![]() |
Tim dyna.ai dalam ajang Dyna Day 2025 | @dyna |
Indonesia merupakan negara dengan ekonomi digital terbesar dan paling dinamis di Asia Tenggara, didorong oleh pertumbuhan pesat di bidang fintech, perbankan digital, dan e-commerce. Momentum ini meningkatkan ekspektasi secara keseluruhan.
Pelanggan yang terbiasa dengan dunia digital menginginkan interaksi yang instan, aman, dan personal, sementara karyawan mengharapkan perangkat yang lancar dan intuitif yang membantu mereka bekerja lebih cerdas. Meskipun hal ini menciptakan peluang untuk inovasi, hal ini juga mengungkap keterbatasan sistem tradisional, yang seringkali sulit mengimbangi kecepatan, presisi, dan adaptabilitas ekonomi digital yang bergerak cepat saat ini.
Kecerdasan buatan menawarkan jalur untuk memenuhi ekspektasi ini, yang memungkinkan bisnis meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas layanan. Seiring dengan terus berkembangnya adopsi AI, bisnis kini beralih dari sekadar otomatisasi backend dasar ke transformasi operasional yang sesungguhnya, mengubah cara mereka berkolaborasi secara internal dengan karyawan dan secara eksternal dengan pelanggan.
Namun, pemahaman kontekstual yang terbatas, nuansa emosional, dan kompleksitas bahasa lokal tetap menjadi kendala bagi AI dalam menghadirkan interaksi layanan yang lancar dan peka konteks – tantangan yang harus diatasi untuk memaksimalkan potensi transformatifnya.
"AI Agentic dapat menjembatani kesenjangan ini dengan memungkinkan sistem untuk menafsirkan maksud, beradaptasi dengan konteks budaya, dan merespons dengan cara yang terasa intuitif dan relevan. Dengan menggabungkan otomatisasi dengan pemahaman lokal yang mendalam, kami membantu bisnis menghadirkan interaksi yang aman, lancar, dan bermakna yang memperkuat pengalaman pelanggan dan karyawan," jelas Lawrence Lu, Direktur Pelaksana dan Kepala Asia Tenggara di Dyna.Ai.
Dalam acara tersebut, Dyna.Ai memamerkan rangkaian AI agensinya – Agent Studio, yang menyoroti kemampuannya untuk terintegrasi secara mulus di berbagai platform dan titik sentuh melalui Agent Store, TextGPT, VoiceGPT, dan AvatarGPT. Solusi-solusi ini menawarkan penerapan yang cepat, pemahaman percakapan yang presisi, kapabilitas omnichannel, dan dukungan multibahasa untuk berinteraksi secara efektif dengan beragam pelanggan dan karyawan di Indonesia.
Dorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
![]() |
dyna.ai |
Dr. Arie Wahyu Wijayanto, Direktur Pengembangan Talenta AI dari Asosiasi Riset Kolaboratif dan Inovasi Industri Indonesia (KORIKA), menyoroti peran strategis AI dalam mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. "KORIKA berkomitmen untuk memajukan ekosistem AI Indonesia melalui kolaborasi dan inovasi yang memberikan nilai jangka panjang.
Kehadiran Dyna.Ai dan kapabilitas Agentic AI-nya memberikan peluang sebagai dimensi berharga untuk mempercepat adopsi multi-sektor. Agar AI dapat memberikan dampak yang berarti, AI harus dikembangkan secara etis, inklusif, dan berfokus pada hasil yang berkelanjutan bagi bisnis dan masyarakat," terang Arie.
Dyna Day menampilkan sesi kepemimpinan pemikiran, pameran produk klien nyata, dan dialog industri. Demonstrasi langsung produk AI Dyna.Ai menggambarkan aplikasi dunia nyata di berbagai sektor keuangan, asuransi, dan sektor lainnya, yang menyoroti bagaimana Agentic AI dapat menyederhanakan operasi, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan meningkatkan kelincahan bisnis.
Diskusi panel tingkat tinggi ini menghadirkan para tokoh terkemuka, termasuk Andreas Tjendra, Penasihat Peta Jalan Nasional AI, Dr. Dian Budiani, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, dan Wakil Sekretaris Jenderal II, Bapak Saat Prihartono, AFTECH, untuk menjajaki strategi praktis guna mempercepat adopsi AI, membuka tingkat kinerja operasional yang baru, dan mendorong inovasi di berbagai industri.
Ekspansi Dyna.Ai ke Indonesia mencerminkan komitmen jangka panjangnya terhadap pasar. Dengan kantornya di Jakarta yang resmi dibuka pada Juli 2025, perusahaan ini siap bekerja sama dengan klien lokal dalam mengembangkan solusi AI yang bertanggung jawab dan berbasis konteks, yang disesuaikan dengan lanskap ekonomi, bahasa, dan budaya Indonesia yang unik.
"Kami percaya bahwa inti dari transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang orang-orang yang dilayaninya. AI memberi kami kemampuan untuk merespons dengan presisi, beradaptasi dengan pemahaman budaya, dan menciptakan nilai yang memperkuat kepercayaan dan kemitraan jangka panjang dalam ekonomi digital Indonesia yang berkembang pesat," tutup Lawrence.