![]() |
| Sebuah lengan mekanik terlihat di bengkel pintar sebuah perusahaan alas kaki di Putian, Provinsi Fujian, Tiongkok | dok: gov.cn |
Protokol Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas, Free Trade Agreement (FTA) 3.0 antara Tiongkok dan ASEAN kembali menjadi fokus regional setelah Beijing mendorong mempercepat proses ratifikasi domestiknya. Kolaborasi agresif ini sebagai dorongan kuat Tiongkok untuk memperdalam integrasi ekonomi di kawasan Asia, sekaligus memperkuat fondasi kerja sama perdagangan yang semakin berorientasi teknologi dan efisiensi tinggi.
Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOC) menyatakan bahwa percepatan tersebut dilakukan untuk memungkinkan pemberlakuan dan implementasi FTA 3.0 lebih awal dari rencana semula. Pemerintah Tiongkok juga terus menjalin komunikasi intensif dengan ASEAN agar seluruh aturan dalam protokol ini dapat segera dijalankan secara sinkron dan efektif.
Juru bicara Kementerian Perdagangan, He Yadong, menegaskan bahwa penandatanganan protokol ini merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan ekonomi kedua pihak. Menurutnya, kolaborasi Tiongkok-ASEAN kini bergerak melampaui liberalisasi dan fasilitasi perdagangan tradisional, menuju ruang-ruang baru seperti digitalisasi, pembangunan hijau, standardisasi, serta penguatan konektivitas produksi dan rantai pasokan.
"Protokol peningkatan 3.0 akan meningkatkan pemberdayaan teknologi digital regional, kerja sama industri hijau, interkoneksi produksi dan rantai pasokan, serta penyelarasan standar dan regulasi, memfasilitasi percepatan integrasi dan pengembangan pasar besar serta produksi dan rantai pasokan di kawasan tersebut," kata He dalam pernyataan resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (16/11/2025).
Lanjutnya, melalui Protokol Peningkatan 3.0, kawasan diproyeksikan akan memperoleh dorongan besar dalam pemberdayaan teknologi digital dan kerja sama industri hijau. Penyelarasan standar dan regulasi juga diharapkan mempercepat pembentukan pasar besar yang lebih terpadu, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperkuat rantai pasokan regional di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompetitif.
He Yadong menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan di Tiongkok maupun ASEAN mulai menangkap besarnya peluang bisnis yang tercipta dari protokol ini. Aturan baru di dalamnya diperkirakan akan membuka jalan bagi inovasi lebih cepat, ekspansi investasi, dan kolaborasi lintas sektor dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
"Perusahaan-perusahaan dari Tiongkok dan ASEAN menyadari peluang bisnis besar yang disajikan dalam protokol tersebut," tambah He.
Pemerintah Tiongkok menyampaikan komitmennya untuk terus membimbing pelaku usaha agar dapat memahami dan memanfaatkan peluang dari FTA 3.0 secara maksimal. Dengan penerapan prinsip yang lebih modern dan berorientasi masa depan, perusahaan diharapkan dapat merasakan manfaat langsung dari integrasi ekonomi yang semakin dalam.
Protokol FTA 3.0 tersebut ditandatangani pada 28 Oktober di Kuala Lumpur, Malaysia, menjelang KTT Tiongkok-ASEAN ke-28. Penandatanganan itu menjadi simbol kuat komitmen bersama untuk mempercepat integrasi ekonomi kawasan dan meningkatkan kerja sama yang berbasis teknologi serta keberlanjutan.
"Diharapkan perusahaan akan dipandu untuk memahami, menangkap, dan memanfaatkan aturan baru serta peluang baru dari FTA Tiongkok-ASEAN, dan akan benar-benar memperoleh manfaat darinya," tutupnya.
