![]() |
| Google AI Studio | dok: @google |
Google memperkenalkan dua alat baru di Google AI Studio yang dirancang untuk membantu pengembang memahami dan meningkatkan kualitas keluaran sistem kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI). Melalui fitur log dan kumpulan data (dataset) yang baru diluncurkan, pengembang kini dapat memantau kinerja aplikasi AI secara lebih mudah dan akurat tanpa harus menulis kode tambahan, sebelumnya Google AI Studio juga merilis galeri aplikasi, vibe coding.
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan aplikasi berbasis AI adalah menjaga konsistensi dan kualitas hasil yang dihasilkan model. Google menekankan bahwa alat baru ini memberikan observability yang lebih baik, sehingga proses pengujian, analisis kesalahan, dan debugging dapat dilakukan dengan lebih cepat. Selain itu, sistem ini juga menjadi fondasi bagi pengembangan kemampuan evaluasi AI yang lebih luas di masa depan.
"Meluncurkan log dan kumpulan data, alat baru di Google AI Studio yang dirancang untuk memberi Anda gambaran yang jelas tentang kinerja aplikasi AI Anda dan meningkatkan alur pengembangan aplikasi Anda," tulis Google dalam pengumuman resminya, seperti dilansir topik.id, Jumat (31/10/2025).
Pengguna cukup mengaktifkan fitur “Aktifkan Pencatatan” di dasbor AI Studio untuk mulai melacak semua panggilan API Generate Content yang dilakukan oleh proyek mereka. Setiap interaksi, baik berhasil maupun gagal—akan tercatat otomatis di log sistem. Dengan begitu, pengembang dapat membangun riwayat lengkap interaksi pengguna dengan model tanpa harus melakukan perubahan pada kode sumber proyek.
Fitur pencatatan ini tersedia tanpa biaya tambahan di semua wilayah yang mendukung API Gemini, model bahasa besar Google. Melalui tabel log yang interaktif, pengguna dapat menelusuri berbagai data penting seperti kode respons, status permintaan, hingga input dan output model. Pendekatan ini membantu pengembang menemukan titik lemah dalam pengalaman pengguna atau perilaku model yang perlu disempurnakan.
Format kumpulan data.
Selain pencatatan otomatis, Google juga menghadirkan kemampuan untuk mengekspor log menjadi kumpulan data dalam format CSV atau JSONL. Kumpulan data ini dapat digunakan untuk evaluasi luring, pengujian model baru, atau analisis performa jangka panjang. Dengan mendeteksi contoh kasus di mana model bekerja baik atau justru menurun, pengembang dapat membangun standar hasil yang konsisten dan dapat direproduksi.
"Anda juga memiliki opsi untuk berbagi set data tertentu dengan Google guna memberikan masukan mengenai perilaku model menyeluruh untuk kasus penggunaan spesifik Anda. Set data bersama akan digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan produk dan layanan Google, termasuk meningkatkan dan melatih model kami," jelasnya.
Google turut membuka opsi untuk berbagi kumpulan data tertentu dengan perusahaan guna memberi masukan terhadap perilaku model secara umum. Data tersebut, menurut Google, akan dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan dan melatih model AI generasi berikutnya. Hal ini memperlihatkan arah pengembangan kolaboratif antara pengembang dan platform, di mana masukan dari lapangan membantu memperkuat kemampuan AI di skala global.
Google juga mengundang para pengembang untuk mencoba fitur baru ini melalui mode Build di Google AI Studio. Setelah logging diaktifkan pada tingkat proyek, pengguna dapat memantau perjalanan aplikasi dari tahap prototipe hingga produksi.
"Mulailah membuat prototipe dan membangun aplikasi berbasis AI dalam mode Build Google AI Studio . Setelah mengaktifkan logging di tingkat proyek, Anda dapat memantau aplikasi Anda dari prototipe pertama hingga tahap produksi," ungkapnya.
