![]() |
| Tangkapan layar modus penipuan tiket konser | dok: police.gov.sg |
Kepolisian Singapura mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat terkait meningkatnya kasus penipuan tiket konser BLACKPINK. Sejak Oktober 2025, sudah ada sedikitnya 11 laporan masuk dengan total kerugian mencapai sekitar $6.000. Lonjakan kasus ini dikaitkan dengan semakin dekatnya jadwal Konser Tur Dunia Deadline BLACKPINK pada 28 November 2025.
Modus penipuan ini sebagian besar beredar melalui platform pesan dan media sosial populer. Telegram, Carousell, Xiaohongshu, Facebook Messenger, dan TikTok menjadi tempat utama para korban menemukan penawaran tiket palsu. Penipu biasanya memasang harga menarik dan menciptakan ilusi kelangkaan untuk memicu korban segera membeli.
Para pelaku juga menggunakan tangkapan layar dan video tiket atau struk palsu untuk memperkuat kepercayaan korban. Mereka mengklaim bahwa jumlah tiket terbatas atau penjulannya dibatasi waktu. Dengan tekanan tersebut, calon korban sering tergesa-gesa melakukan pembayaran tanpa melakukan verifikasi yang memadai.
"Penipu akan memberikan tangkapan layar atau video tiket atau struk palsu untuk meyakinkan korban bahwa tiket tersebut asli, dan penjualan tiket tersebut terbatas waktu atau jumlahnya. Penipu akan menjanjikan akan mengirimkan tiket kepada korban setelah membujuk mereka untuk segera membayar," tulis Kepolisian Singapura dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Jumat (21/11/2025).
Setelah pembayaran dilakukan, penipu berjanji akan segera mengirimkan tiket kepada pembeli. Namun ketika tiket tak kunjung tiba, pelaku berbalik mengaku bahwa pembayaran awal tidak diterima. Mereka kemudian meminta pembayaran tambahan, sehingga korban mengalami kerugian lebih besar sebelum akhirnya menyadari telah ditipu.
Polisi menegaskan bahwa tiket konser BLACKPINK 2025 hanya dapat dibeli melalui platform resmi Ticketmaster. Tiket tersebut tidak dapat dipindahtangankan ataupun dijual kembali dalam kondisi apa pun. Para pembeli dari pasar gelap atau penjual kembali akan ditolak masuk ke Singapore Sports Hub tanpa pengembalian dana.
"Ketika korban mengaku tidak menerima tiket konser, penipu akan mengaku tidak menerima pembayaran awal dan meminta pembayaran tambahan. Korban akan menyadari bahwa mereka telah ditipu ketika tiket tidak terkirim atau ketika penjual menjadi tidak dapat dihubungi," ungkap Kepolisian Singapura.
Selain itu, tiket resmi hanya akan muncul di akun Ticketmaster pembeli sekitar dua minggu sebelum konser berlangsung. Ticketmaster tidak pernah mengirimkan tiket melalui email maupun metode lain. Karena itu, masyarakat diminta waspada terhadap penjual yang mengaku dapat memindahkan tiket ke akun Ticketmaster pembeli—karena secara sistem hal itu tidak mungkin dilakukan.
Sebagai langkah tambahan, Kepolisian Singapura bekerja sama dengan platform marketplace untuk membersihkan daftar penjualan tiket konser. Berdasarkan kebijakan perdagangan Meta, Facebook Marketplace juga melarang penjualan tiket acara. Polisi telah menghubungi Carousell, Facebook Marketplace, dan TikTok untuk menghapus konten terkait guna mencegah korban baru.
"Sejalan dengan Kebijakan Perdagangan Meta, Facebook Marketplace tidak mengizinkan konten yang mempromosikan pembelian, penjualan, atau perdagangan tiket acara. Polisi juga telah menghubungi platform seperti Carousell, Facebook Marketplace, dan TikTok untuk menghapus daftar tiket penjualan kembali," tutup dalam laporan resmi itu.
