![]() |
| Sam Atlman, CEO OpenAI | cover: topik.id |
OpenAI membentuk Dewan Pakar Kesejahteraan dan AI sebagai komitmen di tengah kecaman dan kritik banyak pihak mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap kesehatan mental dan sosial masyarakat. Dewan beranggotakan delapan pakar terkemuka dari berbagai bidang seperti psikologi, psikiatri, dan interaksi manusia-komputer.
Tujuan utama dewan ini adalah memberikan panduan dalam mengembangkan ChatGPT dan Sora agar lebih bermanfaat, aman, dan berkontribusi positif bagi kesejahteraan pengguna di berbagai usia. Melalui forum ini, OpenAI berupaya memahami lebih dalam bagaimana teknologi dapat berinteraksi secara sehat dengan manusia di tengah perkembangan AI yang semakin cepat.
Sebelum dewan ini dibentuk secara resmi, OpenAI telah lebih dulu berkonsultasi secara informal dengan sejumlah ahli, terutama saat mengembangkan fitur kontrol orang tua dan notifikasi untuk mendeteksi tanda-tanda kesulitan pada remaja pengguna ChatGPT.
OpenAI merincikan dengan adanya struktur formal, kolaborasi tersebut diperluas untuk mencakup para pakar yang berfokus pada perilaku digital, perkembangan remaja, dan kesehatan mental. Pendekatan multidisiplin ini diharapkan memberikan perspektif yang lebih kaya tentang bagaimana masyarakat berinteraksi dengan AI dan bagaimana teknologi dapat mendukung tumbuh kembang generasi muda.
"Kami telah membentuk Dewan Pakar Kesejahteraan dan AI untuk memandu upaya berkelanjutan kami dalam membangun pengalaman ChatGPT dan Sora yang lebih bermanfaat bagi semua orang . Dewan yang beranggotakan delapan orang ini menyatukan para peneliti dan pakar terkemuka dengan pengalaman puluhan tahun mempelajari bagaimana teknologi memengaruhi emosi, motivasi, dan kesehatan mental kita," tulis OpenAI dalam pengumuman resminya, seperti dilansir Rabu (15/10/2025).
Meski dewan ini memiliki peran penting sebagai penasihat, tanggung jawab utama tetap berada di tangan OpenAI. Perusahaan menegaskan bahwa keputusan strategis tetap dibuat secara internal, namun dengan landasan masukan ilmiah dari para ahli dan kolaborasi dengan Jaringan Dokter Global serta pembuat kebijakan. Pendekatan ini mencerminkan tekad OpenAI untuk memastikan inovasi AI-nya tidak hanya canggih secara teknis, tetapi juga memperhatikan sisi kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.
Anggota dewan terdiri dari tokoh-tokoh dengan rekam jejak luar biasa di bidangnya. Di antaranya David Bickham dari Harvard yang meneliti dampak media digital pada anak muda, Mathilde Cerioli dari everyone.AI yang fokus pada hubungan antara AI dan perkembangan kognitif anak, serta Munmun De Choudhury dari Georgia Tech yang mengeksplorasi kesehatan mental melalui teknologi daring.
Selain itu, ada Tracy Dennis-Tiwary dari Hunter College yang mengembangkan terapi digital berbasis permainan, dan Sara Johansen dari Stanford yang memimpin klinik kesehatan mental digital. Mereka bergabung dengan David Mohr dari Northwestern University, Andrew Przybylski dari Oxford, dan Robert Ross, pakar kesehatan masyarakat yang berpengalaman dalam filantropi kesehatan.
Dewan ini telah memulai kerja dengan sesi tatap muka perdana untuk memperdalam pemahaman mengenai proyek OpenAI dan mendiskusikan arah kebijakan ke depan. Kolaborasi akan berlangsung secara berkelanjutan, melalui pertemuan rutin untuk meninjau pendekatan keselamatan dan interaksi pengguna ChatGPT, serta menentukan langkah-langkah etis dalam menghadapi situasi kompleks.
"Sebagai contoh, untuk peluncuran kontrol orang tua , kami berkonsultasi dengan masing-masing anggota untuk membantu kami memprioritaskan kontrol mana yang akan dibangun terlebih dahulu dan cara terbaik untuk memberi tahu orang tua jika anak remaja mereka tampak dalam kesulitan," ungkapnya.
Selain itu, dewan juga berperan dalam merumuskan konsep kesejahteraan digital yang ingin diwujudkan melalui ChatGPT. Diskusi mereka tidak hanya soal pencegahan dampak negatif, tetapi juga bagaimana AI dapat menjadi alat positif yang membantu pengguna menjalani hidup lebih sehat dan produktif. OpenAI berharap, dengan panduan dari para pakar, ChatGPT dapat menjadi mitra digital yang mendukung keseimbangan emosi, pembelajaran, dan interaksi sosial yang lebih baik bagi semua kalangan.
Melengkapi kerja Dewan Pakar, OpenAI juga menggandeng Jaringan Dokter Global, kelompok multidisiplin beranggotakan dokter dan peneliti yang menguji perilaku model ChatGPT di dunia nyata. Tim ini membantu memastikan kebijakan dan respons AI selaras dengan praktik klinis terbaik di bidang psikiatri, pediatri, dan intervensi krisis.
"Bersama Dewan Pakar Kesejahteraan dan AI yang memberikan saran tentang pendekatan kami yang lebih luas terhadap kesejahteraan, kami juga bekerja sama dengan subkelompok multidisiplin yang terdiri dari dokter dan peneliti kesehatan mental dalam Jaringan Dokter Global untuk membentuk perilaku dan kebijakan model kami, serta menguji bagaimana ChatGPT merespons dalam situasi dunia nyata," terangnya.
Industri film soroti aplikasi AI Sora 2.
![]() |
| CEO OpenAI, Sam Altman | cov: topik.id |
Terpisah, sebelumnya aplikasi Sora 2 dikritik keras dari berbagai kalangan industri kreatif, termasuk Motion Picture Association (MPA). Ketua dan CEO MPA, Charles Rivkin menegaskan bahwa penyebaran video yang melanggar hak cipta di platform OpenAI serta media sosial menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap konten yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Ia menyebut, fenomena ini bukan sekadar tantangan teknis, tetapi persoalan hukum yang menuntut tanggung jawab jelas dari pihak pengembang.
Menurut Rivkin, sejumlah video yang meniru film, acara, dan karakter milik anggota MPA telah beredar luas tanpa izin. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang bagaimana teknologi generatif dapat disalahgunakan untuk menggandakan atau memodifikasi karya berhak cipta. Meskipun OpenAI telah menyatakan akan segera memberikan kendali lebih besar kepada pemegang hak cipta, MPA menilai langkah tersebut belum cukup.
Rivkin menegaskan bahwa mencegah pelanggaran hak cipta bukan tugas pemegang hak cipta semata, melainkan tanggung jawab utama penyedia layanan seperti OpenAI. Ia menuntut tindakan tegas dan segera untuk mengatasi penyalahgunaan Sora 2, agar hak-hak kreator tetap terlindungi.
"Sejak Sora 2 dirilis, video yang melanggar hak cipta film, acara, dan karakter anggota kami telah tersebar luas di layanan OpenAI dan di media sosial. Meskipun OpenAI mengklarifikasi bahwa mereka akan 'segera' menawarkan pemegang hak cipta lebih banyak kendali atas pembuatan karakter, mereka harus mengakui bahwa mencegah pelanggaran hak cipta pada layanan Sora 2 tetap menjadi tanggung jawab mereka, bukan pemegang hak cipta," tegas Ketua dan CEO MPA, Charles Rivkin dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Minggu (12/10/2025).
Pernyataan tersebut dari kekhawatiran yang lebih luas di industri hiburan terhadap pesatnya perkembangan kecerdasan buatan generatif. Teknologi seperti Sora 2 memungkinkan pengguna membuat video dengan kualitas sinematik.
Namun tanpa sistem perlindungan yang kuat, hasilnya bisa menimbulkan pelanggaran skala besar. Industri film melihat hal ini sebagai ancaman langsung terhadap keberlangsungan ekonomi kreatif global.
MPA telah lama menjadi garda depan dalam melindungi karya para pembuat film dan produser di seluruh dunia. Melalui berbagai inisiatif hukum dan advokasi, asosiasi ini berupaya memastikan bahwa perkembangan teknologi berjalan sejalan dengan perlindungan hak cipta.
Rivkin menilai, kolaborasi antara pengembang AI dan industri hiburan menjadi kunci agar inovasi tidak mengorbankan etika dan hukum, hak cipta yang mapan melindungi hak-hak kreator.
"OpenAI perlu mengambil tindakan segera dan tegas untuk mengatasi masalah ini. Hukum hak cipta yang mapan melindungi hak-hak kreator dan berlaku di sini," mintanya.
Sebagai organisasi yang mewakili studio besar seperti Netflix, Disney, Warner Bros. Discovery, dan Universal, MPA menegaskan komitmennya untuk membela para pendongeng dan kreator di semua platform. Bagi MPA, teknologi harus menjadi alat yang memperkuat kreativitas, bukan melemahkan hak kepemilikan atas karya. Perlindungan hukum menjadi fondasi agar industri tetap sehat dan berkelanjutan.
"MPA berperan sebagai suara dan advokat terdepan bagi industri film, video rumahan, dan televisi. MPA bekerja di seluruh dunia untuk memajukan industri kreatif, melindungi konten anggotanya di semua layar, membela kebebasan kreatif dan artistik para pendongeng, dan mendukung model distribusi inovatif yang menghadirkan perluasan pilihan tontonan bagi penonton di seluruh dunia," tutupnya.

.webp)