iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Google buka-bukaan data, keamanan digital berdasarkan generasi

Kebiasaan Gen Z yang jarang memperbarui kata sandi terlihat ceroboh. Namun faktanya, mereka justru beralih ke metode login modern.

author photo
A- A+
@google
Penipuan daring sedang meningkat drastis di seluruh dunia, dan pengguna internet semakin merasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data FBI, penipuan daring mencetak rekor kerugian sebesar $16,6 miliar tahun lalu, meningkat 33% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan siber semakin canggih dalam menjalankan aksinya, baik melalui media sosial, email, maupun saluran komunikasi digital lainnya.

Google bersama Morning Consult melakukan survei untuk memahami bagaimana masyarakat, khususnya di Amerika Serikat, merespons ancaman ini. Hasilnya, lebih dari 60% konsumen merasa bahwa tingkat penipuan meningkat selama setahun terakhir. Bahkan, sepertiga dari mereka pernah mengalami langsung pelanggaran data pribadi, menciptakan kekhawatiran yang nyata terhadap keamanan digital.

Pesan teks masih menjadi saluran utama penipuan, namun email tidak ketinggalan. Sebanyak 61% responden mengaku pernah menjadi sasaran penipuan melalui email. Menariknya, meski jumlah penipuan meningkat, kepercayaan diri masyarakat dalam mendeteksi penipuan juga bertambah. Lebih dari 80% menyatakan mampu mengenali permintaan informasi pribadi, tautan mencurigakan, dan permintaan yang terkesan mendesak.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa praktik keamanan digital sangat dipengaruhi oleh perbedaan generasi. Generasi X, Baby Boomer, dan sebagian besar Milenial cenderung masih mengandalkan metode keamanan konvensional seperti kata sandi dan autentikasi dua faktor (2FA). Ini menunjukkan keterikatan pada sistem lama yang meskipun dikenal luas, kini semakin rentan terhadap serangan siber.

Wakil Presiden - Privasi, Keamanan & Keselamatan Google, Evan Kotsovinos merincikan lebih dari 60% Gen X dan Baby Boomer masih menggunakan kata sandi sebagai metode masuk utama, walaupun telah tersedia metode login yang lebih modern seperti "Masuk dengan Google". Hanya sekitar 30% dari kelompok ini yang menggunakannya secara rutin. Ini menunjukkan bahwa meski ada alternatif yang lebih aman dan mudah, perubahan kebiasaan memerlukan waktu dan edukasi yang lebih luas.
"Kebanyakan orang — termasuk Generasi X, Baby Boomer, dan banyak Generasi Milenial — masih mengandalkan metode masuk lama seperti kata sandi dan autentikasi dua faktor (2FA) . Lebih dari 60% Gen X dan Baby Boomer masih menggunakan kata sandi sebagai metode masuk utama mereka. Meskipun sudah familier dengan metode baru yang lebih praktis seperti masuk sosial (seperti Masuk dengan Google ), hanya sekitar 30% yang menggunakannya setiap hari, yang menunjukkan keengganan untuk meninggalkan metode lama," ungkap Evan Kotsovinos dalam postingannya di laman resmi Google, dilansir Kamis (5/6/2025).
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Z justru menjadi pelopor dalam adopsi teknologi keamanan terbaru. Mereka lebih terbiasa menggunakan metode autentikasi yang lebih canggih, seperti kunci sandi dan login sosial. Gen Z tumbuh dalam ekosistem digital, membuat mereka lebih fleksibel dan cepat dalam beradaptasi terhadap perkembangan keamanan siber.

Sekilas, kebiasaan Gen Z yang jarang memperbarui kata sandi terlihat ceroboh. Namun faktanya, mereka justru beralih ke metode login modern yang lebih aman dan tahan terhadap serangan seperti phishing. Ini adalah bentuk evolusi dari paradigma keamanan digital, di mana kenyamanan dan keamanan tidak harus saling mengorbankan.

"Sebaliknya, pengguna Gen Z yang lahir di era digital mengabaikan norma keamanan yang sudah ketinggalan zaman seperti kata sandi, dan memilih alat autentikasi yang lebih canggih. Sementara banyak orang di AS masih mengandalkan kata sandi dan alat seperti 2FA, Gen Z dan Milenial lebih bergantung pada kunci sandi atau login sosial. Meskipun sekilas tidak memperbarui kata sandi secara teratur tampak seperti kebersihan keamanan yang buruk, keinginan untuk beralih ke metode login yang lebih modern yang lebih aman dan mudah digunakan adalah hal yang baik. Metode lama seperti kata sandi tidak hanya sulit dipertahankan , tetapi juga lebih rentan terhadap phishing dan sering kali bocor melalui pelanggaran data," jelasnya.

Mendorong transisi keamanan digital lebih aman.

@google
Waktu daring masyarakat juga meningkat, dengan lebih sedikit akun yang dikelola. Setengah dari warga AS, dan lebih dari 60% Gen Z, menghabiskan lebih dari lima jam per hari di ponsel. Meski begitu, mereka umumnya hanya mengelola kurang dari 10 akun daring. Hal ini didorong oleh penggunaan login sosial, yang menyederhanakan proses pendaftaran dan masuk ke berbagai platform.

Fitur deteksi ancaman secara real-time kini semakin dihargai. Google, misalnya, sering memberikan peringatan kepada pengguna saat kata sandi mereka dibobol. Pengelola Sandi Google juga dapat membuat, menyimpan, dan mengisi otomatis kata sandi yang kuat, sehingga mengurangi risiko penggunaan sandi yang lemah atau berulang di banyak situs.

Dalam dunia yang terus berubah, alat keamanan digital otomatis menjadi sangat penting. Google terus memperbarui sistem keamanannya untuk melindungi pengguna dari penipuan. Teknologi seperti "Call Screen" di Android dapat membantu menyaring panggilan mencurigakan, dan deteksi penipuan di Google Messages bisa memblokir pesan terkait penipuan kripto, tol, atau pengiriman palsu.

Google juga sedang mendorong transisi dari penggunaan kata sandi ke metode masuk yang lebih aman, seperti kunci sandi. Dengan menggunakan biometrik seperti sidik jari atau pengenalan wajah, pengguna bisa login tanpa harus mengingat sandi. Ketika dikombinasikan dengan fitur Masuk dengan Google, keamanan menjadi lebih kuat tanpa mengorbankan kenyamanan.

Bagi pengguna yang belum siap meninggalkan kata sandi sepenuhnya, Google tetap menyediakan alat tambahan seperti Verifikasi 2 Langkah, Google Authenticator, dan Pengelola Kata Sandi. Semua upaya ini bertujuan untuk menjadikan keamanan digital sebagai sesuatu yang otomatis dan tidak membebani pengguna. Untuk informasi lebih lanjut dan panduan praktis, pengguna bisa mengunjungi Pusat Keamanan Google.

"Kami membangun perlindungan otomatis yang canggih langsung ke dalam produk Google, jadi keamanan adalah sesuatu yang tidak perlu Anda pikirkan. Pelajari lebih lanjut tentang cara-cara agar Anda lebih aman dengan Google dengan mengunjungi Pusat Keamanan kami," tutupnya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks