Selamat datang Generasi Beta dan potensi jebakan teknologi

Batas antara dunia digital dan fisik akan semakin kabur.

author photo
A- A+
Selamat datang Generasi Beta dan potensi jebakan teknologi
cover | topik.id

Selamat datang Generasi Beta, babak baru dalam evolusi manusia yang dibentuk oleh teknologi, menurut lembaga riset independen Australia, McCrindle, menggarisbawahi bahwa generasi ini lahir dan tumbuh di dunia yang sudah terlanjur digital, bukan bertransformasi menuju digital. Lingkungan mereka sejak awal akan dipenuhi sistem pintar, perangkat terkoneksi, dan layanan otomatis yang membentuk kebiasaan serta cara pandang terhadap dunia.

Berbeda dengan Generasi Alpha yang menyaksikan kemunculan AI dan teknologi pintar, Generasi Beta diprediksi hidup di era ketika kecerdasan buatan dan otomatisasi telah sepenuhnya tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka, batas antara dunia digital dan fisik akan semakin kabur, menciptakan pengalaman hidup yang mulus dan terpersonalisasi. Setiap aktivitas, mulai dari belajar hingga bekerja, akan ditopang oleh teknologi cerdas yang beroperasi di latar belakang.

"Bagi Generasi Beta, dunia digital dan fisik akan terjalin mulus. Sementara Generasi Alpha telah merasakan kebangkitan teknologi pintar dan kecerdasan buatan, Generasi Beta akan hidup di era di mana AI dan otomatisasi sepenuhnya terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari pendidikan dan tempat kerja hingga layanan kesehatan dan hiburan," tulis McCrindle dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (16/11/2025).

Generasi ini juga berpotensi menjadi kelompok pertama yang merasakan transportasi otonom skala besar, perangkat kesehatan wearable yang canggih, hingga lingkungan virtual imersif sebagai bagian standar keseharian. Semua itu membentuk realitas baru yang menekankan personalisasi ekstrem, di mana algoritma AI mampu menyesuaikan pembelajaran, belanja, hingga interaksi sosial dengan presisi tinggi.

Namun hadirnya teknologi bukan hanya soal kemudahan, melainkan pembentukan pola pendidikan dan pengasuhan. Pada orang tua modern, yang mayoritas berasal dari generasi Milenial, teknologi telah digunakan sebagai alat bantu untuk edukasi, komunikasi, dan hiburan anak. Integrasinya begitu natural sehingga perangkat digital menjadi bagian dari rutinitas sejak usia dini.

"Perlu dicatat juga bahwa teknologi memainkan peran ganda dalam pengasuhan anak modern. Di satu sisi, kita telah melihat orang tua, terutama generasi Milenial, memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk pendidikan, koneksi, dan hiburan, mengintegrasikannya secara mulus ke dalam kehidupan anak-anak mereka sejak usia dini," ungkap laporan McCrindle.

Potensi jebakan teknologi.

dok: Mccrindle

Meski demikian, teknologi tetap dianggap pedang bermata dua. Banyak orang tua kini lebih sadar akan potensi jebakan teknologi, mulai dari kecanduan layar smartphone, gangguan perhatian, hingga berkurangnya aktivitas fisik. Kekhawatiran ini mendorong mereka mencari keseimbangan antara penggunaan teknologi dan pengalaman dunia nyata, seperti bermain di luar atau interaksi tatap muka.

"Di sisi lain, terdapat pula kesadaran yang hati-hati akan potensi jebakan teknologi, yang mendorong orang tua untuk menyeimbangkan waktu di depan layar dengan aktivitas luar ruangan dan interaksi interpersonal," jelas McCrindle dalam laporan itu.

Di tengah tren tersebut, kebiasaan penggunaan media sosial oleh orang tua juga ikut berubah. Orang tua Milenial banyak memanfaatkan platform digital untuk mendokumentasikan tumbuh kembang anak. Namun, pengalaman generasi berikutnya, yakni Generasi Z, membentuk perspektif yang lebih kritis terhadap jejak digital sejak usia dini.

Data menunjukkan bahwa orang tua Generasi Z jauh lebih tegas dalam membatasi waktu layar anak. Sebanyak 36% dari mereka menganggap pembatasan screen time sebagai prioritas utama, lebih tinggi dibanding 30% orang tua Milenial yang lebih tua. Sikap ini lahir dari pemahaman langsung terhadap sisi positif dan negatif media sosial yang mereka alami sendiri saat tumbuh dewasa.

Sebagai generasi orang tua yang paling melek teknologi, Generasi Z melihat manfaat digital, terutama akses informasi dan kreativitas, namun juga memahami risiko paparan teknologi terlalu dini. Mereka menolak sepenuhnya menyerahkan masa kecil anak mereka pada layar, dan mendorong pengenalan teknologi dilakukan lebih hati-hati. 

Pada akhirnya, dinamika ini membentuk fondasi bagi Generasi Beta, generasi yang akan hidup berdampingan dengan teknologi cerdas, tetapi dengan kesadaran baru akan risiko yang menyertainya.

"Meskipun banyak orang tua Milenial menggunakan media sosial untuk mendokumentasikan kehidupan anak-anak mereka, Generasi Z lebih memahami sisi positif dan tantangan penggunaan media sosial sejak usia dini. Orang tua Generasi Z cenderung sangat setuju bahwa membatasi waktu anak-anak mereka di depan layar merupakan prioritas tinggi bagi mereka, 36% orang tua Generasi Z dibandingkan dengan 30% orang tua Milenial yang lebih tua," tulis dalam laporan tersebut. 

Berikut daftar sebutan, tahun lahir dari generasi Pre Boomer hingga Generasi Beta: 

Pre Boomer (Lahir Sebelum 1945): Generasi ini tumbuh di masa sulit, seperti Depresi Besar dan Perang Dunia II. Mereka dikenal dengan etos kerja yang kuat, disiplin, dan hemat. 

Baby Boomer (1946-1964): Lahir pasca Perang Dunia II, generasi ini mengalami ledakan angka kelahiran (baby boom). Mereka dikenal sebagai pekerja keras, fokus pada karir, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. 

Generasi X (1965-1980): Tumbuh di era transisi dan perubahan sosial, Generasi X dikenal mandiri, skeptis, dan adaptif. 

Generasi Y / Milenial (1981-1996): Generasi ini tumbuh di era globalisasi dan perkembangan internet. Milenial mengenal melek teknologi, inovatif, dan berorientasi pada keseimbangan hidup dan pekerjaan. 

Generasi Z (1997-2012): Lahir dan tumbuh di era digital, Generasi Z sangat familiar dengan internet, media sosial, dan perangkat mobile. Mereka dikenal kreatif, mandiri, dan peduli terhadap isu-isu sosial.

Generasi Alpha (2013-2025): Generasi ini lahir di tengah perkembangan teknologi yang pesat, seperti kecerdasan buatan (AI) dan perangkat pintar. Mereka sangat melek teknologi sejak usia dini, multitasking, dan terbiasa dengan informasi yang mudah diakses.

Generasi Beta (2025-2039): Generasi baru yang muncul ini diperkirakan akan tumbuh di era kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks