![]() |
Elon Musk | cover: topik.id |
Serangan yang terjadi pada tanggal 10 Maret 2025 ini menyebabkan gangguan layanan yang meluas, membuat puluhan ribu pengguna kesulitan mengakses platform.
Menurut Musk, serangan ini menunjukkan penggunaan sumber daya yang sangat besar, sehingga ia menduga bahwa kelompok terkoordinasi besar atau negara terlibat di dalamnya.
Tuduhan ini telah memicu perdebatan sengit di antara para ahli keamanan siber, yang mempertimbangkan implikasi dari negara-bangsa yang mungkin menargetkan platform media sosial terkemuka itu yang dihuni para politikus skala global.
Serangan siber tersebut mulai terdeteksi sekitar pukul 05.30 waktu ET, dan dengan cepat meningkat menjadi masalah besar bagi pengguna di seluruh dunia. Pada puncaknya, lebih dari 40.000 laporan gangguan tercatat di Downdetector.com, yang mengindikasikan skala besar-besaran serangan siber.
"Ada (masih) serangan siber besar-besaran terhadap 𝕏. Kami diserang setiap hari, tetapi ini dilakukan dengan banyak sumber daya. Baik kelompok besar yang terkoordinasi dan/atau suatu negara terlibat," tulis Elon Musk, dikutip topik.id Selasa (11/3/2025).
Masalah utama yang dilaporkan termasuk kesulitan mengakses aplikasi 𝕏, gangguan pada situs web, dan masalah koneksi server. Meskipun sempat terjadi pemulihan layanan sementara di antara gangguan, platform tersebut mengalami setidaknya tiga periode pemadaman utama sepanjang hari.
Gangguan berulang ini juga menimbulkan pertanyaan tentang infrastruktur keamanan siber 𝕏 dan kemampuannya untuk menahan serangan yang canggih.
Musk mengklaim bahwa 𝕏 diserang setiap hari, namun serangan khusus ini tampaknya telah melampaui kemampuan pertahanan platform. Dengan implikasi keterlibatan negara, ada dimensi geopolitik yang ditambahkan pada insiden ini.
Kegiatan dunia maya yang disponsori negara telah menjadi isu yang semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir, dengan negara-negara yang menggunakan kemampuan dunia maya untuk memajukan kepentingan mereka dan mengumpulkan intelijen.
Meskipun Musk tidak menyebutkan negara mana pun secara spesifik, tuduhannya telah memicu diskusi tentang prevalensi aktivitas dunia maya yang disponsori negara yang menargetkan platform teknologi profil tinggi.
Serangan terhadap 𝕏, jika memang disponsori oleh negara, akan mewakili peningkatan dalam lanskap konflik dunia maya global yang sedang berlangsung. "Pelacakan…," singkat Musk.
Serangan diduga dari Ukraina.
Laporan mengenai gangguan X mulai bermunculan sejak Senin pagi, dengan pengguna di Asia, Eropa, dan Amerika Utara melaporkan kesulitan mengakses layanan, menurut situs pemantau Downdetector.
Elon Musk juga mengatakan dalam wawancaranya dengan Larry Kudlow dari Fox Business Network bahwa serangan siber itu berasal dari alamat IP yang berasal dari wilayah Ukraina.
Melansir dari laporan Reuters, seorang sumber di industri infrastruktur internet mengatakan X telah dilanda beberapa gelombang penolakan layanan yang dimulai sekitar pukul 9:45 waktu setempat.
Kendati memberikan keterangan, namun sumber tersebut berbicara dengan syarat anonim karena orang tersebut merasa bahwa dirinya tidak berwenang untuk berbicara di depan umum mengenai masalah tersebut.