![]() |
@devcom |
Penelitian yang melibatkan 615 pengembang gim dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Norwegia, Finlandia, dan Swedia mengungkap bahwa 97% responden meyakini AI generatif sedang membentuk ulang industri. Menariknya, 90% pengembang sudah menggunakan AI dalam alur kerja mereka. Tren ini muncul di tengah meningkatnya biaya pengembangan, kejenuhan pasar, serta kecenderungan pemain yang kembali ke gim lama, sehingga inovasi berbasis teknologi dipandang semakin mendesak.
AI generatif tidak hanya mempercepat kerja teknis, tapi mengubah cara pengembang melihat kreativitas. Sebanyak 95% responden menilai AI membantu mengotomatiskan tugas berulang, sementara 93% menggunakannya untuk menciptakan mekanika baru, dan 92% menjelajahi genre baru. Dengan kata lain, teknologi ini bukan hanya alat efisiensi, tetapi juga katalis inovasi yang mengubah proses produksi gim secara mendasar.
Di sisi praktis, 90% pengembang mengonfirmasi bahwa AI telah mempercepat alur kerja mereka. Penerapan paling banyak terlihat pada pengujian dan penyeimbangan permainan (47%), penerjemahan dan lokalisasi (45%), hingga pembuatan kode dan skrip (44%). Bahkan, lebih dari sepertiga responden sudah memanfaatkan AI untuk desain level dinamis, animasi, dan penulisan dialog, yang mendorong lahirnya gameplay dan narasi baru yang lebih segar.
"Sebanyak 90% pengembang telah menggunakan beberapa bentuk AI dalam alur kerja pengembangan game mereka. Bahkan, 95% menyatakan bahwa AI mengurangi tugas-tugas repetitif, sehingga mereka dapat lebih fokus pada hal-hal yang lebih strategis dan kreatif. Akselerasi ini khususnya kuat di area-area kunci seperti pengujian dan penyeimbangan permainan (47%), lokalisasi dan penerjemahan (45%), serta pembuatan kode dan dukungan skrip (44%)," tulis laporan resmi Google Cloud, dilansir Jumat (22/8/2025).
Bagi para pemain, AI mulai menghadirkan pengalaman yang lebih interaktif dan adaptif. Sekitar 89% pengembang melihat adanya perubahan ekspektasi dari pemain. Gim yang terasa lebih hidup, dunia yang bisa berubah secara dinamis, serta NPC (non-playable characters) yang lebih pintar dan mampu beradaptasi, kini menjadi permintaan utama. Sebagian pengembang bahkan sudah menerapkan agen AI untuk menghasilkan konten yang responsif, penyeimbangan permainan otomatis, hingga penciptaan dunia prosedural.
Tidak hanya studio besar, pengembang independen pun merasakan manfaat. Sepertiga responden percaya AI membuka peluang demokratisasi industri, memungkinkan studio kecil bersaing lebih setara. Namun, tantangan tetap ada: biaya integrasi (24%), kebutuhan peningkatan keterampilan staf (23%), serta kesulitan mengukur keberhasilan implementasi (22%) masih menjadi hambatan nyata yang harus ditangani.
Meski optimisme tinggi, kekhawatiran seputar kepemilikan data dan hak cipta konten tetap menghantui. Lebih dari 60% responden menyoroti isu kepemilikan atas karya yang dihasilkan AI, sementara privasi data pemain (35%) dan kepastian hukum terkait konten AI (32%) masih menjadi tanda tanya besar. Isu-isu ini akan sangat menentukan bagaimana industri memanfaatkan teknologi baru secara berkelanjutan.
"Penggunaan AI mengubah ekspektasi pemain terhadap game, dengan 89% pengembang mengamati perubahan ini. Pemain mencari game yang terasa lebih "hidup" dan dinamis (37%) dan mengharapkan karakter non-pemain (NPC) yang lebih cerdas dan adaptif (34%). Pengembang melihat peluang untuk meningkatkan pengalaman ini melalui perubahan dunia yang dinamis sebagai respons terhadap gameplay (23%) dan NPC yang belajar dan beradaptasi (23%)," terangnya.
Jack Buser, Direktur Global Game Google Cloud, menegaskan bahwa hasil survei ini menunjukkan AI sudah menjadi bagian nyata dari industri, bukan sekadar wacana masa depan. Untuk memastikan pemanfaatan yang efektif, pengembang merekomendasikan uji coba skala kecil sebelum penerapan penuh, menyelaraskan teknologi dengan visi kreatif, memberikan pelatihan staf, serta menetapkan kriteria evaluasi yang jelas. Dengan fondasi ini, AI generatif diyakini mampu mendorong lahirnya gim generasi baru yang lebih inovatif dan imersif.
"Hasil survei ini menggarisbawahi pesan yang jelas: AI bukan lagi konsep futuristik bagi industri game—melainkan realitas masa kini yang mendorong inovasi dan mengubah hakikat pembuatan dan permainan. Dari menciptakan pengalaman pemain yang lebih responsif dan imersif, hingga mempercepat siklus pengembangan, AI generatif memberdayakan para pengembang untuk mendorong batasan kreatif dan membangun game generasi berikutnya." ujar Jack Buser , Direktur Global Game, Google Cloud.