iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

RI dan UEA gembleng talenta digital, target cetak 10 juta coder

Program besar yang berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi.

author photo
A- A+
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria memberikan keterangan pers | @komdigi
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi global, kebutuhan akan talenta digital semakin mendesak. Pemerintah Republik Indonesia (RI) berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menggandeng Uni Emirat Arab (UEA) dalam sebuah program besar yang berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi. 

Program ini diarahkan untuk mendorong generasi muda agar mampu melampaui peran sebagai pengguna semata, dan bertransformasi menjadi pencipta inovasi digital yang berdaya saing. Sebagai tindak lanjut dari kerja sama kedua negara, pemerintah Indonesia dan UEA resmi meluncurkan program inisiatif 10 juta coder yang akan berlangsung selama tiga tahun ke depan. 

Program ini tidak hanya menekankan literasi digital, melainkan membekali peserta dengan keterampilan pemrograman, pengembangan aplikasi, hingga teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). 

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan program ini merupakan tindak lanjut kerja sama kedua negara di bidang digital. Dengan dukungan penuh dari kedua belah pihak, inisiatif ini diproyeksikan mencetak talenta digital Indonesia yang mampu bersaing di panggung global.
"Hari ini kita launching kerja sama untuk memperkuat kapasitas digital talent, terutama program literasi digital dengan mendidik 10 juta coders untuk generasi muda Indonesia. Ini akan dilakukan selama tiga tahun ke depan," ungkap Wamenkomdigi Nezar Patria dalam Konferensi Pers Indonesia and UAE Government Experience Exchange Forum di Jakarta Selatan, Senin (15/9/2025).
Lanjut Nezar Patria, program ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas talenta digital nasional dari sekadar pengguna menjadi pengembang teknologi.

"Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat talenta digital nasional agar tidak hanya sebagai pengguna, tapi diharapkan dapat meningkat menjadi developers teknologi baru seperti artificial intelligence (AI)," tegasnya.

Selain pengembangan talenta, kerja sama Indonesia–UEA juga mencakup pertukaran pengalaman dalam transformasi layanan pemerintahan. Nezar menyebut UEA berhasil menunjukkan percepatan transformasi digital secara dramatis dalam satu dekade terakhir, yang patut menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia.

Sementara itu, Wakil Menteri Urusan Kabinet UEA untuk Daya Saing dan Pertukaran Pengetahuan Abdulla Nasser Lootah menekankan bahwa program 10 juta coder ini merupakan tonggak besar dalam kerja sama kedua negara.

"Program 10 juta coder adalah program terbesar yang telah kami luncurkan sejauh ini di seluruh dunia. Kami memiliki negara lain yang bekerja sama dengan kami dalam program coding, tetapi ini adalah yang terbesar sejauh ini, dan penghargaan serta terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas dukungannya dalam mewujudkan hal ini," ungkap Abdulla.

Ia menilai program coding ini akan membuka peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan aplikasi, membangun karier digital, dan bersaing di tingkat global.

"Intinya, bersama-sama kita akan membekali mereka dengan perangkat untuk mulai membangun aplikasi mereka sendiri dan mengejar karier mereka sendiri. Hari ini, mereka akan memiliki kendali penuh atas apa yang dapat mereka lakukan di masa depan dengan dibekali sertifikasi, pengetahuan, dan keahlian tersebut," tutupnya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks