Lonjakan AI dorong ekonomi Asia Tenggara, Google: Rp4,487 kuadriliun

Google menilai bahwa potensi AI di kawasan Asia Tenggara akan menjadi penggerak utama ekonomi masa depan.

author photo
A- A+
AI Class ASEAN | cover: topik.id

Gelombang adopsi kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) tengah melanda Asia Tenggara, menjadikannya salah satu kawasan dengan pertumbuhan teknologi paling cepat di dunia. Populasi muda yang terbuka terhadap inovasi digital menciptakan ekosistem ideal bagi lahirnya ekonomi berbasis AI. 

Berdasarkan laporan "Peluang AI di Asia Tenggara", sekitar 70 persen penduduk di kawasan ini telah menggunakan perangkat AI generatif setiap minggu. Menurut Google, tingkat partisipasi ini berpotensi menambah nilai ekonomi regional hingga USD270 miliar (setara Rp4.487.400.000.000.000), sebuah pencapaian yang disebut sebagai momentum luar biasa bagi transformasi digital Asia Tenggara.

"AI berkembang pesat, dengan 70% penduduk di kawasan ini telah menggunakan perangkat AI generatif setiap minggu. Adopsi ini dapat membantu mendorong tahap pertumbuhan berikutnya, yang berpotensi meningkatkan ekonomi kawasan ini sebesar US$270 miliar," tulis Google dalam laporan resminya, seperti dilansir topik.id, Minggu (26/10/2025).

Pertumbuhan ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan hasil dari kesiapan digital dan dorongan kuat untuk berinovasi. Google menilai bahwa potensi AI di kawasan ini akan menjadi penggerak utama ekonomi masa depan, jika mampu dimanfaatkan secara inklusif dan berkelanjutan. 

Dalam forum ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) yang diselenggarakan bersamaan dengan KTT ASEAN ke-47, perusahaan tersebut meluncurkan berbagai inisiatif yang berfokus pada kolaborasi lintas negara dan peningkatan keterampilan digital masyarakat.

Salah satu terobosan terbesar dalam pemanfaatan AI di Asia Tenggara datang dari dunia sains. Teknologi AlphaFold besutan Google DeepMind telah digunakan oleh lebih dari 85.000 peneliti untuk memprediksi struktur protein tiga dimensi secara akurat. 

"AI mempercepat laju penemuan ilmiah di Asia Tenggara. AlphaFold , teknologi AI dari Google DeepMind yang telah merevolusi pemahaman kita tentang protein, telah menjadi alat yang sangat diperlukan di seluruh kawasan ini, dengan lebih dari 85.000 peneliti menggunakan Basis Data AlphaFold untuk memodelkan struktur protein 3D yang rumit," ungkapnya.

Di Malaysia, peneliti memanfaatkan teknologi ini untuk mempercepat penemuan pengobatan melioidosis, sedangkan di Singapura, para ilmuwan menggunakannya untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit Parkinson. Inovasi ini memperlihatkan bagaimana AI dapat mempercepat penemuan ilmiah dan membuka peluang baru dalam riset medis.

Selain berperan di dunia kesehatan, AI juga menjadi katalis bagi keberlanjutan dan ketahanan lingkungan. Melalui tim AnthroKrishi, Google DeepMind memperluas API Pertanian ke Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. 

Teknologi ini menyediakan data pertanian secara real-time, mulai dari jenis tanaman, luas lahan, hingga jarak ke sumber air, untuk membantu petani menghadapi perubahan iklim dan meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Pendekatan ini menjadi contoh konkret bagaimana AI dapat berkontribusi pada sektor pertanian yang lebih tangguh dan efisien.

Pengembangan perangkat berbasis AI.

data: Google dan Publicfirst

Google juga berupaya mendorong transisi menuju energi bersih melalui kerja sama dengan lembaga nirlaba TransitionZero. Melalui pendanaan sebesar 1,5 juta dolar AS, Google mendukung pengembangan perangkat berbasis AI yang mampu membantu pemerintah dan organisasi merencanakan investasi energi bersih secara lebih hemat biaya. Inisiatif ini telah dimulai di Malaysia dan Singapura, dengan harapan menjadi model penerapan AI untuk kebijakan energi yang cerdas dan berkelanjutan di seluruh kawasan.

Selain inovasi teknologi, Google menempatkan peningkatan keterampilan masyarakat sebagai prioritas utama. Program AI Ready ASEAN yang digagas bersama ASEAN Foundation telah melatih lebih dari 800.000 anak muda, pendidik, dan orang tua tentang literasi AI

Platform pembelajaran daring AI Class ASEAN yang diluncurkan pada 2024 telah menarik lebih dari 14.000 pengguna dalam dua bulan, menyediakan akses pelatihan berbasis mandiri yang relevan dengan kebutuhan ekonomi digital masa depan.

"Pendekatan kami dimulai dengan membangun fondasi literasi AI yang kuat bagi semua orang. Dukungan Google.org terhadap peluncuran inisiatif AI Ready ASEAN oleh ASEAN Foundation merupakan inti dari komitmen ini. Sejak diluncurkan pada Oktober 2024, program regional ini telah membekali lebih dari 800.000 anak muda, pendidik, dan orang tua dengan keterampilan literasi AI yang esensial," jelasnya.

Kesadaran terhadap pentingnya kesejahteraan digital juga menjadi fokus. Google.org menyalurkan dana sebesar 5 juta dolar AS untuk mendukung program literasi digital remaja di Asia Tenggara, membantu mereka memahami penggunaan teknologi yang sehat dan bertanggung jawab. 

Selain itu, Gemini Academy telah melatih lebih dari 290.000 guru di kawasan ini untuk mengintegrasikan AI ke ruang kelas, sementara pelajar berusia 18 tahun ke atas mendapat kesempatan menggunakan Gemini Pro AI secara gratis selama satu tahun.

"Peluang di masa depan hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi. Dengan bekerja sama erat dengan pemerintah, pelaku bisnis, dan komunitas di seluruh ASEAN, kita dapat membangun ekosistem AI yang inovatif, inklusif, dan bertanggung jawab," tutup dalam laporan itu.

Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks