Tiongkok geram, AS mau jualan senjata di wilayah Taiwan

Tiongkok menyoroti sikap sejumlah politisi AS yang dinilai memperlakukan Taiwan sebagai pion demi kepentingan politik.

author photo
A- A+
cover | topik.id

Ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas setelah AS dikabarkan akan meningkatkan penjualan senjata ke wilayah Taiwan pada tahun depan. 

Pemerintah Tiongkok dengan tegas menyuarakan penentangan terhadap langkah tersebut, menilai tindakan AS sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap prinsip “Satu Tiongkok” yang menjadi dasar hubungan diplomatik kedua negara.

Dalam konferensi pers rutin, Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara Tiongkok, menegaskan bahwa Beijing menentang keras segala bentuk penjualan senjata oleh AS ke wilayah Taiwan. Menurutnya, tindakan semacam itu tidak hanya mengganggu stabilitas kawasan, tetapi juga melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok.

"Kami selalu, dengan jelas dan tegas menentang penjualan senjata AS ke wilayah Taiwan milik Tiongkok," kata Zhu dalam pernyataan resminya, seperti dilansir topik.id, Kamis (23/10/2025).

Zhu menilai, langkah Washington tersebut akan semakin memperburuk situasi lintas Selat Taiwan. Ia memperingatkan bahwa tindakan itu dapat memicu konsekuensi serius, karena Tiongkok tidak akan tinggal diam terhadap setiap bentuk campur tangan eksternal dalam urusan dalam negerinya.

Lebih jauh, Zhu juga menuding otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan sebagai pihak yang turut memperkeruh keadaan. Ia menilai pemerintah Taiwan telah menghambur-hamburkan dana publik untuk membeli senjata dari Amerika Serikat, alih-alih menggunakannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pulau tersebut.

"Tindakan otoritas DPP yang menjilat kekuatan eksternal hanya akan membawa bencana bagi rekan senegaranya di Taiwan," jelas Zhu.

Zhu juga menyoroti sikap sejumlah politisi AS yang dinilainya memperlakukan Taiwan sebagai pion demi kepentingan politik dan ekonomi mereka sendiri. Menurutnya, Washington kerap menggunakan isu Taiwan sebagai alat tawar dalam persaingan geopolitik dengan Beijing, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap perdamaian regional.

Dalam pernyataannya, Zhu mendesak Amerika Serikat untuk kembali mematuhi prinsip “Satu Tiongkok” dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS yang menjadi dasar hubungan bilateral kedua negara. 

Ia menegaskan bahwa Taiwan, bagian tak terpisahkan dari Tiongkok, dan urusan internal Tiongkok tidak sepatutnya dijadikan panggung bagi kepentingan politik luar negeri negara lain.

"Beberapa orang di Amerika Serikat  memperlakukan Taiwan sebagai pion untuk kepentingan politik dan ekonomi mereka, dan mendesak Amerika Serikat untuk mematuhi prinsip satu Tiongkok dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS," tutup Zhu.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks