![]() |
cover | @fbi |
Layanan ini seperti spa untuk malware: dimanjakan, dipoles, lalu dilepas untuk beraksi. Mereka dirancang untuk membantu malware menyusup ke sistem tanpa terdeteksi. Hasilnya? Komputer korban bisa kena infeksi parah, bahkan tanpa gejala awal.
Tapi FBI dan tim gabungan dari beberapa negara tak tinggal diam. Mereka melakukan pembelian diam-diam dari situs sindikat itu, semacam "undercover belanja online". Hasil investigasi membuktikan situs tersebut memang jadi tempat berkumpulnya malware jahat yang siap disewakan.
Data digital seperti email dan alamat IP yang dikumpulkan menunjukkan keterkaitan erat antara layanan ini dan kelompok ransomware kelas kakap. Beberapa di antaranya bahkan pernah bikin kekacauan di Houston dan kota-kota besar lainnya.
Dengan bantuan pengadilan, domain dan server milik para pelaku disita. FBI menempelkan segel resmi, yang kurang lebih artinya: "Game over, bro." Penindakan ini terjadi berkat kerja sama tingkat tinggi antarnegara.
Jaksa Nicholas Ganjei mengatakan, kalau penjahatnya makin canggih, maka penegaknya harus lebih canggih lagi. Yang diburu bukan cuma hacker-nya, tapi juga penyedia jasa dan "supplier alat tempur" mereka.
"Upaya terkoordinasi yang melibatkan gangguan internasional terhadap sindikat enkripsi perangkat lunak daring yang menyediakan layanan bagi penjahat dunia maya untuk membantu mereka mencegah perangkat lunak berbahaya (malware) terdeteksi telah menghasilkan penyitaan empat domain dan server terkait," demikian yang diumumkan Jaksa AS Nicholas J. Ganjei dalam pernyataan resminya, dilansir Rabu (4/6/2025).
Agen FBI Douglas Williams menambahkan, malware zaman sekarang itu bukan cuma buat iseng, tapi benar-benar disempurnakan untuk bikin kerusakan maksimal. Bahkan bisa menembus pertahanan sistem terkuat di dunia.
"Penjahat dunia maya tidak hanya membuat malware; mereka menyempurnakannya untuk kerusakan maksimal," kata Agen Khusus FBI Houston yang Bertanggung Jawab, Douglas Williams.
Ancaman skala global.
![]() |
@fbi |
Lanjutnya, Dengan memanfaatkan layanan antivirus, pelaku kejahatan menyempurnakan senjata mereka terhadap sistem keamanan terkuat di dunia untuk lebih mudah melewati firewall, menghindari analisis forensik, dan menimbulkan malapetaka di seluruh sistem korban.
"Sebagai bagian dari operasi internasional yang menentukan, FBI Houston membantu melumpuhkan sindikat dunia maya global, menyita peralatan mereka yang paling mematikan, dan menetralisir ancaman yang mereka timbulkan bagi jutaan orang di seluruh dunia," ungkap Douglas Williams kembali.
Tanggal 27 Mei jadi momen penting, penyitaan berlangsung serentak di berbagai negara lewat Operasi Endgame. Sebuah nama yang sangat cocok, karena ini semacam klimaks dari game kejahatan siber yang sudah terlalu lama berlangsung.
Operasi ini melibatkan pasukan elit digital dari Amerika, Belanda, Prancis, Jerman, Denmark, bahkan Finlandia dan Ukraina. Sebuah bukti bahwa melawan hacker jahat butuh Avengers versi siber.
Kasus ini akan dibawa ke meja hijau oleh jaksa-jaksa pilihan, termasuk Shirin Hakimzadeh dan Rodolfo Ramirez. Dan untuk urusan penyitaan, Kristine Rollinson akan turun tangan.
Kantor Lapangan FBI Houston melakukan penyelidikan dengan kerja sama dan bantuan signifikan dari mitra penegak hukum di Belanda dan Finlandia serta Dinas Rahasia AS.
"Asisten Jaksa AS (AUSA) Shirin Hakimzadeh dan Rodolfo Ramirez akan mengadili kasus tersebut. AUSA Kristine Rollinson akan menangani aspek penyitaan kasus tersebut," tutup dalam laporan itu.