Tiongkok revolusi besar-besaran layanan kesehatan berbasis AI

Teknologi diagnosis cerdas dan sistem bantuan perawatan berbasis AI akan menjadi standar di lembaga medis tingkat dasar.

author photo
A- A+
Produksi chip di Kawasan Baru Xiong'an, Provinsi Hebei, Tiongkok | foto: gov.cn

Tiongkok tengah mempercepat transformasi digital di sektor kesehatan dengan mengandalkan kekuatan kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI). Melalui panduan kebijakan terbaru yang dirilis oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok bersama empat otoritas lainnya.

Pemerintah China merincikan komitmennya untuk menjadikan AI sebagai bagian sistem utama di sektor medis. Dokumen panduan yang dirilis kelima lembaga tersebut menguraikan visi ambisius menuju sistem kesehatan yang lebih cerdas, efisien, dan merata di seluruh wilayah Tiongkok. 

Rencana ini menegaskan bahwa pada tahun 2030, teknologi diagnosis cerdas dan sistem bantuan perawatan berbasis AI akan menjadi standar di lembaga medis tingkat dasar, termasuk klinik komunitas dan fasilitas kesehatan desa. 

Sementara itu, rumah sakit yang berada pada atau di atas kelas dua dalam sistem tiga tingkat perumahsakitan Tiongkok ditargetkan untuk secara luas mengadopsi teknologi AI tingkat lanjut. 

Implementasinya mencakup pencitraan medis cerdas, sistem analisis hasil laboratorium otomatis, hingga teknologi pendukung pengambilan keputusan klinis yang mampu membantu dokter menentukan tindakan medis paling tepat bagi pasien.

"Rumah sakit yang berada pada atau di atas kelas dua dalam sistem rumah sakit tiga tingkat di Tiongkok akan secara luas mengadopsi teknologi AI seperti diagnosis pencitraan medis cerdas dan teknologi pendukung pengambilan keputusan klinis," tulis dalam laporan resmi otoritas Tiongkok, seperti dilansir topik.id, Rabu (5/11/2025).

Selain mendukung tenaga medis, dokumen tersebut juga menyoroti peran AI dalam meningkatkan pengalaman pasien. Teknologi ini akan digunakan untuk mengintegrasikan layanan dari awal hingga akhir proses perawatan, mulai dari penjadwalan janji temu yang efisien, sistem triase otomatis, konsultasi pra-diagnosis, hingga layanan pemantauan dan tindak lanjut pasca perawatan.

Penerapan AI diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi rumah sakit, melainkan mengurangi beban administrasi tenaga medis. Dengan otomatisasi dalam analisis data medis dan manajemen pasien, dokter dapat lebih fokus pada interaksi langsung dan pengambilan keputusan klinis yang lebih akurat.

"Perluasan penggunaan AI dalam layanan pasien, yang memungkinkan rumah sakit menawarkan layanan cerdas terpadu di seluruh proses perawatan, termasuk penjadwalan janji temu yang tepat, triase, serta layanan pra-diagnosis dan tindak lanjut," ungkap dalam laporan itu.

Pemerintah Tiongkok juga menargetkan penguatan sistem investigasi epidemiologi berbasis AI. Sistem ini akan dirancang untuk mendukung pengambilan keputusan secara real-time dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular, memungkinkan deteksi dini potensi wabah serta respon cepat di lapangan.

Tiongkok menempatkan kecerdasan buatan sebagai fondasi utama modernisasi sektor kesehatan. Dengan roadmap yang jelas menuju 2030, negara tersebut berupaya menciptakan ekosistem medis cerdas yang menggabungkan teknologi, data, dan pelayanan manusia demi menghadirkan sistem kesehatan yang lebih tangguh, responsif, dan inklusif.

"Tiongkok berencana untuk meningkatkan sistem investigasi epidemiologi cerdasnya guna menyediakan dukungan yang tepat dan real-time bagi pengambilan keputusan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, menurut dokumen tersebut," tutup dalam laporan itu.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks