Waspada iklan bansos di Facebook, tautan palsu incar data warga

Tautan pendaftaran yang dicantumkan mengarah ke domain tidak resmi.

author photo
A- A+
Waspada iklan bansos di Facebook, tautan palsu incar data warga
Tangkapan layar akun penipuan | topik.id

Sebuah unggahan bersponsor, iklan di Facebook mengatasnamakan “Digitalisasi Bansos” ramai beredar dan mengklaim pencairan BLT Rp900.000. Unggahan ini menyertakan ajakan “klik daftar” dengan iming-iming bantuan langsung tunai. Informasi tersebut dipastikan tidak berasal dari kanal resmi pemerintah.

Dari penelusuran topik.id, Senin (15/12/2025), dalam unggahan itu, pelaku mencatut logo dan nama Kementerian Sosial, program pemerintah untuk meyakinkan calon korban. Visual peta Indonesia, logo, serta narasi “BLT siap masuk kantong” digunakan sebagai alat manipulasi. Pola ini lazim ditemukan dalam modus penipuan digital.

"BANSOS BLT Rp 900.000 SUDAH CAIR. Buruan Cek Sekarang Apakah Kalian Juga Dapat Dengan Klik DAFTAR Dibawah!!" tulis akun penipu tersebut.

Tautan pendaftaran yang dicantumkan mengarah ke domain tidak resmi dan mencurigakan. Situs tersebut berpotensi meminta data pribadi seperti nama lengkap, NIK, nomor telepon, hingga akun media sosial. Data ini rawan disalahgunakan untuk kejahatan lanjutan.

Kementerian Sosial tidak pernah menyalurkan bantuan melalui tautan acak di media sosial. Informasi resmi bansos hanya diumumkan melalui situs dan akun terverifikasi pemerintah. Masyarakat diminta waspada terhadap iklan berlabel “bersponsor” yang belum tentu sah.

Penipuan ini memanfaatkan kondisi ekonomi masyarakat dan rendahnya literasi digital. Dengan narasi bantuan cair cepat, korban didorong bertindak tanpa verifikasi. Inilah celah yang sering dimanfaatkan pelaku kejahatan siber.

Dari halaman transparansi Meta, akun tersebut dibuat pada tanggal 9 Desember 2025. Pengguna Facebook disarankan tidak mengklik tautan mencurigakan dan tidak mengisi data pribadi. Laporkan konten tersebut melalui fitur pelaporan Facebook agar segera ditindak. Edukasi publik menjadi kunci memutus rantai penipuan serupa.

"Riwayat Halaman. Digabung dengan 0 Halaman lain. Nama Halaman diubah 0 kali. Halaman dibuat 9 Des 2025," ungkap Facebook.

Modus ini menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menerima informasi bansos di media sosial. Masyarakat harus membiasakan cek silang ke sumber resmi sebelum percaya. Satu klik ceroboh bisa berujung kerugian besar.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks