Singapura-Korsel teken MoU, bangun koridor pelayaran hijau dan digital

Kedua negara juga sepakat untuk mengaktifkan pendidikan dan investasi di kawasan melalui penyempurnaan perjanjian perdagangan bebas.

author photo
A- A+
Presiden Lee Jae Myung (kanan) dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong (Kiri) | dok: Kantor Kepresidenan Republik Korea 

Kementerian Perhubungan Republik Singapura dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea (Korsel) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk membangun Koridor Pelayaran Hijau dan Digital Singapura-Korsel (GDSC). 

Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan Singapura, Jeffrey Siow, dan mitranya, Menteri Kelautan dan Perikanan Korsel,  Chun Jae Soo. Nota Kesepahaman ini dipertukarkan oleh Menteri Negara Senior Perhubungan,  Murali Pillai, dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Chun Jae Soo, disaksikan oleh Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan Presiden Korsel, Lee Jae Myung, pada tanggal 2 November 2025.

Berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU), Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura dan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjajaki dan melaksanakan inisiatif untuk mendukung transisi sektor maritim menuju bahan bakar dengan emisi gas rumah kaca nol atau mendekati nol. 

Pejabat Menteri Perhubungan Singapura, Jeffrey Siow mengungkapkan membangun sektor maritim yang berkelanjutan dan siap menghadapi masa depan, dengan memajukan energi bersih, inovasi digital serta pengembangan keterampilan.

"Kemitraan ini menggarisbawahi komitmen bersama kita untuk membangun sektor maritim yang berkelanjutan dan siap menghadapi masa depan. Dengan memajukan energi bersih, inovasi digital, dan pengembangan keterampilan, kita tidak hanya memenuhi prioritas nasional tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk pelayaran ramah lingkungan dan memperkuat ketahanan rantai pasok," kata Jeffrey Siow dalam keterangan tertulisnya diterima topik.id, Senin (3/11/2025).        

Inisiatif-inisiatif ini meliputi pengembangan infrastruktur pengisian bahan bakar, penyelarasan standar teknis, pertukaran pengetahuan teknis, pelaksanaan uji coba dengan mitra industri dan riset, serta penyediaan pelatihan bersama bagi para pemangku kepentingan maritim. 

Nota Kesepahaman ini juga bertujuan untuk mempercepat digitalisasi guna meningkatkan pertukaran informasi dan efisiensi operasional. Kolaborasi ini menegaskan kembali komitmen kuat Singapura dan ROK untuk mempercepat pertumbuhan dan penerapan teknologi maritim bersih, serta meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan rantai pasokan global.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Korsel,  Chun Jae Soo menekankan Singapura adalah mitra maritim utama di Asia, dan bersama-sama akan memimpin upaya untuk mencapai dekarbonisasi pelayaran internasional. 

"Republik Korea dan Singapura adalah mitra maritim utama di Asia, dan bersama-sama kita akan memimpin upaya untuk mencapai dekarbonisasi pelayaran internasional. Melalui kerja sama ini, kedua negara akan mendorong adopsi bahan bakar hijau dan solusi digital, yang berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan sektor maritim global," jelasnya.

Kedua negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama kebijakan dan koordinasi penegakan hukum dengan memanfaatkan infrastruktur digital dan keuangan yang maju, guna memberantas kejahatan lintas negara, termasuk penipuan daring.

Di bidang kerja sama ekonomi, kedua negara sepakat untuk mengaktifkan pendidikan dan investasi di kawasan melalui penyempurnaan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) Korea-ASEAN serta FTA Korea–Singapura.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks