iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

5 Gebrakan modernisasi Tiongkok, dari pasokan data AI hingga rudal

Negeri Tirai Bambu merancang masa depan dengan visi yang menyeluruh. Strategi yang ditempuh bukan hanya untuk memperkuat daya saing domestik.

author photo
A- A+
Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping | cover: topik.id

Modernisasi Tiongkok tengah memasuki babak baru, gebrakan besar yang mencakup teknologi, kesehatan, otomasi, energi hijau, hingga kekuatan militer. Dari pedoman pasokan data untuk kecerdasan buatan hingga pameran rudal antarbenua dalam parade militer, menunjukkan bagaimana Negeri Tirai Bambu merancang masa depan dengan visi yang menyeluruh. Strategi yang ditempuh bukan hanya untuk memperkuat daya saing domestik, melainkan untuk meneguhkan posisi Tiongkok sebagai salah satu pemain utama di panggung global.

Salah satu langkah paling menonjol adalah penerbitan pedoman “AI Plus”. Dokumen kebijakan ini menggariskan strategi jangka menengah dan panjang dalam memanfaatkan kecerdasan buatan di enam sektor vital, mulai dari teknologi hingga tata kelola publik. Dengan target ambisius 2027 hingga 2035, Tiongkok menempatkan AI sebagai tulang punggung ekonomi cerdas yang diharapkan menopang transformasi besar dalam pembangunan nasional.

Tidak berhenti di ranah teknologi digital, Tiongkok juga mencatat prestasi signifikan dalam dunia medis. Negeri ini kini menduduki posisi kedua dunia dalam pengembangan obat baru, dengan kontribusi penelitian yang semakin diakui secara internasional. Terobosan seperti Zanubrutinib hingga teknologi pemindai CT buatan dalam negeri menegaskan bahwa Tiongkok tidak lagi sekadar konsumen, melainkan produsen inovasi medis global.

Gebrakan lainnya terlihat jelas di sektor otomasi. Data Federasi Robotika Internasional mencatat bahwa Tiongkok menjadi pusat utama robot industri dunia, dengan stok lebih dari 2 juta unit yang aktif beroperasi. Pertumbuhan pesat ini tidak hanya mencerminkan percepatan modernisasi manufaktur, tetapi juga dominasi Tiongkok dalam ekosistem robotika global.

Di bidang transportasi, Tiongkok kembali menekan isu kendaraan listrik murah untuk skala global. Melalui diplomasi perdagangan dengan Uni Eropa, Beijing menekankan pentingnya kompetisi sehat tanpa proteksionisme. Industri kendaraan listrik Tiongkok yang sudah matang, berkat integrasi teknologi dan rantai pasok efisien, kini bersaing di pasar internasional dengan harga-performa yang sulit ditandingi.

Modernisasi ala Tiongkok penegasan kekuatan militernya. Parade militer terbaru menampilkan tiga serangkai nuklir berbasis darat, laut, dan udara, yang menjadi simbol kesiapan pertahanan sekaligus ambisi geopolitik. Namun, Presiden Xi Jinping menekankan bahwa jalur modernisasi negaranya tetap berlandaskan perdamaian, solidaritas global, dan pembangunan bersama, sebuah pesan yang berusaha menyeimbangkan citra kekuatan keras dengan diplomasi damai.

Lantas, apa saja sektor yang menjadi fokus gebrakan modernisasi Tiongkok? Berikut lima langkah strategis yang tengah dijalankan Negeri Tirai Bambu, mulai dari pedoman pasokan data AI, pengembangan obat baru, produksi robot terbanyak di dunia, dorongan kendaraan listrik murah, hingga penguatan nuklir dan rudal antarbenua yang dirangkum topik.id, Kamis (2/10/2025).

1. Pedoman pasokan data AI.

cover | topik.id
Tiongkok resmi menerbitkan pedoman baru untuk penerapan inisiatif "AI Plus", sebuah strategi yang bertujuan memperluas dan memperdalam integrasi kecerdasan buatan di berbagai sektor. Kebijakan ini dipandang sebagai bagian dari upaya negara tersebut untuk mempercepat lahirnya kekuatan produktif baru yang berkualitas tinggi serta memperkuat daya saing global di bidang teknologi.

Dalam pedoman yang dikeluarkan Dewan Negara, Tiongkok menegaskan akan memperkuat pemanfaatan AI di sejumlah bidang strategis, termasuk sains dan teknologi, pengembangan industri, konsumsi masyarakat, kesejahteraan sosial, tata kelola pemerintahan, hingga kerja sama internasional. Pendekatan menyeluruh ini memperlihatkan ambisi besar Tiongkok untuk menjadikan AI sebagai fondasi utama pembangunan nasional.

Target jangka menengah telah ditetapkan untuk tahun 2027. Pada periode tersebut, integrasi AI di enam sektor utama diharapkan sudah menunjukkan kemajuan signifikan. Tingkat penetrasi terminal cerdas generasi baru serta agen AI diperkirakan melampaui 70 persen, sementara industri inti dalam ekonomi cerdas diproyeksikan mengalami pertumbuhan pesat. AI juga akan berperan lebih besar dalam meningkatkan efektivitas tata kelola publik.
"Pada tahun 2027, Tiongkok menargetkan kemajuan signifikan dalam integrasi AI yang mendalam di enam sektor utama, dengan tingkat penetrasi terminal cerdas generasi baru dan agen AI diperkirakan akan melampaui 70 persen, menurut pedoman tersebut. Industri inti ekonomi cerdas akan mengalami pertumbuhan pesat dan peran AI dalam tata kelola publik akan ditingkatkan secara signifikan," tulis otoritas Pemerintah Tiongkok di laman resminya, dilansir Kamis (4/9/2025).
Selanjutnya, pada tahun 2030, Tiongkok menargetkan AI akan menjadi penggerak utama pembangunan berkualitas tinggi di semua lini. Tingkat penetrasi terminal pintar generasi berikutnya dan agen AI ditetapkan melampaui 90 persen. Pada tahap ini, ekonomi cerdas diyakini akan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional, memperlihatkan transformasi besar dalam struktur produktif negara.

Visi jangka panjang Tiongkok juga sudah digariskan hingga tahun 2035. Saat itu, negara ini diproyeksikan memasuki fase baru berupa ekonomi cerdas dan masyarakat cerdas yang komprehensif. AI akan memberikan dukungan kuat bagi modernisasi sosialis yang menjadi agenda besar pemerintah, sekaligus memperkokoh posisi Tiongkok sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi global.

"Pada tahun 2035, Tiongkok akan memasuki tahap baru ekonomi cerdas dan masyarakat cerdas secara komprehensif, memberikan dukungan kuat untuk mewujudkan modernisasi sosialis, menurut pedoman tersebut," ungkapnya.

Pedoman tersebut juga menekankan pentingnya peningkatan kemampuan dasar model AI, penguatan inovasi dalam pasokan data, serta pengembangan kapasitas komputasi cerdas. Selain itu, pembangunan ekosistem sumber terbuka dan pembinaan tim bakat juga menjadi prioritas, memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan kepemimpinan Tiongkok di bidang AI.

Melalui langkah-langkah tersebut, Tiongkok berusaha tidak hanya mengejar ketertinggalan, tapi menetapkan standar baru dalam pemanfaatan AI secara luas. Dengan visi yang terukur dan strategi yang komprehensif, pedoman "AI Plus" diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta memperkuat posisi negara tersebut di panggung internasional.

"Upaya akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dasar model AI, memperkuat inovasi pasokan data, meningkatkan daya komputasi cerdas, mempromosikan pengembangan ekosistem sumber terbuka dan memperkuat pembangunan tim bakat," jelasnya.

2. Penemuan obat baru dan farmasi.

Industri farmasi Tiongkok | @gov.cn
Tiongkok kini menempati posisi kedua di dunia dalam hal pengembangan obat baru, dengan kontribusi penelitian obat dalam negeri mencapai lebih dari seperlima dari total global. Capaian ini disampaikan oleh Guo Yanhong, wakil kepala Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, pada sebuah konferensi pers, Kamis (11/9/2025). 

Pencapaian tersebut menunjukan pergeseran besar dalam peran Tiongkok pada panggung kesehatan internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah obat inovatif hasil riset Tiongkok telah memperoleh persetujuan untuk dipasarkan. 

Termasuk di antaranya adalah obat antikanker yang berhasil mengisi kekosongan pengobatan dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok tidak hanya menjadi konsumen teknologi medis, tapi mulai memimpin dalam menciptakan solusi kesehatan yang berdampak global.

"Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian obat inovatif yang dikembangkan oleh Tiongkok, termasuk beberapa obat antikanker telah disetujui untuk diluncurkan ke pasar, mengisi kekosongan dalam portofolio pengobatan dalam negeri," kata Guo Yanhong dalam pernyataan resminya, Kamis (11/9/2025).

Salah satu terobosan penting adalah Zanubrutinib, obat baru yang dikembangkan di Tiongkok. Obat ini tidak hanya digunakan di dalam negeri, tetapi juga telah mendapatkan persetujuan di banyak negara lain. Keberhasilan ini memperkuat reputasi Tiongkok sebagai pusat inovasi farmasi yang mampu bersaing di level internasional.

"Salah satu obat baru, Zanubrutinib, telah menerima persetujuan untuk digunakan di banyak negara lain," tambahnya.

Selain obat-obatan, Tiongkok juga mencatat kemajuan signifikan di bidang perangkat medis kelas atas. Teknologi yang dikembangkan meliputi pemindai CT penghitung foton buatan dalam negeri yang mampu memberikan resolusi tiga kali lebih tinggi dari mesin tradisional, dengan waktu pemindaian lebih cepat serta paparan radiasi lebih rendah.

Tidak hanya itu, Tiongkok juga berhasil mengembangkan robot bedah ortopedi dan jaringan lunak yang meningkatkan presisi sekaligus mengurangi trauma pasien. Inovasi lainnya mencakup mesin ECMO, jantung buatan, serta sistem terapi proton dan ion berat yang telah berhasil diterapkan secara independen di berbagai rumah sakit dalam negeri.

Guo menjelaskan bahwa inovasi ini membantu pasien mendapatkan akses lebih luas terhadap peralatan medis canggih dengan biaya yang lebih terjangkau. Kemandirian produksi dalam negeri juga mengurangi ketergantungan pada teknologi impor, sehingga memperkuat ketahanan sektor kesehatan nasional.

Selain perangkat medis, Tiongkok juga berinovasi dalam terapi pencegahan dan pengobatan penyakit serius. Salah satu contohnya adalah terapi baru untuk kanker kolorektal metastatik yang resistan terhadap imunoterapi. 

Terapi ini meningkatkan tingkat respons pengobatan dari 13 persen menjadi 44 persen, serta memperpanjang kelangsungan hidup bebas perkembangan hingga 61 persen, sebuah hasil yang diakui sebagai pencapaian terbaik secara internasional di bidangnya.

Dengan serangkaian terobosan ini, Tiongkok berhasil memperkuat kapasitas perawatan kesehatan sekaligus kemampuan teknis dalam negeri. Menurut Guo, inovasi medis yang terus berkembang ini memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, sekaligus menempatkan Tiongkok sebagai salah satu pemimpin global di bidang teknologi kesehatan.

"Inovasi teknologi medis Tiongkok telah memperkuat kapasitas perawatan kesehatan dan kemampuan teknisnya, memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat," tutup Guo Yanhong. 

3. Produksi robot terbanyak dunia.

Pengunjung berinteraksi dengan robot di Forum Inovasi Pujiang 2025 yang diadakan di Shanghai, Tiongkok | dok: gov.cn
Federasi Robotika Internasional (IFR) mencatat bahwa Tiongkok menjadi negara paling agresif dalam pengembangan dan pemasangan robot industri. Dalam laporan World Robotics 2025 yang dirilis di Frankfurt, jumlah stok robot industri di Tiongkok mencapai rekor baru 2.027.000 unit pada tahun 2024. Angka tersebut mencakup lebih dari separuh permintaan global, menjadikan Tiongkok pusat kekuatan otomasi dunia.

Sepanjang tahun 2024, instalasi robot industri di Tiongkok meningkat menjadi 295.000 unit, naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara global, total pemasangan robot mencapai 542.000 unit, lebih dari dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu. Untuk tahun keempat berturut-turut, pemasangan robot dunia melampaui angka 500.000 unit, menandai percepatan otomasi yang konsisten.

Presiden IFR, Takayuki Ito, menegaskan bahwa strategi Tiongkok untuk memodernisasi basis manufakturnya membuahkan hasil signifikan. Stok robot di negara itu berlipat ganda dalam tiga tahun terakhir, dari 1 juta unit pada 2021 hingga 2 juta unit pada 2024. 

"Strategi Tiongkok untuk memodernisasi basis manufakturnya telah mencapai tonggak baru dalam dorongan otomatisasi negara tersebut. Stok robot berlipat ganda dalam tiga tahun, melampaui 1 juta unit pada tahun 2021 dan kini mencapai 2 juta unit pada tahun 2024," jelas Presiden IFR Takayuki Ito dalam pernyataan persnya, dilansir Minggu (28/9/2025).

Asia tetap menjadi pusat utama pasar robot dunia, menyumbang 74 persen dari total instalasi baru pada tahun 2024. Sebagai perbandingan, Eropa hanya mencatat 16 persen dan Amerika 9 persen. Data ini menegaskan bahwa Asia, khususnya Tiongkok, mendominasi pertumbuhan industri robotika global.

Di Tiongkok sendiri, sektor listrik dan elektronik menduduki posisi teratas dalam permintaan robot, dengan 83.000 unit terpasang pada 2024. Industri otomotif menyusul dengan 57.200 unit.

Sementara itu, pemasok domestik semakin memperluas jejaknya di bidang pengolahan makanan, tekstil, dan produk kayu. Diversifikasi ini menunjukkan bahwa penggunaan robot tidak lagi terbatas pada sektor teknologi tinggi saja.

Menariknya, untuk pertama kalinya produsen robot asal Tiongkok berhasil menjual lebih banyak unit di dalam negeri dibandingkan perusahaan asing. Pangsa pasar domestik produsen lokal naik menjadi 57 persen pada 2024, meningkat signifikan dari 47 persen pada tahun sebelumnya. Hal ini menandai titik balik penting dalam kemandirian teknologi manufaktur Tiongkok.

Tren pertumbuhan diperkirakan tetap positif. Survei IFR kuartal pertama 2025 mencatat lonjakan pesanan robot dengan pertumbuhan dua digit di Asia, terutama dipicu oleh Tiongkok. Jumlah total robot industri yang beroperasi di seluruh dunia mencapai 4.664.000 unit pada 2024, naik 9 persen dari tahun sebelumnya. 

IFR memperkirakan instalasi global akan tumbuh rata-rata 10 persen per tahun, mencapai lebih dari 700.000 unit pada 2028, dengan Tiongkok tetap menjadi pasar terbesar dunia.

"Transisi banyak industri ke era digital dan otomatis ditandai dengan lonjakan permintaan yang sangat besar. Jumlah total robot industri yang beroperasi di seluruh dunia mencapai 4.664.000 unit pada tahun 2024 – meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya," ungkapnya.

4. Dorong kendaraan listrik murah skala global.

Dermaga kargo di Yantai, Provinsi Shandong, Tiongkok timur | @gov.cn
Tiongkok kembali menegaskan posisinya terhadap kebijakan Uni Eropa (UE) terkait kendaraan listrik. Melalui pernyataan resmi Kementerian Perdagangan, Tiongkok meminta UE agar tidak menjadikan tarif sebagai senjata dagang. Negeri Tirai Bambu mendorong agar hambatan pasar dihapuskan demi menciptakan kompetisi yang sehat dan adil di sektor kendaraan listrik.

Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Perdagangan, He Yadong, dalam konferensi pers rutin. Ia merespons langkah Volkswagen yang baru-baru ini mengumumkan peluncuran model kendaraan listrik murah ID.1 untuk pasar Eropa. Menurutnya, langkah produsen Jerman itu menunjukkan adanya permintaan nyata dari konsumen akan kendaraan ramah lingkungan dengan harga terjangkau

"Langkah tersebut memenuhi permintaan pasar dan harapan konsumen, karena konsumen UE mencari lebih banyak variasi produk dengan kinerja lebih maju dengan harga lebih baik," kata He Yadong dalam pernyataan resminya, dilansir Sabtu (20/9/2025).

He menekankan bahwa konsumen Eropa kini mencari variasi produk yang lebih luas, dengan kinerja teknologi lebih maju namun tetap ramah di kantong. Kehadiran kendaraan listrik murah dianggap menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Dalam konteks ini, Tiongkok menyebut bahwa tren yang terjadi di Eropa selaras dengan arah pengembangan industri kendaraan listrik di negaranya.

Sektor kendaraan listrik Tiongkok sendiri telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dukungan pada elektrifikasi, inovasi pintar, serta strategi rantai pasok yang terintegrasi membuat industri ini tumbuh kompetitif. Menurut He, produsen mobil Eropa seharusnya mampu beradaptasi dengan perubahan pasar ini, sekaligus ikut mengambil peran dalam transformasi industri global.

Inovasi teknologi dan kerja sama di sepanjang rantai industri disebut menjadi faktor kunci keberhasilan Tiongkok. Kombinasi tersebut menghasilkan rasio harga dan performa yang sangat kuat, sehingga membuat produk kendaraan listrik Tiongkok menarik di mata konsumen global. Keunggulan inilah yang turut berkontribusi dalam mendukung agenda mitigasi perubahan iklim, termasuk di Eropa.

"Inovasi teknologi dan kerja sama penuh rantai industri telah menghasilkan rasio harga-kinerja yang luar biasa kuat, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan sektor kendaraan listrik. Inilah sebabnya kendaraan listrik Tiongkok banyak diminati konsumen dan menjadi faktor kunci yang mendukung upaya global, termasuk di Uni Eropa, untuk mengatasi perubahan iklim," ujar juru bicara tersebut. 

Namun, Tiongkok menilai bahwa UE justru melakukan langkah proteksionis dengan menuduh produsen EV Tiongkok menerima subsidi besar. Labelisasi tersebut dianggap tidak berdasar, sebab keunggulan harga-performa merupakan hasil dari inovasi dan efisiensi, bukan semata bantuan pemerintah. Penggunaan instrumen anti-subsidi dinilai hanya menciptakan hambatan baru dan mengganggu kompetisi yang seharusnya terbuka.

He menegaskan, sejarah telah menunjukkan bahwa proteksionisme tidak mampu melawan kekuatan pasar. Kebijakan semacam itu juga tidak bisa menghentikan pilihan rasional konsumen Eropa yang semakin menginginkan kendaraan listrik murah dan berkualitas. Dengan kata lain, pasar sendiri akan menentukan pemenang kompetisi, bukan regulasi yang diskriminatif.

"Praktik telah menunjukkan bahwa proteksionisme tidak dapat menahan kekuatan pasar, juga tidak dapat menghalangi pilihan rasional konsumen Uni Eropa," ujarnya.

Tiongkok mendesak UE untuk mengikuti tren global menuju kerja sama industri. Alih-alih membangun tembok proteksi, kedua belah pihak diminta menciptakan ekosistem pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. He juga menambahkan bahwa Tiongkok terbuka menyambut produk kendaraan listrik asal Eropa di pasar domestiknya, sembari menawarkan kerja sama lebih dalam demi mendukung transisi hijau dunia.

"Kerja sama adalah jalan yang tepat. Kami menyambut produk-produk Eropa di pasar Tiongkok dan siap memperdalam kerja sama di sektor kendaraan listrik," tutupnya. 

5. Kembangkan nuklir dan rudal antarbenua.

Formasi rudal dan nuklir dipamerkan dalam parade di Beijing, ibu kota Tiongkok, pada 3 September 2025 | @gov.cn
Tiongkok menegaskan kekuatan militernya dengan memperkenalkan tiga serangkai nuklir berbasis darat, laut, dan udara dalam parade militer Hari Kemenangan pada Rabu. Untuk pertama kalinya, publik menyaksikan secara langsung pameran senjata strategis yang terdiri atas rudal jarak jauh berbasis udara JingLei-1, rudal antarbenua yang diluncurkan dari kapal selam JuLang-3, rudal antarbenua berbasis darat DongFeng-61, serta varian terbaru rudal DongFeng-31.

Senjata-senjata tersebut digambarkan sebagai kekuatan "asli" strategis Tiongkok, yang bertujuan menjaga kedaulatan negara sekaligus martabat bangsa. Kehadiran tiga serangkai nuklir ini menjadi simbol kesiapan Tiongkok dalam menghadapi tantangan geopolitik sekaligus memperkuat posisi mereka di kancah global.

Presiden Xi Jinping dalam pidatonya mengingatkan kembali sejarah panjang perjuangan bangsa Tiongkok. Ia menekankan bahwa delapan puluh tahun lalu, setelah 14 tahun peperangan sengit, rakyat Tiongkok berhasil mengalahkan penjajah militeris Jepang. Kemenangan itu menandai kebangkitan bangsa dari krisis mendalam menuju era baru yang penuh harapan serta menjadi titik balik penting dalam sejarah dunia.

Xi Jinping menegaskan bahwa kemenangan tersebut tidak diraih sendirian. Rakyat Tiongkok berjuang bahu-membahu bersama sekutu anti-fasis serta sahabat internasional. Pemerintah dan rakyat Tiongkok, menurut Xi, tidak akan pernah melupakan dukungan negara sahabat yang telah membantu perjuangan melawan agresi asing.

Dalam pidatonya, Xi juga menekankan pentingnya akal sehat dibanding kekerasan semata. Menurutnya, keadilan dan kemajuan akan selalu mengalahkan kejahatan dan kegelapan. Ia menyerukan agar umat manusia, yang hidup di planet yang sama, bekerja sama dalam solidaritas dan menjauh dari hukum rimba di mana yang kuat memangsa yang lemah.

"Keadilan, cahaya, dan kemajuan pasti akan menang atas kejahatan, kegelapan, dan reaksi. Umat manusia, yang hidup di planet yang sama, harus bekerja sama dalam solidaritas dan hidup dalam harmoni. Kita tidak boleh kembali ke hukum rimba di mana yang kuat memangsa yang lemah,"  jelas Xi dalam pernyataan resminya, dilansir Rabu (3/9/2025).

Xi menegaskan bahwa jalur modernisasi Tiongkok tetap berlandaskan pembangunan damai. Ia menekankan Tiongkok akan selalu menjadi kekuatan bagi perdamaian, stabilitas, dan kemajuan dunia. Karena itu, ia berharap semua negara mampu belajar dari sejarah, menghargai perdamaian, dan bersama-sama menciptakan masa depan global yang lebih baik.

Suasana perayaan terasa semakin meriah saat Xi Jinping mengangkat gelas bersama para tamu dalam resepsi peringatan. Acara itu juga menampilkan pertunjukan budaya bertajuk Belajar dari Sejarah dan Menciptakan Masa Depan Bersama, yang disaksikan Xi Jinping dan Peng Liyuan bersama tamu dari dalam maupun luar negeri.

"Kami sangat berharap semua negara akan belajar dari sejarah, menghargai perdamaian, dan bersama-sama mendorong modernisasi global serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat manusia," tegasnya.

Resepsi tersebut dihadiri berbagai tokoh penting, mulai dari pemimpin asing, pejabat tinggi organisasi internasional, hingga perwakilan keluarga veteran dan martir perang. Kehadiran mereka menegaskan bahwa peringatan ini bukan hanya milik rakyat Tiongkok, tetapi juga menjadi simbol solidaritas global dalam menghargai sejarah perjuangan serta tekad menjaga perdamaian dunia.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks