iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Ini ranking digital competitiveness RI, Menperin: saya tidak puas!

Sebagian besar pelaku industri masih memandang digitalisasi sebagai beban biaya, bukan investasi jangka panjang.

author photo
A- A+
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang | cover: topik.id 
Meski sejak tahun 2018 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mendorong program industri 4.0, laju transformasi digital sektor manufaktur di Indonesia masih berjalan lambat, sebab sebagian besar pelaku industri masih memandang digitalisasi sebagai beban biaya, bukan investasi jangka panjang. 

Kondisi ini membuat adopsi inovasi berjalan setengah hati, padahal transformasi digital diyakini mampu meningkatkan efisiensi produksi, daya saing, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah persaingan global yang semakin ketat. Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai negara kaya sumber daya alam masih menghadapi tantangan serius dalam mengakselerasi transformasi digital di sektor industrinya. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa adopsi inovasi, khususnya penerapan konsep industri 4.0, belum berjalan optimal meski telah digulirkan sejak 2018. Lambannya inovasi dan digitalisasi membuat Indonesia perlu bergerak lebih cepat agar tidak tertinggal dari negara-negara lain, terutama di kawasan ASEAN, dalam membangun industri modern yang berkelanjutan dan kompetitif. Transformasi digital sektor manufaktur ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi sektor produksi sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi di pasar domestik maupun pasar global.
"Indonesia sebagai negara besar dan negara yang kaya sumber daya alam belum dapat mengadopsi, menerapkan inovasi, untuk pertumbuhan ekonomi. Salah satu inovasi yang diharapkan diadopsi dan diterapkan pada sektor produksi adalah transformasi industri 4.0. Transformasi digital pada manufaktur ini diharapkan mampu mengefisienkan proses produksi, meningkatkan produktivitas perusahaan dan tenaga kerja serta meningkatkan daya saing produk manufaktur Indonesia dibandingkan dengan produk manufaktur yang diproduksi oleh negara lain," tegas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025 di Jakarta, Rabu (17/9).
Menperin Agus merincikan, dari sisi internal Kemenperin juga kurang inovasi dalam pengembangan dan penerapan industri 4.0 pada industri. Internal Kemenperin harus terus mengevaluasi konsep industri 4.0 dan penerapan bagi industri serta pencapaian target dan outcome dari program ini. Contoh inovasi pada transformasi hijau dengan konsep Gisco dalam transformasi industri hijau, konsepnya lebih mudah diterima pihak dalam ekosistem industri nasional.

Data Indonesia dalam World Digital Competitiveness Ranking 2024 yang dirilis oleh International Institute for Management Development (IMD), Indonesia berhasil naik dua peringkat dari tahun sebelumnya sehingga kini menempati posisi ke-43 dari 67 negara.

"Walaupun Indonesia dari tahun sebelumnya bisa naik dua peringkat, namun untuk tingkat digital competitiveness kita ini masih jauh dari memuaskan. Saya tidak puas dengan ranking ini. Kalau ranking 43 dari 120 negara, itu masih oke," ungkapnya. 

Dari tiga faktor utama yang diukur, salah satu yang paling menonjol adalah future readiness atau tingkat kesiapan suatu negara dalam memanfaatkan peluang digital. Aspek ini mencakup sikap adaptif, kelincahan bisnis, serta integrasi teknologi informasi yang semakin berkembang di tanah air.

Menperin mengemukakan, kondisi tersebut berdasarkan laporan Global Innovation Index (GII) 2024 yang dirilis World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia menempati peringkat ke-54 dari 133 negara, serta berada di peringkat ke-8 di antara kelompok negara upper-middle income.

"Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa enam indikator Indonesia mengalami perbaikan dalam jangka pendek. Perbaikan itu meliputi publikasi ilmiah, investasi penelitian dan pengembangan (R&D), jumlah paten internasional, konektivitas digital, penggunaan robot, serta produktivitas tenaga kerja," ungkapnya.

Namun demikian, lanjut Menperin, yang perlu menjadi catatan dari data tersebut antara lain adalah perbandingan dengan data tahun sebelumnya, negara-negara yang menempati peringkat di atas Indonesia, dan posisi negara-negara di Asean.

"Karena dari catatan ini, kami bisa pelajari negara-negara yang di atas peringkat kita, sehingga kita bisa menyusun kebijakan untuk mengejar peringkat yang lebih baik lagi. Untuk memperbaiki ranking tersebut, tentu masih banyak homework yang harus diselesaikan, dan banyak hal-hal yang harus dibenahi untuk mempercepat transformasi digital di sektor industri," imbuhnya.

Ciptakan ekosistem dan percepat inovasi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menghadiri acara Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025 
Menurut Menperin, pihaknya terus mendukung terciptanya ekosistem inovasi di Indonesia agar semakin kokoh sekaligus membuktikan komitmen nyata dalam mempercepat upaya adopsi teknologi digital sebagai fondasi penguatan sektor industri manufaktur. 

Lanjutnya, oleh karena itu, Indonesia harus unggul dalam mengembangkan riset ilmiah yang sejalan dengan inisiatif terkini dari para pelaku industri sehingga semakin banyak inovasi yang muncul untuk diusulkan ke Kemenperin dalam rangka penghargaan rintisan teknologi (Rintek).

“Tahun ini, hanya bertambah 15 judul inovasi baru dari 15 perusahaan industri. Kami berharap, peningkatan rintek ini sangat diperlukan agar Indonesia dapat membuktikan bahwa kreativitas di kalangan industri dapat tumbuh subur,” ujarnya. Hal ini juga menjadi tanda bahwa ekosistem inovasi nasional semakin matang dan siap bersaing di tingkat global khususnya untuk produk manufaktur nasional.

Lebih lanjut, Menperin menyatakan, kesiapan digital tersebut memberikan dorongan besar bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, serta menjaga daya saing di pasar global. Digitalisasi juga terbukti menjadi katalis bagi terbentuknya ekosistem industri yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi disrupsi.

"Oleh karena itu, penguatan daya saing digital tidak hanya penting bagi sektor manufaktur, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan," ucapnya.

Berdasarkan laporan dari 29 perusahaan National Lighthouse Industri 4.0, digitalisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kinerja industri pengolahan.

Pada aspek speed-to-market, terjadi percepatan yang luar biasa mulai dari 2% hingga 600% dalam iterasi desain dan peluncuran produk. Dari sisi agility, perusahaan mampu mengurangi waktu tunggu, mempercepat proses perubahan, dan meningkatkan ketepatan pengiriman dengan peningkatan antara 10% hingga 50%. Dari sisi productivity, peningkatan terlihat hingga 101% seiring dengan efisiensi biaya dan kenaikan efektivitas pabrik.

Relevansi transformasi digital.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang | cover: topik.id
Tak hanya itu, transformasi digital juga memberikan dampak nyata pada kinerja finansial perusahaan dengan kontribusi peningkatan pendapatan antara 4% hingga 200%. Dari aspek customer experience, perusahaan berhasil meningkatkan keterlibatan pelanggan, mengurangi keluhan, serta mempercepat respons layanan dengan capaian 2% hingga 97%. Dari sisi sustainability, digitalisasi mendorong efisiensi energi, pengurangan konsumsi air, penurunan limbah, hingga pemangkasan emisi gas rumah kaca sampai 190%.

"Pencapaian ini membuktikan bahwa adopsi teknologi digital bukan hanya mendukung pertumbuhan bisnis, tetapi juga berperan strategis dalam memperkuat fondasi pembangunan ekonomi Indonesia yang berdaya saing tinggi sekaligus berorientasi pada keberlanjutan," mintanya.

Dalam kesempatan itu, Menperin mendorong industri-industri di Indonesia untuk terus memperkuat perannya dalam membangun ekosistem industri 4.0 yang solid dan berkelanjutan. Keberhasilan perusahaan menjadi national lighthouse, menurutnya, harus menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital mampu menghasilkan peningkatan kinerja signifikan.

"Saya berharap semakin banyak perusahaan yang tidak hanya berhenti pada tingkat nasional, tetapi juga mampu menembus pengakuan internasional sebagai bagian dari Global Lighthouse Network yang diinisiasi World Economic Forum (WEF)," harapnya.

Dengan menjadi percontohan, Menperin optimistis, industri Indonesia dapat menginspirasi sektor lain untuk bertransformasi, memperkuat daya saing, serta memperluas jejaring global. Pada akhirnya, langkah ini akan mempercepat terwujudnya Indonesia sebagai pusat industri modern yang kompetitif di kancah internasional.

Agus juga menegaskan bahwa industri nasional harus senantiasa didorong untuk terus berinovasi, tidak hanya untuk kebutuhan jangka pendek, tetapi juga berorientasi pada keberlanjutan, efisiensi energi, dan pemanfaatan teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan Big Data.

"Saya yakin, dengan kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, Indonesia akan mampu mempercepat langkah menuju visi besar Indonesia Emas 2045 dan menjadi pemimpin dalam revolusi industri di tingkat global," tambahnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad untuk mewujudkan industri dalam negeri bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Program yang berpihak pada kepentingan dalam negeri akan terus dioptimalkan. Pencapaian target industri maupun ekonomi nasional akan berjalan lebih cepat.

"Kebijakan ataupun program yang berpihak pada kepentingan dalam negeri akan terus kami optimalkan. Saya yakin, pencapaian target industri maupun ekonomi nasional akan berjalan lebih cepat. Kuncinya satu, kita harus bersatu padu, untuk Indonesia Maju," tutupnya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks