan remaja. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah mengambil banyak langkah penting untuk menyediakan pengalaman yang sesuai dengan usia untuk anak-anak dan remaja di seluruh produk kami, termasuk sejumlah perubahan untuk semua pengguna di bawah 18 tahun, seperti: menjadikan Filter SafeSearch sebagai default, membatasi konten yang dibatasi usia di YouTube dan Google Play, menggabungkan fitur untuk mendukung kesejahteraan remaja di YouTube, dan banyak lagi," jelasnya.
Google menyadari bahwa keamanan online adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, perusahaan ini terus berinvestasi dalam program literasi digital dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem internet yang lebih aman.
Dengan dukungan pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia dapat memanfaatkan AI untuk membangun lingkungan digital yang lebih aman dan sehat. Google berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi guna memastikan setiap orang dapat menjelajahi dunia digital dengan rasa aman dan nyaman.