iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

10 Fitur teknologi komputer yang hilang ditelan zaman

Bagi generasi yang sempat mengalaminya, fitur-fitur komputer klasik memiliki nilai nostalgia tersendiri.

author photo
A- A+
cover 
Perkembangan teknologi komputer selalu berjalan cepat, menghadirkan inovasi baru sekaligus menggeser fitur-fitur lama yang dulu begitu populer. Apa yang dulunya dianggap canggih kini justru terlihat kuno, bahkan banyak di antaranya benar-benar hilang ditelan zaman. Dari media penyimpanan, perangkat keras, hingga antarmuka perangkat lunak, setiap generasi komputer membawa pergeseran tren.

Bagi generasi yang sempat mengalaminya, fitur-fitur komputer klasik memiliki nilai nostalgia tersendiri. Ada yang masih ingat bagaimana ribetnya memindahkan data menggunakan disket, atau menunggu modem dial-up berbunyi keras sebelum bisa membuka halaman internet sederhana. Meski serba terbatas, pengalaman itu menjadi bagian penting dari sejarah evolusi teknologi digital.

Kini, sebagian besar fitur tersebut hanya bisa ditemui di museum perusahaan teknologi, koleksi pribadi, atau cerita pengguna lama kepada generasi baru. Namun, meski sudah tergantikan oleh perangkat modern yang lebih cepat, tipis, dan praktis, keberadaan teknologi lawas tidak bisa dihapus dari sejarah. Justru dari sanalah fondasi perkembangan komputer modern terbentuk.

Lantas, fitur teknologi komputer apa saja bak hilang ditelan zaman? Berikut ulasannya yang dirangkum topik.id, Minggu (14/9/2025): 

1. Disket (Floppy Disk).

Pada era 80-an hingga awal 2000-an, disket adalah media penyimpanan utama yang digunakan pengguna komputer untuk memindahkan data dari satu perangkat ke perangkat lain. Kapasitasnya hanya 1,44 MB untuk versi paling umum, tetapi pada masanya itu sudah dianggap cukup untuk menyimpan dokumen teks atau bahkan satu program kecil. Disket sering menjadi media instalasi software, bahkan sistem operasi. Namun, ukurannya yang terbatas dan rentan rusak karena debu atau magnet membuatnya kalah oleh CD, flashdisk, dan kini cloud storage. Menariknya, meski sudah punah, ikon disket masih tetap dipakai sebagai simbol “Save” di banyak aplikasi hingga sekarang, sehingga generasi muda mengenalnya hanya sebagai ikon, bukan benda nyata.

2. CD/DVD Drive.

Hampir setiap laptop atau komputer desktop di era 2000-an memiliki CD/DVD drive yang menonjol di samping atau depan perangkat. Media optik ini menjadi standar distribusi software, musik, hingga film. Banyak orang masih ingat membawa tas penuh CD untuk instalasi Windows, koleksi lagu, atau game favorit. Namun, seiring dengan meningkatnya kapasitas USB flashdisk, kemudahan download software dari internet, dan munculnya layanan streaming, fungsi CD/DVD drive semakin ditinggalkan. Kini, laptop modern sengaja dibuat tipis tanpa slot optical drive, membuat keberadaan CD dan DVD hanya menjadi bagian dari sejarah teknologi yang pernah berjaya.

3. Port Serial dan Parallel.

Sebelum USB mendominasi, port serial dan parallel adalah jalur utama untuk menghubungkan komputer dengan printer, mouse, atau scanner. Bentuknya besar, tebal, dan terkadang membutuhkan kabel panjang yang merepotkan. Port parallel biasanya digunakan untuk printer dot matrix, sementara port serial dipakai untuk mouse model lama dan perangkat komunikasi tertentu. Namun, kecepatannya sangat terbatas dan pemasangannya tidak selalu praktis. Kehadiran USB yang lebih cepat, ringkas, dan universal membuat port ini benar-benar tersisih. Kini, generasi baru mungkin tidak pernah melihat port besar berwarna ungu atau hijau di belakang CPU, kecuali pada komputer lawas di museum teknologi.

4. Modem Dial-up.

Modem dial-up adalah salah satu fitur komputer yang paling ikonik di akhir 90-an hingga awal 2000-an. Dengan kecepatan maksimal hanya 56 kbps, modem ini menggunakan jalur telepon rumah untuk mengakses internet. Setiap kali terkoneksi, terdengar suara khas berupa deretan bunyi “tuuut-krkrkr-buzzz” yang kini hanya menjadi nostalgia bagi generasi lama. Kekurangannya banyak: koneksi sangat lambat, tidak bisa telepon bersamaan, dan sering terputus. Namun, tanpa dial-up, mungkin internet tidak akan berkembang secepat ini. Kini, dengan hadirnya jaringan fiber optik, Wi-Fi, 4G, dan bahkan 5G, modem dial-up sudah benar-benar terkubur dalam sejarah, meninggalkan cerita indah masa awal internet.

5. Monitor CRT (Tabung).

Sebelum monitor LCD menjadi mainstream, komputer selalu dipasangkan dengan monitor tabung berteknologi CRT. Bentuknya besar, berat, dan memakan banyak ruang di meja kerja. Selain itu, monitor CRT boros listrik dan mengeluarkan panas yang cukup tinggi. Meski begitu, pada masanya monitor ini dianggap mewah karena mampu menampilkan grafis yang memadai untuk pekerjaan maupun bermain game. Namun, kehadiran monitor LCD, LED, hingga OLED yang jauh lebih tipis, ringan, hemat energi, dan beresolusi tinggi membuat CRT tersingkir. Kini, monitor CRT lebih sering digunakan oleh kolektor atau gamer retro yang mencari keaslian tampilan klasik.

6. Trackball Mouse.

Sebelum mouse optik menjadi populer, trackball mouse sempat menjadi pilihan utama pengguna komputer. Perangkat ini menggunakan bola kecil di bagian bawah yang berputar sesuai gerakan tangan. Meskipun inovatif pada masanya, trackball punya kelemahan besar: cepat kotor dan sering macet karena debu. Namun, trackball tidak sepenuhnya hilang, karena masih dipakai di perangkat khusus seperti mesin industri atau perangkat medis yang membutuhkan kontrol presisi. Untuk pengguna biasa, keberadaan mouse optik dan mouse laser yang lebih akurat dan praktis membuat trackball kehilangan pangsa pasarnya. Kini, banyak anak muda hanya mengenalnya lewat cerita orang tua atau museum teknologi.

7. BIOS Berbasis Teks.

Pengguna komputer lama pasti familiar dengan tampilan BIOS klasik berwarna hitam dengan teks biru atau putih. BIOS (Basic Input Output System) berfungsi untuk mengatur perangkat keras sebelum sistem operasi berjalan. Antarmukanya sederhana, hanya bisa dikendalikan dengan keyboard, dan fiturnya terbatas. Kini, BIOS tradisional semakin jarang ditemukan karena sudah digantikan oleh UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) yang lebih modern. UEFI menghadirkan tampilan grafis lebih menarik, mendukung kontrol mouse, serta fitur tambahan seperti boot cepat dan keamanan lebih baik. Meski lebih praktis, bagi sebagian pengguna lama, BIOS teks klasik punya nilai nostalgia tersendiri.

8. Kartu Suara Tambahan (Sound Card).

Di era 90-an, komputer tanpa sound card berarti tidak bisa memutar musik atau suara dengan baik. Banyak pengguna membeli kartu suara tambahan dari merek populer seperti Creative Sound Blaster agar komputer bisa memutar audio jernih atau mendukung game dengan efek suara. Namun, perkembangan teknologi membuat hampir semua motherboard kini dilengkapi sound card onboard dengan kualitas yang cukup mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari. Kartu suara tambahan hanya digunakan oleh kalangan profesional audio atau gamer hardcore yang mengejar kualitas terbaik. Akibatnya, sound card tambahan yang dulu sangat populer kini berubah menjadi perangkat khusus yang hanya diminati segelintir orang.

9. PDA (Personal Digital Assistant).

Sebelum smartphone menguasai dunia, PDA sempat menjadi perangkat canggih untuk kalangan profesional. PDA digunakan untuk menyimpan jadwal, catatan, email, hingga kontak, lengkap dengan stylus untuk menulis di layar sentuh kecil. Beberapa model bahkan mendukung koneksi internet sederhana. Namun, kehadiran smartphone dengan layar lebih besar, kemampuan multifungsi, serta sistem operasi modern membuat PDA lenyap dari pasaran. PDA yang dulu dianggap simbol prestise kini hanya dikenang sebagai batu loncatan menuju era ponsel pintar. Perangkat seperti Palm Pilot atau Compaq iPAQ menjadi bukti bagaimana teknologi bisa dengan cepat berganti tren.

10. Printer Dot Matrix dan Dispenser Kertas.

Di perkantoran era 80-an hingga awal 2000-an, printer dot matrix adalah raja dalam hal cetak cepat. Suaranya khas, berisik, dan menggunakan kertas bersambung dengan lubang samping yang harus ditarik dengan dispenser khusus. Printer ini andalan untuk mencetak laporan, faktur, hingga struk. Meskipun tidak menghasilkan cetakan sehalus printer inkjet atau laser, printer dot matrix terkenal tangguh, hemat, dan bisa mencetak rangkap menggunakan kertas karbon. Kini, penggunaannya semakin jarang kecuali di sektor tertentu seperti perbankan atau instansi yang butuh cetak rangkap. Bagi sebagian besar pengguna komputer modern, printer dot matrix hanya tinggal cerita nostalgia.

Itulah deretan fitur komputer yang hilang ini menjadi bukti bahwa teknologi tidak pernah berhenti berkembang. Apa yang dianggap mutakhir hari ini bisa jadi besok hanya tinggal kenangan. Namun, setiap fase perkembangan memiliki peran penting dalam membentuk dunia digital yang dinikmati sekarang.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks