![]() |
| cover | topik.id |
Basis inovasi kolaboratif untuk industri yang sedang berkembang antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN resmi diluncurkan, guna mempercepat penguatan kerja sama lintas-regional dalam integrasi teknologi tinggi.
Tiongkok merincikan, peluncuran ini menjadi momentum penting untuk memperdalam kolaborasi di bidang teknologi maju, regulasi, serta penyelarasan standar industri. Inisiatif tersebut diharapkan memperkuat hubungan strategis kedua kawasan dalam menghadapi dinamika ekonomi global.
Basis Demonstrasi Inovasi Kolaboratif Tiongkok-ASEAN diumumkan pada Forum Kerja Sama Ekonomi ASEAN-TIANG-GROUP (Qianhai) 2025 yang berlangsung di Shenzhen, pusat inovasi sekaligus kota pelopor reformasi di Kawasan Teluk Raya (GBA) Guangdong-Hong Kong-Makau.
Forum dua hari itu menyedot perhatian lebih dari 1.000 peserta dari instansi pemerintah, asosiasi bisnis, hingga perusahaan teknologi dari Tiongkok dan negara-negara ASEAN.
"Basis inovasi kolaboratif untuk industri yang sedang berkembang antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN secara resmi diluncurkan pada hari Jumat, menandai langkah baru menuju pendalaman kerja sama lintas-regional dalam teknologi yang sedang berkembang, aturan dan regulasi, serta standar industri," tulis otoritas Tiongkok dalam pengumuman resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (30/11/2025).
Empat basis demonstrasi internasional pertama akan berada di Shenzhen, Guangzhou, Singapura, dan Kuala Lumpur. Keempatnya dirancang membentuk jaringan terintegrasi guna memfasilitasi kolaborasi industri, harmonisasi regulasi, serta pengembangan standar bersama dalam sektor-sektor yang dianggap strategis bagi masa depan kawasan.
Berbagai kolaborasi konkret mulai terlihat dalam forum tersebut, ditandai dengan penandatanganan lebih dari 20 proyek kerja sama. Proyek-proyek itu meliputi bidang kesehatan berbasis AI, pengembangan fotovoltaik terdistribusi, hingga riset dan pengembangan terapi sel, mempertegas komitmen kedua pihak untuk mendorong inovasi teknologi mutakhir.
"Acara dua hari ini menarik lebih dari 1.000 peserta dari instansi pemerintah, asosiasi bisnis, dan perusahaan di Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Empat basis demonstrasi pertama akan didirikan di Shenzhen, Guangzhou, Singapura, dan Kuala Lumpur, membentuk jaringan untuk memfasilitasi kerja sama industri dan penyelarasan regulasi," ungkap dalam pengumuman itu.
Forum ini digelar pada saat perekonomian global menghadapi perlambatan serta meningkatnya proteksionisme di sejumlah wilayah. Dalam situasi tersebut, penguatan integrasi ekonomi Tiongkok-ASEAN dinilai bukan hanya bermanfaat, melainkan strategis untuk menjaga stabilitas rantai pasok dan mendorong pertumbuhan regional yang inklusif.
Tiongkok dan negara-negara ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain selama lima tahun berturut-turut.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN-Tiongkok, Shi Zhongjun mengungkapkan ini menunjukkan tingkat ketergantungan dan kepercayaan ekonomi yang semakin kuat, serta menjadi fondasi penting bagi kerja sama jangka panjang di sektor-sektor teknologi baru.
Untuk mempertegas tujuan forum dalam membina kemitraan yang lebih erat, Shi menyampaikan harapannya agar jaringan kolaborasi dapat diperluas dan diperdalam.
Ia menekankan pentingnya pertukaran di bidang kecerdasan digital, penguatan platform inovasi, serta penciptaan hasil nyata yang berdampak langsung pada masyarakat dan pelaku industri di kedua kawasan.
"Menekankan peran forum dalam membina kolaborasi yang lebih erat, ia menyatakan harapannya untuk membangun jaringan yang lebih erat untuk pertukaran, memperdalam kerja sama di bidang-bidang seperti kecerdasan digital, dan memberikan hasil yang lebih nyata," terang shi.
