![]() |
| cover | topik.id |
Regulator pasar utama Tiongkok, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR), menuduh raksasa semikonduktor Amerika Serikat (AS), Qualcomm, telah melanggar ketentuan antimonopoli dalam proses akuisisi perusahaan teknologi Autotalks, terlepas dari memanasnya perang dagang Tiongkok-AS.
Penyelidikan ini, menurut otoritas, merupakan langkah penegakan hukum rutin yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang Antimonopoli Tiongkok yang berlaku untuk setiap kegiatan bisnis lintas batas yang berpotensi mengganggu persaingan pasar.
Seorang pejabat SAMR mengungkapkan bahwa meskipun nilai transaksi akuisisi tersebut berada di bawah ambang batas pemberitahuan standar, lembaga itu tetap turun tangan. Langkah ini diambil karena terdapat bukti awal yang menunjukkan bahwa merger antara Qualcomm dan Autotalks dapat menimbulkan efek anti-persaingan di sektor teknologi komunikasi otomotif, yang saat ini menjadi bidang strategis bagi Tiongkok.
"Melakukan intervensi meskipun kesepakatan tersebut berada di bawah ambang batas pemberitahuan standar, karena ada bukti bahwa penggabungan tersebut dapat berdampak anti-persaingan," tulis pernyataan resmi otoritas Tiongkok, seperti dilansir Selasa (14/10/2025).
SAMR menyatakan telah memberi tahu Qualcomm secara tertulis pada 12 Maret 2024 agar mengajukan permohonan konsentrasi usaha sebelum melanjutkan proses akuisisi. Regulator juga menegaskan bahwa transaksi tidak boleh diselesaikan hingga mendapatkan persetujuan resmi dari pihak berwenang.
Namun, dua hari setelah menerima pemberitahuan tersebut, Qualcomm disebut mengirim surat balasan yang menyatakan niatnya untuk membatalkan akuisisi. Meski demikian, laporan SAMR menunjukkan bahwa pada Juni 2025, perusahaan itu tetap menyelesaikan proses pembelian Autotalks tanpa melalui prosedur pelaporan maupun komunikasi lebih lanjut dengan regulator Tiongkok.
"SAMR memberi tahu Qualcomm secara tertulis pada tanggal 12 Maret 2024 untuk mengajukan konsentrasi guna ditinjau dan tidak melanjutkan transaksi hingga disetujui. Qualcomm menyatakan dalam suratnya dua hari kemudian bahwa pihaknya akan membatalkan transaksi tersebut, tetapi tetap menyelesaikan akuisisi pada bulan Juni 2025 tanpa pengajuan atau komunikasi apa pun dengan regulator," jelasnya.
Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap aturan konsentrasi perusahaan yang berlaku di Tiongkok. SAMR kemudian menindaklanjuti sejumlah keluhan baru dari pihak ketiga dan melakukan verifikasi fakta. Dalam proses ini, Qualcomm dikabarkan telah mengakui sebagian dari temuan yang diajukan oleh regulator.
Berdasarkan bukti yang terkumpul, SAMR resmi membuka kasus hukum terhadap Qualcomm atas dugaan penerapan konsentrasi usaha secara ilegal. Langkah ini menunjukkan bahwa Tiongkok semakin tegas dalam menegakkan aturan antimonopoli terhadap perusahaan asing yang beroperasi di wilayahnya, terutama di sektor teknologi strategis.
Pejabat SAMR menegaskan bahwa penyelidikan akan terus dilakukan secara objektif dan tidak memihak, sesuai dengan prinsip hukum dan peraturan yang berlaku. Tiongkok juga disebut berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha yang adil dan kompetitif, baik bagi perusahaan domestik maupun internasional.
"Menyusul adanya keluhan baru, SAMR memverifikasi fakta, yang diakui Qualcomm, yang mendorong regulator untuk secara resmi membuka kasus penerapan ilegal atas konsentrasi perusahaan. SAMR akan terus memajukan penyelidikan secara objektif dan tidak memihak sesuai dengan hukum dan peraturan," tutup dalam pernyataan resmi tersebut.
