![]() |
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Kick Off Road to Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 di Graha Sawala Kemenko Perekonomian | @ekon |
Selain itu, jumlah uang beredar dalam arti luas tumbuh 6,5% (yoy) pada Juni hingga mencapai Rp9.597,7 triliun. Tidak kalah penting, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama pertumbuhan, dengan kontribusi 54,25% terhadap PDB nasional.
Dalam iklim ekonomi yang kondusif tersebut, pemerintah bersama pelaku e-commerce kembali menggagas Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025. Program tahunan ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan, berkolaborasi dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa Harbolnas bukan sekadar pesta diskon, tapi sarana untuk memperkuat peran UMKM. Fokus utama tahun ini adalah memberikan ruang lebih besar bagi produk lokal untuk bersaing dengan dukungan promosi dan diskon menarik.
"Kegiatan ini menjadi penting, terutama dalam momentum untuk mendorong UMKM, karena UMKM ini adalah salah satu kelas menengah di Indonesia. Jadi ini perlu kita pertebal kegiatan-kegiatan yang mendorong kelas menengah, baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline, dalam hal ini pipeline-nya melalui e-commerce, maupun dengan konsumen. Jadi ini dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Kick Off Road to Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 di Graha Sawala Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).
Gelaran Harbolnas sendiri sudah memasuki tahun ke-14 sejak pertama kali diadakan pada 2012. Capaian tahun lalu menjadi bukti keberhasilan, di mana total transaksi menyentuh Rp31,2 triliun, tumbuh 21,4% dari 2023. Produk lokal mendominasi dengan kontribusi Rp16,1 triliun atau 52% dari total transaksi, meningkat 31% dari tahun sebelumnya. Partisipasi UMKM pun semakin masif berkat dorongan kampanye Bangga Buatan Indonesia.
Ekonomi digital Indonesia juga menunjukkan prospek cerah. Nilai transaksi digital nasional (Gross Merchandise Value/GMV) diproyeksikan menembus USD360 miliar pada 2030. Angka tersebut tidak hanya mengokohkan Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, tetapi juga membuka peluang untuk berlipat ganda jika ASEAN berhasil mengesahkan Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital (DEFA).
Menurut Airlangga, DEFA berperan penting dalam memastikan perdagangan digital ASEAN lebih efisien. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah sistem pembayaran digital lintas negara. “Saat ini QRIS sudah melampaui kawasan ASEAN, bahkan Jepang sudah menerima QRIS. Ini bukti bahwa integrasi digital payment bisa mendorong konektivitas ekonomi regional,” ujarnya.
Dengan mengusung tagline “Nyatakan Cinta Nusantara”, Harbolnas 2025 mengusung semangat memperkuat posisi produk dalam negeri. Target yang dipasang cukup ambisius, yakni transaksi senilai Rp33–Rp35 triliun, atau naik sekitar 5–10% dibandingkan tahun lalu. Dari total itu, kontribusi produk lokal diharapkan mampu berada di kisaran 50–55%. Airlangga menambahkan, dukungan untuk UMKM terus digencarkan melalui berbagai kampanye, khususnya Bangga Buatan Indonesia.
"Dalam ASEAN-DEFA diharapkan masalah tarif tidak mengganggu perekonomian digital di ASEAN. Karena ini penting untuk memperkuat intra-ASEAN trade. Intra-ASEAN trade yang paling baik tentu people-to-people, consumer-to-consumer, termasuk payment system. Di mana dalam DEFA itu salah satu yang low hanging fruit adalah terkait dengan digital payment yang saat sekarang QRIS sudah didorong oleh Bank Indonesia, bahkan sudah beyond ASEAN, Jepang pun sudah menerima QRIS," ujar Menko Airlangga.
Puncak rangkaian Harbolnas akan berlangsung pada 10–16 Desember 2025. Selama periode tersebut, masyarakat dapat menikmati promo besar-besaran, pameran produk lokal unggulan, serta program kreatif yang mengajak konsumen lebih cinta karya anak bangsa.
Acara peluncuran Harbolnas 2025 dihadiri berbagai pejabat penting, termasuk Menteri Perdagangan Budi Santoso, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon, serta Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto. Kehadiran mereka menegaskan komitmen bersama untuk menjadikan Harbolnas sebagai motor penggerak ekonomi digital nasional.