![]() |
Presiden Amerika Serikat, Donal Trump | @x |
Pemerintah Amerika Serikat resmi membeli saham Intel Corporation senilai $8,9 miliar, sebuah langkah besar yang menegaskan keseriusan Washington dalam memperkuat industri semikonduktor domestik. Kesepakatan ini merupakan bagian dari strategi Presiden Donald Trump untuk menjadikan Amerika sebagai pusat manufaktur cip tercanggih di dunia. Dengan masuknya pemerintah sebagai pemegang saham, Intel dipandang semakin vital dalam mendukung keamanan nasional sekaligus menjaga daya saing teknologi negeri itu.
Pendanaan investasi tersebut bersumber dari sisa hibah $5,7 miliar yang belum dicairkan di bawah Undang-Undang CHIPS dan Sains AS, ditambah $3,2 miliar dari program Secure Enclave. Intel menegaskan bahwa komitmen pada program Secure Enclave tetap berjalan, termasuk penyediaan cip yang aman untuk Departemen Pertahanan. Dengan tambahan investasi ini, total dukungan pemerintah kepada Intel kini mencapai $11,1 miliar, setelah sebelumnya perusahaan menerima hibah $2,2 miliar.
Lip-Bu Tan, CEO Intel, menyebut bahwa dukungan pemerintah menjadi bukti kepercayaan atas peran Intel sebagai satu-satunya perusahaan semikonduktor yang masih mengembangkan litbang dan manufaktur logika mutakhir di AS. Ia menegaskan, fokus Presiden Trump pada industri cip mendorong investasi bersejarah yang akan memperkuat ekonomi sekaligus keamanan nasional.
"Sebagai satu-satunya perusahaan semikonduktor yang melakukan litbang dan manufaktur logika terdepan di AS, Intel sangat berkomitmen untuk memastikan teknologi tercanggih di dunia dibuat di Amerika. Fokus Presiden Trump pada manufaktur chip AS mendorong investasi bersejarah dalam industri vital yang merupakan bagian integral dari ekonomi dan keamanan nasional negara ini. Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Presiden dan Pemerintah kepada Intel, dan kami berharap dapat terus bekerja untuk memajukan teknologi dan kepemimpinan manufaktur AS," jelas Lip-Bu Tan, CEO Intel dalam pernyataan resminya, dikutip Sabtu (23/8/2025).
Pernyataan senada datang dari Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, yang menyambut baik langkah pemerintah menjadi pemegang saham Intel. Menurutnya, langkah ini bukan hanya memperkuat posisi Amerika dalam semikonduktor, tetapi juga membuka jalan bagi penguasaan teknologi strategis lain seperti kecerdasan buatan. Pemerintah berharap investasi ini dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk menanamkan modal di Amerika Serikat.
Dalam kesepakatan, pemerintah membeli 433,3 juta lembar saham biasa Intel dengan harga $20,47 per lembar, setara dengan 9,9 persen kepemilikan. Harga itu lebih rendah dari harga pasar, sehingga memberikan keuntungan langsung bagi wajib pajak AS. Meski demikian, kepemilikan pemerintah bersifat pasif: tanpa kursi di dewan direksi, tanpa hak tata kelola khusus, serta hanya akan mengikuti keputusan perusahaan dalam hal yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
Pemerintah juga menerima opsi berupa waran selama lima tahun dengan harga eksekusi $20 per saham untuk tambahan lima persen saham biasa Intel. Waran tersebut hanya dapat digunakan jika Intel kehilangan kendali mayoritas atas bisnis pengecorannya. Selain itu, ketentuan pembagian keuntungan dari hibah CHIPS sebelumnya senilai $2,2 miliar dihapuskan untuk memastikan stabilitas modal Intel dalam mempercepat ekspansi.
Di luar investasi pemerintah, Intel sendiri terus melakukan ekspansi masif. Dalam lima tahun terakhir, perusahaan menggelontorkan $108 miliar untuk modal dan $79 miliar untuk riset dan pengembangan, sebagian besar di Amerika. Saat ini, Intel tengah membangun pabrik fabrikasi baru di Arizona senilai lebih dari $100 miliar, yang ditargetkan mulai memproduksi cip dalam volume tinggi pada akhir tahun ini. Pabrik itu akan menggunakan proses manufaktur semikonduktor tercanggih yang ada di AS.
"Intel sangat antusias menyambut Amerika Serikat sebagai pemegang saham, membantu menciptakan chip tercanggih di dunia. Seiring semakin banyaknya perusahaan yang ingin berinvestasi di Amerika, pemerintahan ini tetap berkomitmen untuk memperkuat dominasi negara kita dalam kecerdasan buatan sekaligus memperkuat keamanan nasional kita," ungkap Howard Lutnick, Menteri Perdagangan Amerika Serikat.
Sejak memimpin Intel pada Maret lalu, Lip-Bu Tan telah mengarahkan strategi agresif untuk memperkuat posisi keuangan, menumbuhkan budaya rekayasa yang disiplin, dan memperluas ekosistem teknologi AS. Investasi pemerintah dianggap sebagai dukungan nyata terhadap strategi tersebut. Bersama para mitra dan pelanggannya, Intel bertekad membangun rantai pasokan semikonduktor domestik yang tangguh, sejalan dengan agenda Presiden Trump untuk mengamankan dominasi teknologi Amerika di masa depan.