Scroll untuk melanjutkan membaca.

Pembajakan digital merajalela di Korsel, Interpol turun tangan

Pembajakan digital, dengan risiko rendah tetapi keuntungan tinggi, menghasilkan puluhan miliar dolar setiap tahun.

author photo
A- A+
Sekretaris Jenderal Interpol, Valdecy Urquiza (tengah) | @interpol
Dalam upaya melanjutkan perang global melawan pembajakan daring dan kejahatan terkait, fase kedua proyek Interpol-Stop Online Piracy (I-SOP) resmi diluncurkan. Proyek ini bertujuan menindak platform distribusi ilegal secara daring, memperluas kolaborasi internasional, dan meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya perlindungan hak cipta di Korea Selatan (Korsel). 

Proyek ini mendapat pendanaan sebesar KRW 4,2 miliar (setara EUR 2,8 juta) dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea (MCST) serta dukungan dari Badan Kepolisian Nasional Korea.

Pada fase pertama proyek ini, keberhasilan signifikan telah dicapai, termasuk penangkapan operator platform ilegal besar serta penindakan terhadap EVO Release Group. Jaringan kriminal internasional ini diketahui membagikan produk audio-visual berhak cipta secara ilegal, yang menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari EUR 1 juta.

Menteri MCST, Yu In-chon, menyampaikan Korea tidak hanya akan memperkuat perannya sebagai pusat konten global, tetapi juga memimpin dalam perlindungan hak cipta.
"Melalui kerja sama dengan Interpol ini, Korea tidak hanya akan memperkuat perannya sebagai pusat konten global, tetapi juga memimpin dalam perlindungan hak cipta. Kami berkomitmen memperluas dialog budaya dengan dunia melalui berbagai genre konten Korea, termasuk drama, film, musik, dan hiburan," jelas Yu In-chon dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (15/1/2025).
Pembajakan digital, dengan risiko rendah tetapi keuntungan tinggi, menghasilkan puluhan miliar dolar setiap tahun. Dampaknya sangat merugikan sektor kreatif dan ekonomi, termasuk hilangnya lapangan pekerjaan serta kerugian bagi konsumen.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Interpol, Valdecy Urquiza, menegaskan pembajakan daring adalah bisnis bernilai miliaran dolar yang sering dikaitkan dengan kejahatan transnasional lain seperti pencucian uang dan penipuan.

"Tidak ada kejahatan tanpa korban. Streaming dan pengunduhan ilegal bukanlah cara ‘mengalahkan sistem’. Pembajakan daring adalah bisnis bernilai miliaran dolar yang sering dikaitkan dengan kejahatan transnasional lain seperti pencucian uang dan penipuan. Respons penegakan hukum yang kuat sangat penting untuk memberantasnya," tegasnya.

Kerja sama global diperkuat.

Lee Ho-Young, Penjabat Komisaris Jenderal Badan Kepolisian Nasional Korea, menyatakan akan berusaha lebih keras memerangi kejahatan ini melalui kerja sama erat dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata serta Interpol.

"Kejahatan hak cipta daring telah menjadi kejahatan lintas negara yang terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu organisasi atau negara saja. Badan Kepolisian Nasional Korea akan berusaha lebih keras memerangi kejahatan ini melalui kerja sama erat dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata serta Interpol," ungkapnya.

Kelompok Penasihat tentang Pembajakan Digital, yang dibentuk selama fase pertama I-SOP, akan terus memperkuat dampak proyek ini. Kelompok ini mengidentifikasi ancaman baru, mempromosikan strategi inovatif, dan memastikan pembagian informasi intelijen yang efektif. Kolaborasi ini melibatkan para ahli dari Biro Pusat Nasional Interpol, unit penegakan hukum khusus, dan organisasi sektor swasta.

Kampanye kesadaran publik juga tetap menjadi bagian penting dari proyek ini. Tujuannya adalah mendidik konsumen tentang risiko pembajakan digital, seperti paparan terhadap malware dan ancaman keamanan siber.

Langkah bersama ini menunjukkan komitmen global untuk melawan pembajakan digital dan melindungi sektor kreatif dari dampak buruk kejahatan daring.
Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks