![]() |
Peresmian program Indonesia's NextGen Digital Sprint dengan 5G dan AI |
Ajang ini memiliki tujuan besar, yaitu mendukung proyeksi pertumbuhan Indonesia agar masuk ke dalam lima besar negara dengan PDB terbesar di dunia pada tahun 2045. Penerapan 5G dan AI diyakini mampu memperkuat ekonomi digital, yang menjadi salah satu pilar utama dalam Visi Digital Indonesia 2045. Dengan fokus pada sektor-sektor berpotensi tinggi, hackathon ini diharapkan melahirkan solusi yang relevan sekaligus memperkuat daya saing bangsa di era digital.
Jika pada 2024 hackathon perdana berhasil melibatkan banyak inovator, maka pada 2025 cakupan kompetisi ini diperluas. Tahun ini, peserta akan ditantang menghadirkan solusi berbasis 5G dan AI untuk empat sektor utama: manufaktur, pertambangan, pertanian, dan perdagangan. Dengan demikian, inovasi yang dihasilkan tidak hanya berorientasi teknologi, tetapi juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan riil industri di Indonesia.
Selain kompetisi, peserta juga akan mendapatkan kesempatan belajar langsung dari para pakar global. Pengalaman ini mencakup pendampingan teknis, wawasan tentang tren industri, serta bimbingan strategis dalam mengembangkan prototipe yang berpotensi diimplementasikan. Pendaftaran dibuka hingga 17 Oktober 2025, sementara pengumuman pemenang akan dilakukan pada 14 November 2025. Total hadiah mencapai Rp190 juta, menjadikan ajang ini semakin menarik bagi talenta digital Indonesia.
Daniel Ode, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, menegaskan bahwa 5G menjadi tulang punggung penting dalam transformasi digital. Menurutnya, kemampuan 5G yang cepat, aman, dan andal akan memaksimalkan peran AI di berbagai sektor. Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, industri, dan mitra global seperti Qualcomm menjadi kunci dalam mencapai visi Indonesia Digital 2045, sekaligus membuka peluang luas bagi talenta lokal untuk menciptakan solusi nyata.
"Sebagai pemimpin global di bidang 5G, Ericsson sangat berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital Indonesia. Kemampuan 5G yang mulus, aman, dan tangguh memungkinkan AI dalam skala besar, sehingga dalam Hackathon edisi kedua kami, kami senang dapat memperluas cakupannya, memungkinkan talenta lokal, perusahaan rintisan, dan pengembang untuk menciptakan solusi 5G dan AI nyata yang mendorong inovasi di seluruh industri. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan mitra kami, kami yakin dapat mencapai visi Indonesia Digital 2045," jelas Daniel Ode, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei dalam pernyataan resminya, diterima topik.id Jumat (19/9/2025).
Hal senada disampaikan Nies Purwati, Direktur Senior Urusan Pemerintahan Qualcomm untuk Asia Tenggara dan Pasifik. Ia menekankan bahwa AI memiliki dampak transformatif di hampir semua sektor industri, mengubah cara bisnis beroperasi hingga pengambilan keputusan. Menurutnya, hackathon ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan upaya mendorong kreativitas dan produktivitas yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui teknologi komunikasi nirkabel.
"Hackathon 2025 ini mencerminkan komitmen Qualcomm untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan produktivitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi nirkabel guna meningkatkan kualitas hidup manusia. Di Qualcomm, kami mencari solusi berbasis AI terbaik karena AI memainkan peran transformatif di hampir setiap industri, mengubah cara bisnis beroperasi, mengambil keputusan, dan memberikan nilai," ungkap Nies Purwati.
Dari sisi pemerintah, Drs. Masrokhan dari Kemenperin menegaskan bahwa acara ini sejalan dengan agenda Making Indonesia 4.0, yang berfokus pada percepatan transformasi industri nasional. Hackathon 2025 diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk berkolaborasi lintas disiplin, bereksperimen, dan melahirkan prototipe solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sektor industri, khususnya manufaktur.
"Kami sangat senang dapat bermitra dengan Ericsson dan Qualcomm dalam menyelenggarakan Hackathon tahun ini setelah kesuksesan Hackathon 2024, karena acara ini sangat selaras dengan agenda Making Indonesia 4.0 untuk mempercepat transformasi industri nasional. Melalui acara ini, kami bertujuan untuk menyediakan wadah kompetisi yang sehat bagi generasi muda, dengan harapan dapat mendorong mereka untuk bereksperimen, berkolaborasi lintas disiplin, dan mengembangkan prototipe sebagai solusi teknologi yang memenuhi kebutuhan sektor industri, khususnya industri manufaktur di Indonesia," terangnya.
Sementara itu, Sonny Hendra Sudaryana dari Kominfo menyoroti kebutuhan Indonesia akan 9 juta talenta digital pada 2030. Ia menegaskan bahwa kebutuhan ini tidak bisa dipenuhi hanya melalui pendidikan formal, sehingga inisiatif seperti hackathon berperan penting dalam memperkuat ekosistem digital. Solusi yang lahir dari Hackathon 2025 diyakini siap diimplementasikan secara nyata, sekaligus mendukung prioritas nasional dalam mempercepat transformasi digital Indonesia.
"Indonesia diproyeksikan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun 2030, dan kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi hanya melalui pendidikan formal. Inisiatif seperti Hackathon ini memainkan peran krusial dalam memperkuat jaringan talenta digital nasional. Lebih lanjut, inovasi 5G dan AI yang muncul dari Hackathon 2025 akan siap diimplementasikan secara nyata, sejalan dengan prioritas nasional untuk mempercepat transformasi digital," bebernya.