iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Perusahaan Filipina fasilitasi ribuan situs penipuan

Sanksi terhadap Funnull dilakukan secara terkoordinasi dengan Biro Investigasi Federal (FBI), yang turut mengeluarkan panduan keamanan siber.

author photo
A- A+
cover | topik.id
Pemerintah Amerika Serikat melalui Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) menjatuhkan sanksi terhadap Funnull Technology Inc., sebuah perusahaan berbasis di Filipina yang terlibat langsung dalam infrastruktur penipuan siber berskala global. Perusahaan ini diketahui menjadi tulang punggung teknis bagi ratusan ribu situs web palsu yang menipu pengguna dengan skema investasi mata uang kripto, dikenal luas sebagai modus “penyembelihan babi”.

Bersama dengan sanksi terhadap perusahaan, OFAC juga menetapkan Liu Lizhi, administrator utama Funnull yang berkewarganegaraan Tiongkok, sebagai individu yang turut bertanggung jawab dalam skema ini. Liu diketahui memiliki kontrol langsung atas operasi internal Funnull, termasuk pengelolaan domain dan sumber daya teknis yang digunakan untuk mendukung kejahatan siber lintas negara.

Menurut laporan Departemen Keuangan AS, warga Amerika mengalami kerugian miliaran dolar setiap tahunnya akibat penipuan seperti ini, dengan Funnull sendiri disebut telah menyebabkan kerugian lebih dari 200 juta dolar AS hanya dari korban yang berdomisili di Amerika Serikat. Nilai kerugian ini diperkirakan jauh lebih besar, mengingat banyak korban yang tidak melaporkan kasus mereka.

Wakil Menteri Keuangan AS, Michael Faulkender, menegaskan bahwa tindakan terhadap Funnull mencerminkan komitmen kuat pemerintah Amerika dalam menjaga integritas ekosistem aset digital. Ia menyebut perusahaan seperti Funnull tidak hanya merampas tabungan masyarakat, tetapi juga menghambat perkembangan teknologi kripto yang aman dan sah.
"Tindakan hari ini menggarisbawahi fokus kami dalam menghentikan usaha kriminal, seperti Funnull, yang memungkinkan penipuan siber ini dan merampas tabungan warga Amerika yang diperoleh dengan susah payah. Amerika Serikat sangat berkomitmen untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan ekosistem aset digital yang sah, aman, dan terjamin, termasuk penggunaan mata uang virtual dan teknologi serupa," kata Wakil Menteri Keuangan Michael Faulkender dalam pernyataan resminya, dilansir Sabtu (30/5/2025). 
Sanksi terhadap Funnull dilakukan secara terkoordinasi dengan Biro Investigasi Federal (FBI), yang turut mengeluarkan panduan keamanan siber bagi sektor swasta. Panduan ini memuat rincian teknis, termasuk alamat IP dan infrastruktur digital yang digunakan Funnull, untuk membantu pelacakan dan penutupan situs-situs penipuan terkait.

Modus “penyembelihan babi” telah menjadi perhatian serius sejak lama. Dalam laporan sebelumnya, FinCEN—lembaga di bawah Departemen Keuangan AS—telah memperingatkan tentang kejahatan ini yang sering kali melibatkan korban perdagangan manusia yang dipaksa bekerja untuk organisasi kriminal di Asia Tenggara.

Para pelaku menggunakan taktik manipulasi emosional, membangun hubungan palsu dengan korban melalui media sosial atau aplikasi kencan. Setelah mendapatkan kepercayaan, korban diarahkan untuk berinvestasi melalui situs palsu yang tampak meyakinkan dan seolah-olah memberikan keuntungan tinggi—padahal semua itu hanyalah tipu daya.

"Funnull  Technology Inc. (Funnull) memungkinkan penipuan investasi mata uang virtual dengan membeli alamat IP secara massal dari perusahaan layanan cloud besar di seluruh dunia dan menjualnya kepada penjahat dunia maya untuk menjadi tuan rumah platform penipuan dan konten web berbahaya lainnya," tulis laporan OFAC.

Dalam praktiknya, Funnull memainkan peran vital dengan menyediakan alamat IP secara massal dari penyedia cloud besar dunia. Alamat IP ini kemudian disewakan kepada penjahat siber untuk mengoperasikan situs-situs palsu yang menyamar sebagai platform investasi atau layanan keuangan lainnya.


Funnull bahkan menggunakan teknologi canggih seperti Domain Generation Algorithm (DGA) untuk menciptakan ratusan hingga ribuan nama domain unik dalam waktu singkat. Teknik ini mempersulit pelacakan karena situs-situs palsu terus berganti alamat dan muncul kembali dengan nama baru.

Lebih jauh, perusahaan ini menyediakan templat desain situs yang memudahkan penjahat dunia maya meniru tampilan situs resmi milik lembaga keuangan ternama. Funnull juga diketahui telah menginjeksi kode berbahaya ke repositori pengembang web yang sah, mengalihkan pengunjung ke situs penipuan atau perjudian ilegal.

Administrator utama Funnull, Liu Lizhi, memiliki peran strategis dalam mengelola data karyawan, performa, serta tugas-tugas yang diberikan untuk mendukung operasi kriminal ini. Termasuk di dalamnya distribusi domain untuk penipuan phishing, investasi bodong, dan layanan perjudian daring.

Sanksi dijatuhkan berdasarkan Perintah Eksekutif (Executive Order) 13694 dan 14144 yang mengatur tentang sanksi atas kejahatan siber yang mengancam keamanan nasional dan stabilitas ekonomi AS. Funnull dan Liu dianggap telah menyediakan dukungan finansial dan teknologi bagi aktivitas siber berbahaya.

"Funnull terhubung dengan sebagian besar situs web penipuan investasi mata uang virtual yang dilaporkan ke FBI. Korban situs web penipuan ini yang tinggal di AS telah melaporkan kerugian lebih dari $200 juta, dengan kerugian rata-rata lebih dari $150.000 per orang. Angka-angka ini kemungkinan meremehkan total kerugian, karena banyak korban penipuan tidak melaporkan kejahatan tersebut," ungkap dalam laporan itu.

Implikasi dari sanksi ini sangat besar. Semua aset Funnull dan Liu Lizhi yang berada dalam yurisdiksi AS dibekukan. Entitas yang 50 persen atau lebih dimiliki oleh mereka juga otomatis masuk dalam daftar blokir. Transaksi oleh warga atau institusi AS dengan pihak yang diblokir juga dilarang keras.

Pelanggaran terhadap sanksi ini dapat mengakibatkan sanksi perdata maupun pidana, baik bagi warga negara AS maupun warga negara asing. OFAC menegaskan bahwa tanggung jawab berlaku secara absolut, artinya seseorang bisa dikenai sanksi meski tidak menyadari bahwa ia terlibat dalam transaksi terlarang.

Meski tegas dalam menjatuhkan sanksi, OFAC menyatakan bahwa tujuan akhir dari tindakan ini bukanlah semata-mata hukuman, tetapi perubahan perilaku. Pihak yang masuk dalam daftar blokir masih bisa mengajukan petisi untuk dikeluarkan dari daftar, asalkan menunjukkan itikad baik dan bukti telah menghentikan aktivitas yang melanggar hukum.

"Liu Lizhi  (Liu), warga negara Tiongkok, adalah administrator Funnull.   Liu  terlibat dalam dan memiliki lembar kerja serta dokumen lain yang berisi informasi tentang karyawan Funnull, kinerja mereka, dan kemajuan mereka dalam mengerjakan tugas. Tugas-tugas ini termasuk memberikan nama domain kepada penjahat dunia maya, termasuk domain yang terkait dengan penipuan investasi mata uang virtual, penipuan phishing, dan situs perjudian daring," terang dalam laporan OFAC.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks