![]() |
Pengunjung berinteraksi dengan robot di Forum Inovasi Pujiang 2025 yang diadakan di Shanghai, Tiongkok | dok: gov.cn |
Federasi Robotika Internasional (IFR) mencatat bahwa Tiongkok menjadi negara paling agresif dalam pengembangan dan pemasangan robot industri. Dalam laporan World Robotics 2025 yang dirilis di Frankfurt, jumlah stok robot industri di Tiongkok mencapai rekor baru 2.027.000 unit pada tahun 2024. Angka tersebut mencakup lebih dari separuh permintaan global, menjadikan Tiongkok pusat kekuatan otomasi dunia.
Sepanjang tahun 2024, instalasi robot industri di Tiongkok meningkat menjadi 295.000 unit, naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara global, total pemasangan robot mencapai 542.000 unit, lebih dari dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu. Untuk tahun keempat berturut-turut, pemasangan robot dunia melampaui angka 500.000 unit, menandai percepatan otomasi yang konsisten.
Presiden IFR, Takayuki Ito, menegaskan bahwa strategi Tiongkok untuk memodernisasi basis manufakturnya membuahkan hasil signifikan. Stok robot di negara itu berlipat ganda dalam tiga tahun terakhir, dari 1 juta unit pada 2021 hingga 2 juta unit pada 2024.
"Strategi Tiongkok untuk memodernisasi basis manufakturnya telah mencapai tonggak baru dalam dorongan otomatisasi negara tersebut. Stok robot berlipat ganda dalam tiga tahun, melampaui 1 juta unit pada tahun 2021 dan kini mencapai 2 juta unit pada tahun 2024," jelas Presiden IFR Takayuki Ito dalam pernyataan persnya, dilansir Minggu (28/9/2025).
Laporan robotika dunia 2025 (IFR).
![]() |
Data: IFR |
Asia tetap menjadi pusat utama pasar robot dunia, menyumbang 74 persen dari total instalasi baru pada tahun 2024. Sebagai perbandingan, Eropa hanya mencatat 16 persen dan Amerika 9 persen. Data ini menegaskan bahwa Asia, khususnya Tiongkok, mendominasi pertumbuhan industri robotika global.
Di Tiongkok sendiri, sektor listrik dan elektronik menduduki posisi teratas dalam permintaan robot, dengan 83.000 unit terpasang pada 2024. Industri otomotif menyusul dengan 57.200 unit.
Sementara itu, pemasok domestik semakin memperluas jejaknya di bidang pengolahan makanan, tekstil, dan produk kayu. Diversifikasi ini menunjukkan bahwa penggunaan robot tidak lagi terbatas pada sektor teknologi tinggi saja.
Menariknya, untuk pertama kalinya produsen robot asal Tiongkok berhasil menjual lebih banyak unit di dalam negeri dibandingkan perusahaan asing. Pangsa pasar domestik produsen lokal naik menjadi 57 persen pada 2024, meningkat signifikan dari 47 persen pada tahun sebelumnya. Hal ini menandai titik balik penting dalam kemandirian teknologi manufaktur Tiongkok.
Tren pertumbuhan diperkirakan tetap positif. Survei IFR kuartal pertama 2025 mencatat lonjakan pesanan robot dengan pertumbuhan dua digit di Asia, terutama dipicu oleh Tiongkok. Jumlah total robot industri yang beroperasi di seluruh dunia mencapai 4.664.000 unit pada 2024, naik 9 persen dari tahun sebelumnya.
IFR memperkirakan instalasi global akan tumbuh rata-rata 10 persen per tahun, mencapai lebih dari 700.000 unit pada 2028, dengan Tiongkok tetap menjadi pasar terbesar dunia.
"Transisi banyak industri ke era digital dan otomatis ditandai dengan lonjakan permintaan yang sangat besar. Jumlah total robot industri yang beroperasi di seluruh dunia mencapai 4.664.000 unit pada tahun 2024 – meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya," ungkapnya.